Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Semiotika Politik Got

Semiotika Politik Got

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Ming, 12 Sep 2021
  • visibility 47
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh: Andre Vincent Wenas

Akhirnya got naik kelas. Jadi wacana dunia sosial-politik nasional! Ada yang masuk got untuk inspeksi saluran, dan ada juga yang masuk got lantaran kecemplung. Inspeksi, itu artinya ya memeriksa on-the-spot (turba, turun ke bawah), kerja lapangan, kerja nyata, untuk memastikan segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Ini sering tidak disukai oleh bawahan yang malas dan sukanya kasih laporan ABS  (asal bapak senang).

Kucemplung, ya bisa gara-gara meleng, takabur, atau tidak waspada atau malah tidak peduli pada keadaan lingkungan, lantaran sibuk dengan hal lain. Istilah dalam manajemen sering diolok sebagai, “Semua kerjaan beres kecuali kerjaan utama, semua tugas dikerjakan kecuali tugas utama.”

Akhirnya semiotika politik got yang lagi naik daun akhir-akhir ini pun mengundang banyak tafsiran. Ada yang bilang, pejabat yang kecemplung (bukan inspeksi) got itu adalah tanda-tanda alam tentang keruntuhannya. Wuihh… serem.

Ya, kalau ingat cerita Prof. C.A. van Peursen (Strategi Kebudayaan), memanglah masyarakat kita dikenal masih hidup dalam tiga tahapan alam budaya sekaligus.

Ada yang masih di tahapan Mitis, yaitu sikap manusia dirinya masih merasa dikepung oleh berbagai kekuatan gaib di sekitarnya. Banyak dewa-dewi alam raya, penguasa kesuburan, api, keberuntungan, kesehatan (kejantanan), dan berbagai proyeksi minat atau hasrat lainnya masih eksis dalam pentas mitos kita semua.

Lalu ada juga yang berada di tahapan Ontologis. Yaitu mereka yang tidak lagi hidup dalam kepungan kuasa mistis, melainkan sudah bebas dan malah ingin meneliti segala hal. Mereka bisa mengambil jarak (distansi) terhadap obyek yang dulu dirasakan mengepung mereka (mitos). Ia mulai berteori tentang hakikat segala sesuatu (ontologi).

Kemudian ada yang sudah di tahapan Fungsional. Ini sikap dan alam pikiran yang tidak terpesona lagi oleh hal mistis. Juga ia tidak cuma ambil jarak dari obyek penyelidikannya (seperti sikap ontologis), ia melangkah lebih jauh dengan membuat semacam relasi atau suatu kebertautan yang baru terhadap segala sesuatu dalam lingkungannya. Obyek dipandang menurut peran atau fungsi yang dimainkan dalam relasi keseluruhan yang saling bertautan.

Tak usah terlalu pusing dengan teori di atas. Kita sadari saja bahwa semiotika got yang barusan naik daun ini memang bisa membantu menjelaskan fenomena politik kontemporer kita.

Bahwa got atau selokan itu adalah saluran air (kotor) yang secara fungsional adalah untuk menyalurkan air pembuangan dan/atau air hujan untuk dibawa ke suatu tempat agar tidak menjadi masalah bagi lingkungan dan kesehatan.

Begitu menurut penjelasan di Wikipedia. Lalu penjelasan lanjutannya, selokan umumnya terdapat di pinggir jalan, didesain untuk mengalirkan kelebihan air hujan dan air permukaan dari jalan raya, tempat parkir, sisi jalan, dan atap.

Secara teknis keterangannya begini, besarnya selokan dihitung atas dasar curah hujan tertinggi, aliran air buangan ataupun air tanah (khususnya didaerah pegunungan), ataupun dari waduk untuk mengalirkan air keperluan irigasi. Kalau kekecilan dapat mengakibatkan air dari selokan meluap keluar dari selokan bahkan dapat mengakibatkan banjir.

Agar air dalam selokan dapat berjalan dengan lancar perlu dilakukan perawatan selokan secara reguler untuk membuang aliran air dari sampah.

Jadi, kita mau melihatnya secara praktis dan sederhana saja.

Bahwa memang perlu got (selokan, saluran air) itu diinspeksi secara rutin. Diinspeksi itu artinya yang dilihat dan diperiksa adalah got itu sendiri. Diteliti dan diperiksa, jikalau got itu adalah saluran air yang besar ukurannya mungkin perlu turun ke bawahnya untuk diperiksa.

Lalu kalau got itu tidak ada penutupnya, dan dirasa bisa membahayakan warga (terutama untuk anak kecil dan ibu hamil misalnya), ya mestilah dipasang penutupnya.

Karena kalau tidak diperiksa (diinspeksi) dengan teliti, risikonya bisa mampat, atau malah kucemplung sendiri. Apa lagi kalau intensi jalan-jalan di perkampungan kota itu bukan untuk kerja inspeksi, tapi cuma untuk pencitraan, yah bablaslah…

Masyarakat pun bisa belajar dari semiotika got, atau politisasi got ini. Bahwa memilih pemimpin yang mau merendahkan diri untuk turun memeriksa ke bawah itu ternyata lebih baik, dari pada memilih mereka yang hanya mendongak ke atas sambil melambai-lambaikan tangan dan mengabaikan eksistensi got yang ada di bawah sana.

Namun semua sudah terjadi. Apa boleh buat.

Kita hanya mau bilang, jangan terlalu kecil hati, masih banyak kok got di Jakarta yang perlu diinspeksi.

Sabtu, 11 September 2021

Penulis merupakan pemerhati ekonomi-politik

Foto utama oleh ceklissatu.com

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Penduduk Miskin NTT hingga Maret 2019 sebesar 1,14 Juta Orang

    Penduduk Miskin NTT hingga Maret 2019 sebesar 1,14 Juta Orang

    • calendar_month Sel, 16 Jul 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kebutuhan dasar (basic need approach) untuk mengukur kemiskinan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan dan bukan makanan). Metode ini dipakai oleh BPS sejak tahun 1998 agar hasil […]

  • Kemkominfo Bangun 421 BTS Tower di Provinsi NTT

    Kemkominfo Bangun 421 BTS Tower di Provinsi NTT

    • calendar_month Sel, 29 Jun 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Base Transceiver Station (BTS) ‘infrastruktur telekomunikasi yang memfasilitasi komunikasi nirkabel antara peranti komunikasi dan jaringan operator’ akan dibangun di 421 desa dan diselesaikan pembangunannya tahun 2021—2022. Demikian diungkapkan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G. Plate pada saat memberikan sambutan dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pembangunan BTS di Provinsi NTT yang dilaksanakan di […]

  • Presiden Prabowo Naikkan Gaji Hakim Hingga 280 Persen

    Presiden Prabowo Naikkan Gaji Hakim Hingga 280 Persen

    • calendar_month Kam, 12 Jun 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 35
    • 0Komentar

    Loading

    Presiden Prabowo mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk mencari uang demi menaikkan gaji hakim. Ia bahkan tidak segan untuk mengurangi postur anggaran dari TNI dan Polri.   Jakarta | Presiden RI, Prabowo Subianto resmi menaikkan gaji hakim di Indonesia. Kenaikan gaji tersebut hingga 280 persen. “Saya Prabowo Subianto Presiden RI ke-8 hari ini mengumumkan bahwa gaji-gaji […]

  • VBL Yakin Aplikasi B’Pung Petani Mampu Atasi Krisis Pangan Global

    VBL Yakin Aplikasi B’Pung Petani Mampu Atasi Krisis Pangan Global

    • calendar_month Sel, 13 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Loading

    Maumere, Garda Indonesia | Bertempat di ruang rapat utama kantor bupati Sikka, pada Minggu, 11 September 2022, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) memimpin high level meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Ikut mendampingi Gubernur, Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT, Daniel Agus P, Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho. […]

  • Indonesia Akan Jadi Tuan Rumah Pertemuan P4G pada 2022

    Indonesia Akan Jadi Tuan Rumah Pertemuan P4G pada 2022

    • calendar_month Sel, 25 Feb 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | P4G merupakan kerja sama untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs). Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan Partnering for Green Growth and the Global Goals (P4G) pada tahun 2022. Hal tersebut terungkap saat Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan Cho Myung-Rae di Istana […]

  • Aksi Damai Ratusan Warga Adat Poco Leok, Dukung PLTP Ulumbu

    Aksi Damai Ratusan Warga Adat Poco Leok, Dukung PLTP Ulumbu

    • calendar_month Sel, 20 Jun 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 57
    • 0Komentar

    Loading

    Manggarai, Garda Indonesia | Ratusan warga yang tergabung dalam Komunitas Masyarakat Adat Poco Leok, menghelat aksi damai mendukung rencana pemerintah pusat melalui PT. PLN dalam pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) unit 5—6 di Poco Leok, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain mendukung pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok, peserta aksi […]

expand_less