Melawan Lupa

Loading

Oleh : Roni Banase

Mengenal sosok pria paruh baya berusia hampir setara ini bukanlah sebuah kebetulan. Pria kelahiran Kupang, 3 Juli 1973 ini memang sosok pekerja keras. Saat saya masih menempuh kuliah di Denpasar-Bali era tahun 1993-an, ia telah bekerja keras dengan berbisnis keset kaki dan kue lapis legit dengan sistem konsinyasi di mini market maupun super market.

Sosok ini tekun menjalani perjalanan hidup miskin hingga hanya bisa makan 10 (sepuluh) hari dalam sebulan dan berpuasa selama 20 hari dan bertahan hidup dengan cara menumpang di kosan hingga menjadi pembantu selama menempuh pendidikan di Yogyakarta.

Sosok pria yang getol berkuliah meski dalam kondisi minim dukungan keuangan, namun mengotot berkuliah dari berjualan barang kelontong, menjadi sopir rental, hingga memiliki kos-kosan di Yogyakarta.

Tak ayal, pemilik nama lengkap Johanes Richard Riwoe, S.H., S.T., M.A. M.H. M.A. ini pun sukses menempuh deretan 5 (lima) gelar akademiknya dengan hasil keringatnya sendiri. Kini, ia telah memiliki beragam aset dan punya kantor Law Office Richard Riwoe & Partner, Advocates and Legal Consultants beralamat di Contennial Tower lantai 29 unit D & E Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 24—25 Karet Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan.

Tak hanya itu, mantan anggota DPRD Sleman 2004—2009 ini dikenal selalu berada pada jalan-Nya ini pun telah dianugerahi rumah idaman (tergolong mewah untuk ukuran di Jakarta, red) di bilangan Cawang Baru, Jatinegara, Jakarta Timur.

Bahkan konon, pengusaha beberapa usaha ini pun berkontribusi terhadap pembangunan Nusa Tenggara Timur dengan membayar pajak penghasilan ke KPP Pratama Kupang dengan kisaran di atas 500 juta rupiah per tahun.

Saat kami berbincang santai di salah satu hotel di kawasan Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Richard Riwoe pun menuturkan pandangannya memandang dengan kacamata konstruktif bagi kemajuan 5,3 juta penduduk NTT.

Menilik kisahnya saat maju sebagai calon gubernur NTT periode 2008—2013 dengan modal nekat hanya sekadar setengah miliar rupiah, namun Richard Riwoe mendapatkan atensi dalam perhelatan politik bersanding dengan Martha Pengko (CAMAR) dan bersaing  dengan mantan Gubernur NTT 2 (dua) periode, Alm. Frans Lebu Raya-Esthon Leyloh Foenay (FREN), Benny Kabur Harman-Alfred Kasse (HARKAT), dan paket Alfons Loemau-Frans Salesman (AMSAL).

Kini, Richard Riwoe telah menyiapkan diri melenggang ke perhelatan politik dalam Pilkada serentak 2024 dengan menyiapkan amunisi dan logistik yang memadai. Dan ia pun telah menyatakan diri berkecimpung dalam sebuah partai politik berwarna merah.

Richard Riwoe juga menyatakan diri siap maju dalam konstelasi pemilihan gubernur NTT dan memberikan ilustrasi orang kaya arogan yang lupa diri dan memperlakukan orang miskin tidak pada tempatnya.

“Saya bakal memilih menjadi kepala daerah yang benar karena berasal dari latar belakang miskin hingga menjadi kaya dan tahu diri bahwa harus berbuat sesuatu bagi orang miskin,” tekannya menutup perbincangan kami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *