Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Masih Ada Tanda Tanya Itu di Papan Kuliah, In Memoriam Prof. Felyasianus Sanga

Masih Ada Tanda Tanya Itu di Papan Kuliah, In Memoriam Prof. Felyasianus Sanga

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sab, 30 Sep 2023
  • visibility 3
  • comment 0 komentar

Oleh: Marsel Robot, Dosen Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia FKP Undana

Berita duka itu datang sebelum matahari melengkung ke barat dan riuh di ruang rutin belum memiuh keadaan. Rabu, 27 September 2023, pukul. 11.12 Wita. Prof. Felysianuas Sanga, mantan dosen dan salah seorang pendiri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Undana itu meninggal dunia di rumah sakit St. Boromeus (Kupang).

Berita pilu itu menghujam dan merajam rasa. Pun perlahan, memoar merimbun. Kisah semasa kuliah pada dekade 80-an. Prof. Sanga atau Pak Feliks lazim  disapa oleh murid-muridnya adalah dosen yang energik, visioner, filsuf, dan seniman.

Saya mengaguminya karena dua hal. Pertama, gaya mengajarnya yang dramturgikal, kadang sentimental. Ia mengonversi ruang kuliah menjadi panggung monolog atau pementasan. Semisal, ia memasuki ruang kuliah dengan teknik muncul tertentu. Memukau. Kami mengenalnya pula sebagai pengajar mata kuliah drama.

Mungkin saja, ia terinspirasi oleh dramawan Rendra yang pernah menulis, pemunculan di panggung memerlukan teknik tertentu. Sebab, teknik muncul merupakan kontak awal antara pemain dan penonton. Teknik muncul sangat menentukan sebuah pertunjukan.

Pak Feliks menata rambut ikalnya begitu tipis bagian samping kiri dan kanan, bagian belakang dibiarkan lebat, bagian depan menjulur ke depan. Ia bergerak dari satu tempat ke tempat lain di dorong oleh motivasi tertentu atau oleh karena pentingnya isi pembicaraan.

Mirip monolog.

Kedua, isi perkuliahannya mengalir deras di luar logika normatif. Ia memberi kuliah bukan untuk dimengerti, melainkan untuk tidak dimengerti. Dan dari sanalah murid-muridnya mulai bertanya, rajin berpikir, dan aktif dalam berdiskusi perihal yang dikuliahkannya. Bahkan, kami baru merasakan kuliah sesungguhnya justru setelah selesai kuliah dengannya.

Biasanya, kami memulai mendiskusikan secara serius perihal materi kuliah Pak Feliks. Dengan kata lain, Ia tidak memberikan materi “siap saji” (langsung dimengerti), melainkan ia mengajarkan bagaimana cara berpikir untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Ia memberikan pacul, bukan jagung.  Karena itu, Pak Feliks selalu berusaha memerosotkan murid-muridnya dalam pertanyaan yang melingkar. Pertanyaan memicu munculnya pertanyaan baru.

Murid-murid dibikin kapok dengan penjelasan yang selalu mengundang tanda tanya. Lagi-lagi, Ia tak  ingin muridnya menjadi konsumen ilmu yang pasif dan latah, tetapi menjadi murid yang atraktif berpikir untuk menemukan ilmu itu.

Satu hal yang mengafirmasi cara pandang itu ialah bahwa ujian tidak pernah dalam bentuk pilihan ganda. Selalu dalam bentuk esai. Menurutnya, soal pilihan ganda adalah cara akademik membodohkan mahasiswa. Cara demikian mematikan jentik pikiran cerdas dan waras.

Bayangkan, sepanjang perkuliahan jarang ada kata atau kalimat yang ditulisnya di papan. Kalaupun ada kata, ia singkirkan dengan tanda garis, lingkaran, tanda kurung, kurung akulade. Pada level itu, logika normatif mengalami kerusakan berat dalam memahami tanda-tanda itu.

Rupanya, ia sedang memberikan terapi berpikir kepada murid-muridnya. Berkuliah berarti berpikir. Dengan itu, pula ia memperlakukan murid-muridnya  bukan orang bodoh, melainkan orang cerdas. Karena itu, ia hanya bertugas menyiapkan  ruang untuk meraung sejumlah tanda seperti garis, lingkaran, tanda panah, kurung akulade, dan tanda lainnya.

Belakangan, ketahuan bahwa apa yang diajarkan Sang Profesor  ialah tentang “tanda”. Ilmu yang mempelajari secara khusus tentang tanda dan maknanya disebut semiotika. Ilmu tanda dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure dan Charles Sander Peirce. Artinya,  Sesederhana apa pun sebuah tanda pasti mengandung makna tertentu.

Sang Profesor memang sangat giat mempelajari ilmu tanda. Bahkan, ia pernah melakukan riset arti ciuman dalam tradisi Orang Sabu. Ia menjelaskan, ciuman hidung adalah  tanda persaudaraan paling dalam dan dapat mengalahkan segala prasangka (kebencian). Hidung merupakan ikonik pernapasan yang mengandung arti  sehidup dan senafas.

Ia pun rajin membeberkan mitos di balik motif tenun ikat di Nusa Tenggara Timur.

Sang Profesor terkesan anti terhadap konsep atau defininsi normatif. Ia malah  berusaha mempertemukan dua ujung spektrum yang ekstrem. Katakan, berlari itu kumpulan perhentian atau diam itu ekspresi riuh.

Kuat dugaan saya, Profesor Feliks penggemar Jaques Derrida yang menganjurkan paham Dekonstruksi bahwa teks tidak lagi sebagai tatanan yang utuh melainkan arena perhelatan yang terbuka. Toh, kadang kebenaran muncul dari kesalahan.

Mungkin pula, sebagai dramawan, Sang Profesor dipengaruhi oleh watak tokoh antagon dan protagon. Kedua tokoh itu sama pentingnya. Perbedaan pada cara membawakan pesan. Tokoh protagon membawa pesan positif dengan cara positif, sedangkan tokoh antagon membawa pesan positif dengan cara yang negatif.

Hem! Itulah fitur khas pemikiran Profesor Felysianus Sanga, saya kenal dan paham  sebagai muridnya.

Kini Sang Profesor telah pergi menuju Ibunda Kesunyian

Ia tinggalkan tanda tanya di papan kuliah

Sebagian terendam air mata

karena daun cinta berderai di pusara

Di atas gundukan kesedihan ini

Tanda tanya itu berjalan dari papan tulis menuju pikiran

Profesor! Engkau kah Tanda Tanya itu?

 

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pelanggan PLN di Bali Bakal Dapat ‘Kompensasi Blackout’ 2 Mei

    Pelanggan PLN di Bali Bakal Dapat ‘Kompensasi Blackout’ 2 Mei

    • calendar_month Kam, 22 Mei 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 4
    • 0Komentar

    Pemberian kompensasi diperkirakan bakal berjalan 1—2 bulan pasca-kejadian blackout melalui tagihan bagi pengguna pascabayar atau token bagi pengguna prabayar.   Denpasar | PLN Unit Induk Distribusi (UID) Bali akan memberikan kompensasi akibat terputus jaringan kelistrikan atau blackout yang terjadi pada Jumat, 2 Mei 2025 lalu. Dilansir dari tirto.id, Senior Manager PLN UID Bali, Putu Eka […]

  • Respons Cepat Aduan Masyarakat, Pemda Belu Buka Layanan Hotline 24 Jam

    Respons Cepat Aduan Masyarakat, Pemda Belu Buka Layanan Hotline 24 Jam

    • calendar_month Rab, 14 Jul 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Belu–NTT, Garda Indonesia | Guna merespons cepat (quick response) terhadap seluruh pengaduan dan aspirasi masyarakat Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pemerintah daerah di bawah kepemimpinan Bupati, dr. Taolin Agustinus, Sp.PD – KGEH, FINASIM., dan Wakil Bupati, Drs. Aloysius Haleserens, M.M. tak henti– hentinya melakukan pembenahan dalam bidang pelayanan publik melalui peluncuran hotline (saluran […]

  • 23 Orang Meninggal Dunia Pascagempa M6,5 di Maluku

    23 Orang Meninggal Dunia Pascagempa M6,5 di Maluku

    • calendar_month Jum, 27 Sep 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Maluku, Garda Indonesia | Korban meninggal akibat gempa bumi yang melanda Maluku pada pada Kamis, 26 September 2019 pukul 08.46 WIT tertinggi diidentifikasi di Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 14 orang. Baca juga : http://gardaindonesia.id/2019/09/26/gempa-m-6-8-guncang-wilayah-maluku/ BPBD Provinsi Maluku mencatat pada Kamis, 26 September 2019 pukul 21.53 WIT, total korban meninggal sebanyak 23 orang. Agus Wibowo, Plt. […]

  • 8 Destinasi NTT Masuk Nominasi API 2020, ‘Lonely Planet’ Harap Masuk Top 10 Dunia

    8 Destinasi NTT Masuk Nominasi API 2020, ‘Lonely Planet’ Harap Masuk Top 10 Dunia

    • calendar_month Sab, 18 Jul 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengatakan Lonely Planet telah menghubunginya serta mengharapkan agar NTT tetap masuk 10 destinasi terbaik dunia 2021. “Penerbit buku travelling terkemuka di dunia ini baru saja menghubungi saya dan mengharapkan NTT tetap jadi salah satu dari 10 daerah tujuan destinasi pariwisata dunia atau Top 10 tahun […]

  • Yayasan YPKM & Komunitas KASOGI Bantu Sumur Bor ke Jemaat Imanuel Nifukani SoE

    Yayasan YPKM & Komunitas KASOGI Bantu Sumur Bor ke Jemaat Imanuel Nifukani SoE

    • calendar_month Jum, 14 Jan 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    SoE – Garda Indonesia | Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) dan Komunitas Soe Berbagi (KASOGI) menyerahkan bantuan 1 (satu) unit sumur bor beserta jaringan perpipaan, dan 1 (satu) unit bak penampungan ke Jemaat Imanuel Nifukani SoE, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis, 13 Januari 2022; Acara serah terima paket […]

  • TETAP OPTIMAL! Produktivitas Petani Cengkeh Dekat PLTP Ulumbu

    TETAP OPTIMAL! Produktivitas Petani Cengkeh Dekat PLTP Ulumbu

    • calendar_month Sen, 8 Jan 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Mataram, Garda Indonesia | Petani cengkeh di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berdekatan langsung dengan wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu telah melangsungkan panen. Kepala Desa Wewo, Laurensius Langgut, mengatakan aktivitas panen cengkeh para petani di Desa Wewo ini berdampak pada peningkatan peredaran jumlah uang dalam […]

expand_less