Ahmad Sahroni Bersuara Soal Penjarahan Rumah “Semua Orang Membenci, Saya Tidak Korupsi!”
- account_circle melihatindonesia
- calendar_month 5 jam yang lalu
- visibility 65
- comment 0 komentar

Sahroni mengaku prihatin melihat kondisi rumahnya yang rusak dan dipenuhi coretan usai insiden tersebut. Dinding rumah bahkan sempat ditutup terpal untuk menutupi tulisan bernada ejekan.
Jakarta | Mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, akhirnya muncul di hadapan publik setelah peristiwa penjarahan yang menimpa kediamannya di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dalam pertemuannya dengan warga sekitar, Sahroni menyampaikan klarifikasi atas tudingan negatif yang menyeret namanya.
Politikus yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum Partai NasDem itu menegaskan bahwa dirinya tidak pernah terlibat dalam praktik korupsi seperti yang ramai diperbincangkan.
“Semua orang membenci saya, semua orang mencari saya. Bapak ibu, saya alhamdulillah tidak korupsi,” ujarnya tegas dalam pernyataannya yang terekam video dan kini ramai beredar di media sosial, Senin, 3 November 2025.
Sahroni juga menyinggung kejadian penjarahan yang terjadi usai aksi demonstrasi pada akhir Agustus 2025. Ia menyayangkan anggapan bahwa rumah miliknya dibangun menggunakan uang rakyat.
“Tapi dianggap rumah ini adalah duit rakyat dari hasil pajak. Saya yakin tuh orang-orang yang teriak itu boro-boro bayar pajak. Pasti nunggu sembako juga, sayang bapak ibu, konteks politik di dalam ruang publik ini di frame orang yang nggak ngerti kondisinya,” kata Sahroni.
Ia mengaku prihatin melihat kondisi rumahnya yang rusak dan dipenuhi coretan usai insiden tersebut. Dinding rumah bahkan sempat ditutup terpal untuk menutupi tulisan bernada ejekan.
“Ini kalau enggak ditutup sama terpal omongannya ya Allah ya Tuhan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, Sahroni juga menyoroti tindakan warga yang ikut mengambil foto-foto keluarganya. Ia heran mengapa benda pribadi yang tak bernilai ekonomi ikut dijarah.
“Kebayang bapak ibu, foto keluarga pun dicuri, pertanyaannya buat apa coba, oke lah barang lain ambil silakan, buat apa foto keluarga diambil, buat apa gitu. Buat kenangan? Iya,” pungkasnya.
Kemunculan Sahroni ini menjadi perhatian publik dan kembali memicu diskusi luas di dunia maya mengenai sikap masyarakat terhadap figur politik serta batas antara kritik dan tindakan anarkis.(*)
- Penulis: melihatindonesia
- Editor: Roni Banase











Saat ini belum ada komentar