Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Ahok vs Anies Soal Interpelasi: Ternyata Memang Beda Kelas!

Ahok vs Anies Soal Interpelasi: Ternyata Memang Beda Kelas!

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Ming, 29 Agu 2021
  • visibility 43
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh: Andre Vincent Wenas

Prinsipnya, kalau tidak ada yang ditutup-tutupi kenapa mesti takut ketika ditanya secara resmi (interpelasi) oleh parlemen? Tatkala Ahok “digerecoki” oleh DPRD DKI Jakarta (periode 2014–2019) lantaran usulan proyek-proyek mereka ditolak oleh Pemprov, maka mereka pun mengancam Ahok dengan akan menginterpelasi (meminta keterangan dari eksekutif).

Kejadiannya di tahun 2015, kekisruhan antara legislatif dengan pihak eksekutif terkait juga program e-budgeting yang diinisiasi Ahok.

Lalu apa jawaban Ahok waktu itu?

“Ayo dong anggota DPRD interpelasi, kenapa jadi takut interpelasi ya? Supaya kalau ada interpelasi kan hak Anda bertanya (terlaksana), kami eksekutif pun akan punya hak untuk menjawab. Sehingga, semua akan melihat yang sebenarnya, enggak usah ngomong ngalor ngidul gitu loh. Itu interpelasi sudah saya tunggu-tunggu loh.”

Ini menunjukkan bahwa dalam bekerja, administrasi pemerintahan di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ini sangat transparan. Tak ada yang mesti ditutup-tutupi. Maka ia pun tak takut untuk buka-bukaan soal anggaran.

Versus gaya Anies saat inisiatif interpelasi ini diajukan oleh 2 fraksi (PDIP dan PSI) dengan total 33 anggota parlemen yang sudah menandatanganinya. Apa yang dilakukan Anies?

Anies malah mengundang 7 fraksi lainnya untuk bersantap di kediaman resminya di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis 26 Agustus 2021 malam. Tujuannya untuk menggalang koalisi agar ketujuh fraksi itu menolak interpelasi.

Ini tentu menimbulkan banyak pertanyaan di benak kita.

Pertanyaan pertama, kenapa mesti menolak interpelasi? Apakah Anies tidak bisa (tidak mampu) untuk memberi keterangan resmi yang sebenar-benarnya dan seterang-terangnya kepada parlemen soal Formula-E? Ada apa?

Dan pertanyaan lanjutannya adalah, kenapa ketujuh fraksi itu kok mau datang ke kediaman resmi Gubernur? Bukankah dengan demikian para wakil rakyat itu malahan telah merendahkan harkat martabat lembaga legislatif?

Bukankah  legislatif dan eksekutif itu punya kedudukan politik yang setara? Bukankah legislatif itu justru punya fungsi pengawasan (kontrol) terhadap kerja administrasi pemerintahan (eksekutif)? Tapi kenapa sekarang malah bertandang malam-malam ke kediaman resmi kepala daerah untuk diberi makan?

Sekarang kita jadi teringat kembali soal program e-budgeting Ahok yang waktu itu juga jadi biang keributan dengan DPRD-nya.

Bukankah e-budgeting ini program yang bagus dalam rangka transparansi, keterbukaan. Dan juga bisa mempermudah kerja administrasi pemerintahan dalam mengelola anggaran (APBD) dengan terukur dan bersih.

Tapi sewaktu Anies Baswedan menduduki Balai Kota, ia malah menolak program ini dan katanya mau mengganti dengan apa yang dinamakannya smart-budgeting. Lalu sekarang sampai dimana itu program smart-budgeting?

Apakah sedemikian smart-nya program anggaran Anies ini sehingga para wakil-rakyat dan masyarakat luas sampai tidak tahu apa-apa alias gelap gulita dengan pengelolaan anggaran daerahnya?

Ribut-ribut di tahun 2015 antara parlemen dengan pemprov yang sampai mencuatkan wacana interpelasi terhadap Ahok itu pun akhirnya pupus dengan sendirinya. Justru DPRD-nya waktu itu yang keok, akhirnya mingkem. Rupanya takut sendiri untuk buka-bukaan dalam sesi interpelasi nantinya. Loh!

Lalu kabarnya setelah batal menginterpelasi, mereka malah mau mengajukan hak-angket, alias pemakzulan (impeachement). Tapi toh itu pun akhirnya pupus juga. Loh lagi!

Kembali ke soal Anies.

Rupanya sekarang ini Anies gemetaran dengan rencana interpelasi soal Formula-E ini. Mengapa ya? Apakah memang Anies ini beda kelas dengan Ahok? Beda kelas dalam soal transparansi dan kejujuran pengelolaan anggaran.

Sehingga kita pun bertanya pula kepada parpol Gerindra, Golkar, NasDem, Demokrat, PKS, PAN, PKB dan PPP, apakah ada hal yang kalian takutkan dengan keterangan yang mesti (bakal) dipaparkan oleh Gubernur saat sesi interpelasi?

Jadi yang gemetaran dengan interpelasi ini sebetulnya siapa? Apakah Anies? Apakah ketujuh fraksi itu? Atau keduanya?

Minggu, 29 Agustus 2021

Penulis merupakan pemerhati ekonomi-politik

Foto utama (*/istimewa/sidang parlemen)

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bantuan Bina Lingkungan PT Jasa Raharja NTT bagi Rumah Ibadah

    Bantuan Bina Lingkungan PT Jasa Raharja NTT bagi Rumah Ibadah

    • calendar_month Kam, 30 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 70
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sejalan dengan Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-02/MBU/7/2017 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan, sejak 29—30 April 2020, Jasa Raharja Cabang NTT menyerahkan bantuan bina lingkungan fitur sarana ibadah untuk Rumah Ibadah. Pada Rabu, 29 April 2020, Kepala Cabang PT Jasa Raharja Nusa Tenggara Timur didampingi Kepala Unit Keuangan, Akuntansi & PKBL […]

  • Mahfud MD Siap Kawal Kasus Johnny Plate

    Mahfud MD Siap Kawal Kasus Johnny Plate

    • calendar_month Kam, 18 Mei 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 45
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD mengaku akan terus mencermati dan mengawal kasus dugaan korupsi yang melibatkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate sebagai tersangka. Di samping itu, pihaknya juga meminta publik menunggu proses hukum dan peradilan berjalan atas kasus hukum tersebut. “Jadi, yakinlah dan […]

  • Etape Timor Tuntas, Pesepeda Tour De EnTeTe Tiba di Pulau Sumba

    Etape Timor Tuntas, Pesepeda Tour De EnTeTe Tiba di Pulau Sumba

    • calendar_month Sab, 13 Sep 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 48
    • 0Komentar

    Loading

    Salah satu anggota Tim Jakarta Pro Cycling (JPC) Indonesia yakni Muhammad Abdurrohman menyatakan siap menjajal rute di Pulau Sumba dan menyampaikan kesan baiknya pada etape di Pulau Timor.   Soe | Usai menaklukkan lekukan jalan Timor Raya dari Kota Atambua ke Kota SoE, ibu kota Timor Tengah Selatan (TTS), para pesepeda Tour De EnTeTe disambut […]

  • Resmikan IAKN Kupang, Menteri Agama : Lulusan Harus Mampu Bersaing

    Resmikan IAKN Kupang, Menteri Agama : Lulusan Harus Mampu Bersaing

    • calendar_month Sab, 28 Nov 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Menteri Agama RI, Fachrul Razi didampingi Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi (JNS) meresmikan Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang di halaman depan gedung IAKN Kupang pada Jumat, 27 November 2020. Peresmian IAKN ditandai dengan pemukulan gong, penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita yang berjalan dengan hikmat. Menurut Menteri Fachrul Razi, […]

  • Rencana Aksi Reuni 212 pada 2 Desember, Polri Siapkan Skema Pengamanan

    Rencana Aksi Reuni 212 pada 2 Desember, Polri Siapkan Skema Pengamanan

    • calendar_month Kam, 25 Nov 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 57
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Polri menyatakan telah mengantisipasi penyelenggaraan Reuni Aksi 212 dengan titik pusat di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat pada Kamis, 2 Desember 2021. “Langsung Polda Metro sudah mengantisipasi kegiatan tersebut,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, pada Rabu, 24 November 2021. Irjen Dedi Prasetyo menyatakan bahwa […]

  • Penonaktifan Direktur Penyelidikan KPK Tak Langgar Kode Etik

    Penonaktifan Direktur Penyelidikan KPK Tak Langgar Kode Etik

    • calendar_month Sel, 20 Jun 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 33
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) menilai keputusan yang diambil Ketua KPK Firli Bahuri dan komisioner lainnya terkait pemberhentian Brigjen Endar Priantoro sebagai Direktur Penyelidikan tidak melanggar kode etik. Dewas KPK menilai laporan dugaan pelanggaran kode etik Firli cs tak bisa dilanjutkan karena tak cukup bukti. Adapun laporan itu disampaikan […]

expand_less