Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Bukankah Kita Butuh Tanah dan Perhatian?

Bukankah Kita Butuh Tanah dan Perhatian?

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sab, 23 Jan 2021
  • visibility 3
  • comment 0 komentar

Oleh: Lejap Yuliyant Angelomestius, S. Fil.

Sore itu, Jona berkunjung ke gubukku. Ia adalah sahabat kecilku di Dili. Kami memang pernah hidup bersama sebagai tetangga sebelum akhirnya berpisah setelah kami sama-sama memutuskan integrasi ke Indonesia di tahun 1999. Kini, Ia dan keluarga tinggal di Lakmaras, sebuah desa kecil di bagian utara Kabupaten Belu, sedangkan aku dan keluarga telah menetap di Maktaen,  dusun kecil yang berada di bagian Selatan Kabupaten Belu.

Di tempatku, kami banyak bernostalgia dengan pengalaman kecil di Bumi Lorosae. Ada banyak cerita masa kecil yang selalu diulangnya yang membuat kami tertawa lepas, namun ada juga cerita yang ia hindari.  Ya, itu cerita tentang perjuangan ayahku pada  peristiwa integrasi Timor-Timur di tahun 1975.

Ayahku (Raja Alexandrino Borromeu) adalah salah satu Tokoh Apodeti Penandatanganan Petisi Balibo. Semasa hidupnya, Cinta akan Merah Putih terlalu kuat melekat di jiwanya. NKRI sebagai harga mati selalu menjadi roh baginya. Sebagai wujud kecintaannya pada Indonesia, ia termasuk dalam daftar para tokoh yang memperjuangkan integrasi. Namun, begitulah nasibnya, tentangnya kini terlebur dalam amnesia NKRI. Jasadnya tak ditemukan di Makam Para Pahlawan.

Hampir sejam lamanya kami bernostalgia dengan cerita lucu masa kecil hingga akhirnya diam sembari meneguk secangkir kopi hangat yang dibawa Jona.  Kopi Lakmaras. Ya, kopi itu memang selalu menjadi kesukaanku, karena setiap tegukannya selalu menarik hasrat dalam raga dengan gairah fantasi yang luar biasa.

Apalagi di tempat ini, alam pun seakan ikut mendukung dengan dandanannya yang memesona karena pada setiap celah barisan bukit-bukit kecil menampakkan pemandangan Pohon Pinus yang kokoh berdiri menantang angin dengan ratusan burung walet yang menghiasi rantingnya yang sesekali beterbangan tanpa panik sembari sesekali membasuh tubuh pada sisa air hujan yang masih menempel pada  daunnya sambil membunyikan suara cicitnya.

Memang, di tanah ini alam sangat bersahabat. Tumbuhan dan satwa langka masih dapat dijumpai tanpa harus  mengadopsinya dari bumi lain.

Aku melihat Jona turut larut dalam pujian alam itu. Ia seakan terlebur dalam kegembiraan makhluk ciptaan dengan kebaikan Sang Khalik

Saat itu, aku tak mau mengusik kekaguman Jona, kini terseret dalam sentilan murkah di jiwa. Murkah itu ada dan telah berdiam lama di jiwa. Murkah kepada pemerintah yang sudah berpuluh tahun lamanya masih mengabaikan perjuangan kami dalam mengangkat Merah Putih pada peristiwa korban di Bumi Lorosae.

Memang beginilah hidup kami yang disebut sebagai pahlawan, cuma diberi uang yang juga habis dikantong tuan tanah. Inilah nasib kami yang disebut sebagai pejuang; hanya diberi sembako yang juga hilang di perut tetangga. Hidup kami memang lebih hina dari burung walet karena setiap waktu hanya mengisi lapar raga dengan mengeluh, menghilangkan haus dahaga  dengan bersungut sebagai balasan jasa dari Pemerintah atas kepatriotan kami.

Hari mulai malam. Perhatian Jona telah beralih pada jatuhnya si raja siang dalam pelukan Pertiwi.  Di dalam dada, aku merasakan hasratku terus memberontak. Ingin sekali aku menghujat. Ingin sekali aku mencaci-maki. Roh kebaikan yang bersemayam dalam diri telah berubah rupa menjadi murkah. Alam yang sebenarnya bersahabat dalam pandangan mata, kini dirasakanku sebagai neraka. Memori darah masa lalu telah kembali memantik jiwaku untuk sebuah aksi anarkis karena sebuah realitas  yang terlupakan.

“Ratu, seandainya tanah ini milikku, aku akan membangun sebuah gubuk untuk burung walet yang ada di sore tadi itu”. Jona memecahkan keheningan dengan sebuah pengandaian.

Sambil menyeruput kopi yang sudah kehilangan hangat, aku  kemudian memegang pundaknya sembari tersenyum dan berkata: “Sobat, jika tanah ini adalah milikku, aku juga akan menanam banyak Pohon Pinus agar menjadi tempat bagi satwa liar untuk berteduh.  Tapi itulah kita dan nasib. Kita hanya bisa terus mengeluh menagih janji kehidupan yang layak di negeri yang telah patah sayap kasih sayang sembari meletakan kepala pada tanah sengketa dan sewaan”.

“Bukankah kita butuh tanah dan perhatian dari Pemerintah?” Jona menambahkan.

Kami saling memandang dalam rasa kasihan, sebelum memandang potret ayah yang di dalamnya tertulis: Merah Putih adalah Jiwaku. NKRI sebagai Harga Mati adalah Rohku.(*)

*/Inspirasi Kisah Perjuangan Ratu Asia Borromeu, Tokoh Pejuang Integrasi Timor-Leste

Foto utama oleh destinasian

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • SMKN 3 Mataram dan PLN UIP Nusra Kejar Bengkel Konversi Grade A

    SMKN 3 Mataram dan PLN UIP Nusra Kejar Bengkel Konversi Grade A

    • calendar_month Ming, 18 Mei 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Bengkel konversi SMKN 3 Mataram juga telah menghasilkan 66 produk kendaraan listrik, termasuk motor konversi, dokar listrik, buggy car, sepeda listrik, dan gerobak listrik. Produk unggulan SMK 3, R-One Smekti, bahkan berhasil tampil di ajang nasional IEMS 2022 di Jakarta.   Mataram | Sekolah binaan program ‘PLN Peduli’ PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa […]

  • PLN Siap Pasok Listrik di Perbatasan Papua Nugini

    PLN Siap Pasok Listrik di Perbatasan Papua Nugini

    • calendar_month Ming, 16 Jul 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik antar-negara di Desa Wutung, batas wilayah Indonesia dan Papua Nugini. Sebagai tindak lanjut kunjungan bilateral Presiden RI Joko Widodo pada Juni lalu, membahas kerja sama Indonesia dan Papua Nugini, PLN melakukan pertemuan dengan perwakilan pemerintah Papua Nugini, pada Jumat, 14 Juli 2023. Pada momen […]

  • Belasan Ribu Warga Tidak Mampu di Kota Kupang Terima Bantuan Sosial Beras

    Belasan Ribu Warga Tidak Mampu di Kota Kupang Terima Bantuan Sosial Beras

    • calendar_month Kam, 17 Sep 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kota Kupang, Garda Indonesia | Sekitar 11.351 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kota Kupang menerima bantuan sosial beras dari Kementerian Sosial RI. Bantuan sosial beras ini merupakan salah satu program jaring pengaman sosial (JPS) dalam rangka penanganan dampak wabah Covid 19. Acara launching penyaluran bantuan sosial beras bagi KPM PKH oleh Wali Kota Kupang itu […]

  • TUKAR UANG BARU! BI NTT Sedia 2,48 Triliun Pecahan 1.000—50.000

    TUKAR UANG BARU! BI NTT Sedia 2,48 Triliun Pecahan 1.000—50.000

    • calendar_month Sen, 18 Mar 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang, Garda Indonesia | Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (BI NTT) melakukan peluncuran atau kick off “Semarak Rupiah Ramadhan dan Berkah Idul Fitri (Serambi)” pada Senin pagi, 18 Maret 2024. Adapun Serambi dicanangkan Bank Indonesia untuk memenuhi kebutuhan uang Rupiah dan layanan kas kepada masyarakat pada momentum Ramadan dan Idul Fitri. Kepala […]

  • Bantuan PCR Pemerintah Republik Korea Berkapasitas 32.200 Tes

    Bantuan PCR Pemerintah Republik Korea Berkapasitas 32.200 Tes

    • calendar_month Sab, 25 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Pemerintah Republik Korea mendonasikan alat uji Polymerase Chain Reaction atau PCR yang mampu memeriksa 32.200 kasus dalam penanganan Covid-19. Bantuan tersebut diserahkan Duta Besar Korea Selatan H.E. Kim Changbeom kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Jumat, 24 April 2020. Kim menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan komitmen pemerintahnya kepada Pemerintah Indonesia, […]

  • “Kasus Bjorka” Tersangka Pemuda Madiun Dijerat UU ITE

    “Kasus Bjorka” Tersangka Pemuda Madiun Dijerat UU ITE

    • calendar_month Sen, 19 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Pemuda asal Madiun, Muhammad Agung Hidayatullah alias MAH (21), telah ditetapkan sebagai tersangka. MAH diduga membantu peretas atau hacker yang dikenal sebagai Bjorka dalam menjalankan aksinya. Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menjelaskan, MAH diduga melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). MAH kini berstatus tersangka wajib lapor. “Pasalnya kemarin […]

expand_less