Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Cara Licik Pemda “Ngendon Uang Rakyat” ke Bank, Bunga Menggiurkan

Cara Licik Pemda “Ngendon Uang Rakyat” ke Bank, Bunga Menggiurkan

  • account_circle Rosadi Jamani
  • calendar_month Sab, 1 Nov 2025
  • visibility 404
  • comment 0 komentar

Loading

Kenapa banyak kepala daerah tidak senang dengan Menkeu Purbaya? Ternyata, uang rakyat yang mengendap atau ngendon di bank, bunganya sangat menggiurkan.

Di negeri ini, uang rakyat bisa punya kehidupan yang lebih makmur dari rakyatnya sendiri. Per September 2025, menurut data BI, dana Pemda yang mengendap di bank mencapai sekitar Rp234 triliun. Uang itu tidak hilang, tidak juga digunakan untuk membangun jembatan, sekolah, atau memperbaiki jalan rusak. Ia sedang “berlibur panjang” di rekening bank. Para pejabat menyebutnya dengan istilah keren, optimalisasi likuiditas daerah. Dalam bahasa manusia normal, uangnya lagi ngendon, nunggu bunga cair.

Kalau dana sebesar itu ditaruh dalam deposito berbunga 4–6 persen per tahun, hasilnya sungguh menggoda. Rp1 triliun bisa menghasilkan sekitar Rp3,3–5 miliar per bulan. Kalau dikalikan Rp234 triliun, artinya bisa muncul Rp770 miliar sampai Rp1,17 triliun per bulan. Uang segar mengalir deras, bukan dari pajak atau investasi, tapi dari bunga yang tumbuh di rekening bank. Uang daerah jadi produktif bukan karena pembangunan, tapi karena… rebahan.

Inilah bagian paling ajaib. Bunga deposito itu resmi dan legal. Masuk ke PAD. Ketika rakyat bertanya kenapa proyek molor, pejabat bisa menjawab dengan tenang, “Kami sedang meningkatkan PAD.” Padahal yang dimaksud, “Kami lagi manen bunga deposito, sabar dikit, pembangunan belakangan.” Semua tampak sah di atas kertas, tapi aroma akal-akalan terasa dari ujung meja kas daerah.

Bank tentu paling bahagia. Dana triliunan itu membuat mereka kebanjiran likuiditas. Kalau uangnya ditaruh di rekening giro tanpa bunga, bank tetap menikmati dana besar itu tanpa kewajiban membayar apa pun. Kalau disimpan di deposito, bank masih bisa pakai uang itu buat kredit. Semua menang, kecuali rakyat, yang menunggu proyek pembangunan seperti menunggu Ronaldo jadi Pelatih Timnas.

Purbaya akhirnya menyoroti fenomena ini. Ia menyebut, praktik penempatan dana daerah yang berlebihan di bank bisa menghambat pembangunan. Lebih jauh lagi, ia berencana menginvestigasi dugaan permainan bunga deposito oleh Pemda. Di sisi lain, Direktur Celios, Bhima Yudhistira, menilai ada dua faktor utama kenapa dana ini ngendon. Pertama, Pemda menikmati pendapatan bunga deposito dari dana yang diparkir di bank. Kedua, buruknya perencanaan anggaran, sehingga belanja tak terserap tepat waktu.

Lucunya, ketika ditanya apakah kepala daerah menikmati bunga itu secara pribadi, jawabannya, belum ada bukti. Secara aturan, bunga masuk ke kas daerah. Tapi publik bukan anak kecil. Semua tahu, penempatan dana di bank tertentu kadang “tidak sengaja” dipengaruhi oleh relasi politik atau bisnis. Ada aroma tak sedap di balik bunga yang wangi.

Sementara itu, Prof. Hanif Nurcholis dari UT bilang, fenomena ini terjadi karena pola pikir birokrasi yang teknokratis dan lemahnya desain otonomi fiskal. Bunga yang didapat sebenarnya kecil dibanding potensi manfaat kalau dana itu segera dibelanjakan untuk pembangunan. Tapi ya, siapa yang peduli kalau rekening berbunga lebih dulu dari pembangunan yang nyata?

Di tengah gonjang-ganjing ini, publik juga disuguhi berita yang tak kalah panas. Gugatan cerai Sabrina Chairunnisa terhadap Deddy Corbuzier yang dikonfirmasi langsung oleh Pengadilan Agama Tigaraksa. Dua hal berbeda, tapi serasa senada, baik rumah tangga maupun anggaran daerah sama-sama bisa retak kalau terlalu lama mengendap tanpa kejelasan tujuan.

Begitulah cara licik Pemda memainkan seni menabung triliunan rupiah. Uang rakyat disimpan rapi, bunganya tumbuh manis, dan laporan keuangan tetap tampak suci. Di atas kertas, semuanya terlihat legal. Di lapangan, rakyat tetap menunggu jalan diperbaiki. Ketika ditanya kenapa dana belum cair, para pejabat akan menjawab penuh kebijaksanaan, “Kami bukan menahan anggaran, kami sedang menunggu bunga tumbuh, Nak. Biar nanti pembangunan lebih harum.” (*)

 

  • Penulis: Rosadi Jamani

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Kali Kedua, Bank NTT Beri CSR 250 Juta Kepada Pemda Rote Ndao

    Kali Kedua, Bank NTT Beri CSR 250 Juta Kepada Pemda Rote Ndao

    • calendar_month Kam, 23 Jun 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 62
    • 0Komentar

    Loading

    Ba’a, Garda Indonesia | Bank NTT Cabang Rote Ndao kembali memberi bantuan CSR senilai Rp250 juta kepada Pemerintah Kabupaten Rote Ndao. Bantuan itu digunakan untuk pembangunan alun-alun Kota Ba’a dan membangun patung Bupati Pertama, Christian Nehemia Dillak, S.H. “Kami berterima kasih kepada Bank NTT yang telah menyalurkan CSR-nya kepada Pemerintah Kabupaten Rote Ndao masuk tahap kedua,” […]

  • YNS Foundation Peduli Pendidikan di Nusa Tenggara Timur

    YNS Foundation Peduli Pendidikan di Nusa Tenggara Timur

    • calendar_month Rab, 2 Apr 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 66
    • 5Komentar

    Loading

    Yusinta Nenobahan Syarif (YNS) peraih Execellent Women Awards Asia pada 21 Februari 2025 ini telah memberikan bantuan di beberapa sekolah di Timor Tengah Selatan (TTS) termasuk memperbaiki sarana prasarana sekolah hingga memberikan bantuan ribuan komputer.   Kupang | Berbagai permasalahan masih membelenggu dunia pendidikan di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dari sarana dan prasarana, rendahnya […]

  • Presiden Jokowi Terima Vaksinasi Covid-19, Tak Ada Gejala Pascaimunisasi

    Presiden Jokowi Terima Vaksinasi Covid-19, Tak Ada Gejala Pascaimunisasi

    • calendar_month Rab, 13 Jan 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Presiden Joko Widodo pada Rabu pagi, 13 Januari 2021, di Istana Merdeka, Jakarta, menjadi orang pertama yang menerima vaksin dalam program vaksinasi massal secara gratis di Indonesia. Vaksinasi tersebut menjadi titik awal pelaksanaan vaksinasi nasional di Indonesia sebagai salah satu upaya penanganan pandemi Covid-19. Sekitar pukul 09.36 WIB, Presiden tampak berjalan […]

  • Detik Proklamasi RI, Tim Sabang Kibarkan Merah Putih di Istana Merdeka

    Detik Proklamasi RI, Tim Sabang Kibarkan Merah Putih di Istana Merdeka

    • calendar_month Sen, 17 Agu 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 74
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Tiga anggota Paskibraka Nasional 2020 ditugaskan untuk mengibarkan Sang Merah Putih di halaman Istana Merdeka pada Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada Senin, 17 Agustus 2020. Indrian Puspita Rahmadhani dari Provinsi Aceh terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih. Lahir di Bireuen, 10 November 2003, Indrian saat ini menempuh pendidikan di […]

  • Gubernur 2 NTT Ajak Gereja Bangun Sumber Daya Manusia

    Gubernur 2 NTT Ajak Gereja Bangun Sumber Daya Manusia

    • calendar_month Jum, 12 Okt 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 55
    • 0Komentar

    Loading

    Buraen-Kupang, gardaindonesia.id | “Kita harus bergandengan tangan, baik gereja maupun pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia di NTT,” himbau Gubernur 2 NTT, Josef Nae Soi saat Peresmian dan Pentabisan Gedung Kebaktian Betesda Buraen, Klasis Amarasi Timur-Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur, Jumat/12 Oktober 2018. Lebih lanjut beliau menyampaikan pentingnya Sumber Daya Manusia yang berkualitas. “Kita […]

  • Polri Mengawasi 17 Ribu Pasar

    Polri Mengawasi 17 Ribu Pasar

    • calendar_month Jum, 10 Jun 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 49
    • 0Komentar

    Loading

    Bali, Garda Indonesia | Polri akan terus mengawasi harga dan ketersediaan minyak goreng dari mulai tingkat produsen hingga konsumen. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa, setiap hari pihaknya mengawasi distribusi minyak goreng terutama jenis curah, ke lebih dari 17 ribu pasar tradisional. Hasilnya, sebanyak 10 ribu pasar secara rutin mendapatkan distribusi minyak goreng curah. […]

expand_less