Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Ekonomi dan Bisnis » Domino Efek Imbas PPN 12 Persen, Siapa Dirugikan?

Domino Efek Imbas PPN 12 Persen, Siapa Dirugikan?

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Jum, 3 Jan 2025
  • visibility 50
  • comment 0 komentar

Loading

Jakarta | Tahun baru telah tiba. Sejuta harapan dan resolusi menyambut 2025 telah dipersiapkan segenap entitas, mulai dari yang miskin hingga yang kaya, juga yang awam hingga yang intelek. Dari beragam harapan dan proyeksi itu, satu hal yang tidak bisa dinafikan saat ini yakni kebijakan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) 12 persen yang baru saja diberlakukan.

Banyak yang berusaha memberikan pendapat, atau sekurang-kurangnya turut mengomentari keputusan tersebut. Namun, kebanyakan pandangan masih didominasi oleh pandangan istana yang mayoritas mendukung beleid tersebut.

Seketika media pun kompak mempertegas maksud baik dari keputusan tersebut tanpa memeriksa lebih jauh apa sebetulnya implikasi yang bakal ditimbulkan, utamanya bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah.

Menyikapi situasi ini, Ikatan Media Online (IMO) Indonesia, melalui tulisan ini mencoba memberikan sebuah pembacaan lain mengenai apa yang telah banyak disentil, atau tepatnya diafirmasi oleh sebagian besar elite politik hari-hari ini.

Implikasi Kebijakan

Banyak narasi berkembang di luar sana bahwa kebijakan PPN 12 persen adalah refleksi keinginan pemerintah untuk memperbesar kran pemasukan negara.

Meski hal itu tidak disebutkan secara eksplisit dari berbagai argumentasi yang disampaikan, tetap saja harus dipahami bahwa ini tidak lain dan tidak bukan, bagian dari upaya negara memaksimalkan pendapatan melalui berbagai instrumen yang ada.

Pajak, seperti kita ketahui, merupakan salah satu instrumen penting negara untuk menarik pendapatan guna membiayai seluruh kebutuhan operasional pembangunan dan pelayanan lainnya.

Dalam konteks itu, tidak ada lagi perdebatan apakah pajak itu penting atau tidak. Sebab, semuanya pasti setuju bahwa pajak adalah satu di antara berbagai cara negara mendapatkan pemasukan yang paling mungkin diandalkan. Namun, persoalan muncul ketika mekanisme dan ukuran penerapan kebijakan pajak ini tidak selaras dengan kondisi yang ada.

Ambil contoh, seseorang atau sebuah badan usaha yang dikenakan pajak, jika cara dan besaran nilai yang diwajibkan kepada wajib pajak tidak realistis (sesuai kemampuan pembayar pajak), maka ini perlu dikoreksi.

Pengandaian di atas hanyalah perumpamaan sederhana di tengah runyam dan kompleksnya dimensi perpajakan kita. Kendati demikian, dari pengandaian sederhana di atas bisa kita tarik simpulan sederhana bahwa wajib pajak sejatinya tidak keberatan dengan kewajiban yang dibebankan negara kepadanya, sejauh hal itu tidak memberatkan dan di luar dari kemampuan untuk memenuhi.

Hal lain yang perlu ditelisik atau dicermati ialah soal kondisi. Kondisi ini menyangkut konteks pemberlakuan kebijakan itu sendiri.

Semua orang tahu bahwa dunia baru saja dilanda wabah Covid-19. Dan, kalau boleh jujur, dampak negatif dari wabah tersebut belum sepenuhnya pulih.

Sektor paling menderita akibat situasi suram ini yakni dunia usaha. Banyak fakta telah kita saksikan di mana perekonomian nasional baik kecil maupun besar mengalami keruntuhan massal akibat Covid-19. Tak sedikit badan usaha yang gagal bangkit dari keterpurukan (gulung tikar), sementara lainnya masih harus terseok-seok di tengah ketidakpastian ekonomi global hari ini.

Logikanya, pemerintah selaku pembuat kebijakan (policy maker), membaca kondisi ini sebagai sinyal negatif (lemah) untuk kemampuan ekonomi nasional.

Dengan begitu, idealnya negara harus memberikan support berupa insentif atau kemudahan berusaha/berinvestasi, bukan justru membebani dengan menaikkan tarif pajak.

Siapa yang dirugikan?

Meskipun pemerintah terus menegaskan kebijakan ini hanya menyasar pada kelompok atau jenis barang tertentu, tetap saja implikasi kebijakan ini tidak bisa dibaca terpisah seakan tidak akan beririsan dengan sektor atau dimensi sosial lainnya.

Pertama, yang perlu dipahami ialah efek domino (domino effect) dari sebuah kebijakan. Sekecil apapun sebuah kebijakan (publik), sejauh ia merupakan kebijakan publik, dampaknya tetap saja dirasakan semua kalangan yang hidup dalam sebuah silang kelindan kehidupan sosial.

Ambil contoh, kenaikan harga emas. Sekilas, emas merupakan barang mewah yang bisa dinikmati kalangan menengah atas.

Jika pembacaan menggunakan kacamata awam, jelas sekali kebijakan tersebut tidak akan berdampak pada kelompok masyarakat yang hari-harinya berjualan di pasar tradisional, bertani di sawah, atau memancing di laut.

Namun, tanpa disadari efek domino kebijakan ini tetap saja sampai kepada mereka yang bahkan tidak pernah melihat secara nyata bentuk dan kandungan massa dari emas itu sendiri.

Lantas seperti dampak terselubung yang dirasakan masyarakat, bahkan masyarakat miskin sekalipun?

Mari kita andaikan ketika harga emas tiba-tiba naik, kelompok dari hulu hingga hilir yang terlibat langsung dengan produksi, distribusi dan konsumsi emas sudah pasti merupakan lapisan pertama yang paling berdampak.

Mereka mulai dari penggali emas yang hidupnya pas-pasan di daerahnya, pengolah emas, pembeli emas mentahan, toko-toko penjual emas hingga pajak atau royalti yang bisa diterima oleh negara.

Semua itu akan bermuara pada kondisi ekonomi secara makro. Jika trendnya positif maka akan mempengaruhi daya beli masyarakat dan berkontribusi pada postur keuangan negara.

Jika hal yang sama kontekstual pada kenaikan PPN 12 persen, maka situasinya justru berbalik, di mana kelompok pengusaha adalah entitas yang paling pertama merasakan dampak kebijakan ini.

Jika dampak ini terus memburuk, maka bukan tidak mungkin tekanan terhadap operasional meningkat yang berujung pada pemangkasan tenaga kerja dan berimbas pada kenaikan harga-harga komoditas.

Ketika ini terjadi, maka siapa lagi kalau bukan masyarakat kecil yang menanggung akibatnya. Jadi, lagi-lagi, jangan diabaikan efek domino dari setiap kebijakan yang diputuskan.

Ini seperti mengurai rantai implikasi dari kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Terlepas dari pro kontra, kenaikan BBM, seperti halnya PPN, tetap memberikan efek domino yang berujung pada penderitaan rakyat kecil.(*)

Sumber (*/putranews/imo indonesia)

 

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Panglima TNI : TNI-Polri Siapkan Operasi Kemanusiaan di Pulau Galang

    Panglima TNI : TNI-Polri Siapkan Operasi Kemanusiaan di Pulau Galang

    • calendar_month Ming, 8 Mar 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 81
    • 0Komentar

    Loading

    Kepulauan Riau, Garda Indonesia | Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bersama seluruh komponen bangsa lainnya sedang mempersiapkan operasi kemanusiaan di Pulau Galang, termasuk rencana pembangunan rumah sakit khusus untuk menangani wabah Virus Corona atau Covid-19 oleh Pemerintah atau instansi terkait. Hal tersebut disampaikan Panglima TNI Marsekal TNI Dr. (H.C.) Hadi […]

  • Gubernur VBL : Kita Tidak Butuh Superman, Namun Supertim

    Gubernur VBL : Kita Tidak Butuh Superman, Namun Supertim

    • calendar_month Kam, 21 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) kembali menggelar rapat bersama beberapa dinas yang dianggap berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakat, di ruang rapat Gubernur NTT pada Rabu, 20 Mei 2020. Pada kesempatan ini, Gubernur didampingi oleh Wakil Gubernur NTT, mengingatkan agar semua badan/dinas maupun biro mampu bekerja sama agar segala […]

  • Percepat Implementasi Kartu Prakerja, Daftar ‘Online’ di April Pekan Kedua

    Percepat Implementasi Kartu Prakerja, Daftar ‘Online’ di April Pekan Kedua

    • calendar_month Jum, 3 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Program Kartu Prakerja Komite Cipta Kerja telah mempersiapkan Program Kartu Prakerja bagi para pencari kerja dan pekerja formal/informal yang terkena dampak langsung dari berkurangnya aktivitas ekonomi nasional saat pandemi Virus Korona (Covid-19) dengan memulai pendaftaran secara online mulai minggu kedua April 2020. Pelaksanaan dan penyesuaian fokus dari Program Kartu Prakerja tersebut […]

  • Apa Penting Mengecek Tekanan Darah Anda?

    Apa Penting Mengecek Tekanan Darah Anda?

    • calendar_month Ming, 6 Feb 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 61
    • 0Komentar

    Loading

    Banyak orang yang jarang mengecek tekanan darah, sehingga tak tahu bahwa dirinya memiliki hipertensi. Bahkan, tidak sedikit pula yang belum menyadari pentingnya manfaat cek tekanan darah dalam tubuh. Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar pula peluang Anda untuk terserang berbagai macam penyakit dan masalah kesehatan. Jika tekanan darah Anda meningkat, pembuluh arteri dan jantung Anda […]

  • Tanam Pohon & Bersih Pantai, Elaborasi PLN UIP Nusra, Kodim Mataram dan Kelurahan Ampenan

    Tanam Pohon & Bersih Pantai, Elaborasi PLN UIP Nusra, Kodim Mataram dan Kelurahan Ampenan

    • calendar_month Jum, 29 Des 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Loading

    Mataram, Garda Indonesia | PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) bersama Kodim 1606/Mataram dan Kelurahan Ampenan Selatan menggelar kegiatan pelestarian alam melalui penanaman pohon dan bersih pantai di Pantai Skip, Ampenan Selatan pada Jumat, 22 Desember 2023. Aksi peduli lingkungan ini turut dihadiri oleh Dandim 1606/mataram, Wali Kota Mataram, Danrem 162/wb, Kapolresta […]

  • Kunjungan di Kupang, Menteri Edhy Imbau Masyarakat Cerdas Kelola Perikanan

    Kunjungan di Kupang, Menteri Edhy Imbau Masyarakat Cerdas Kelola Perikanan

    • calendar_month Sab, 29 Agu 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Menteri Kelautan dan Perikanan RI Edhy Prabowo mengatakan Provinsi NTT memiliki potensi laut yang luar biasa harus bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Bukan hanya dengan mengambil potensinya tetapi juga harus mampu dengan cerdas dalam pengelolaan sektor budidaya perikanan. Hal tersebut dikatakannya saat bersama Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengunjungi Lokasi […]

expand_less