Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Efisiensi ala DPR, Rakyat Dipajaki, Dewan Diberi Kompensasi

Efisiensi ala DPR, Rakyat Dipajaki, Dewan Diberi Kompensasi

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sel, 19 Agu 2025
  • visibility 2
  • comment 0 komentar

Oleh : Rosadi Jamani, Ketua Satupena Kalbar

Merdeka…! Masih suasana 17 Agustus. Pagi ini, di kompleks saya menggelar jalan santai, habis itu makan bersama. Ini namanya menikmati kemerdekaan. Namun, saya mau bahas soal efisiensi ala wakil rakyat kita, DPR RI. Simak narasinya sambil seruput kopi tanpa gula, wak!

Ketua DPR RI, Puan Maharani usai menyampaikan pidato Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI pada 15 Agustus 2025, ditanya soal kenaikan gaji. “Tenang, gaji kami nggak naik kok, cuma diganti uang rumah. Rp50 juta sebulan.” Terdengar murah, cuma setara cicilan rumah tipe sultan di BSD.

Lalu Puan menimpali lagi seperti ibu kos, “Nggak ada kenaikan gaji, hanya kompensasi rumah jabatan. Itu pun karena rumahnya dikembalikan ke pemerintah.” Lah, kalau begitu, rakyat juga dong boleh minta kompensasi rumah. Rumah kontrakan bulanan 800 ribu diganti uang tunjangan? Kan adil tuh. Tapi ya begitulah, keadilan di negeri ini sering mirip UFO, banyak yang bilang ada, tapi tak pernah benar-benar terlihat.

Isu gaji Rp3 juta per hari pun beredar di TikTok. Rakyat terbelalak, “Tiga juta sehari? Itu kan gaji sebulan tiga tetangga plus bonus gorengan!” Tapi anggota DPR buru-buru klarifikasi, “Bukan begitu. Itu cuma salah paham. Yang benar, totalnya bisa seratus juta lebih sebulan.” Oh, syukurlah, ternyata bukan 90 juta, tapi 100 juta lebih. Jadi lega.

Mari kita rinci dengan jujur. Gaji pokok anggota DPR itu recehan, cuma Rp4,2 juta. Hampir sama kayak gaji dosen kontrak. Bedanya, ada tunjangan kehormatan, komunikasi, operasional, dan sekarang kompensasi rumah Rp50 juta. Kalau dijumlah, angkanya melesat bagai roket Falcon 9. Katanya efisiensi, tapi kok makin seperti pesta pora? Efisiensi di sini mungkin maksudnya rakyat efisien, pemerintah elegan.

Sementara itu, rakyat di Jombang harus bayar PBB naik 1.202%. Bayar pakai koin, karena duit receh satu-satunya senjata melawan negara. Di Cirebon, naik 1.000%. Di Semarang, 400%. Di Bone, mahasiswa demo. Di Pati? Ricuh, mobil polisi dibakar, korban jiwa. Dan apa yang dilakukan dewan? Tenang, mereka sibuk memikirkan apakah uang rumah Rp50 juta cukup untuk dekorasi interior atau perlu ditambah voucher IKEA.

Lucunya, kenaikan PBB ini disebut demi “penyesuaian NJOP”. Bahasa halus untuk, “Sudah lama kami enggak peras, sekarang waktunya panen raya.” Katanya, karena UU No. 1 Tahun 2022, pemda boleh mainkan tarif. Rakyat pun seperti ayam potong, dipelihara, diberi makan, lalu tiba waktunya dipajaki habis-habisan.

Ironi terbesar, rakyat disuruh bayar pajak tanah sampai ada yang rela jual kambing, sementara dewan disubsidi rumah. Padahal rumah mereka sudah kayak kastil mini. Tapi tetap saja dianggap wajar, karena “tugas mulia” mereka berat. Beratnya? Duduk di kursi empuk, debat kusir, selfie di ruang sidang, dan kadang absen rapat.

Efisiensi katanya? Efisiensi ini filsafatnya unik, negara efisien bila rakyat dikuras habis, tapi pejabat harus tetap dijaga kenyamanannya. Kalau rakyat lapar, itu tantangan spiritual. Kalau dewan tidak punya rumah gratis, itu krisis konstitusional.

Akhirnya, rakyat kecewa berat. Kecewa seperti menonton film yang dijanjikan ending bahagia, tapi ternyata semua tokoh mati di tengah cerita. Kecewa seperti beli bakso isi daging, ternyata isi angin. Di balik semua drama ini, tetap saja rakyatlah yang menanggung semuanya.

Pesan moral dari drama ini sederhana tapi pedih. Efisiensi yang digaungkan ternyata bukan untuk meringankan beban rakyat, melainkan untuk memastikan kursi empuk dewan tetap hangat dan dompet mereka tetap tebal. Sementara rakyat harus merogoh kocek makin dalam hanya untuk bayar pajak. Di negeri ini, keadilan sering kali terdengar seperti dongeng pengantar tidur, indah di telinga, tapi mustahil ditemui di siang bolong.

Merdeka, katanya. Tapi merdeka dari apa? Dari logika mungkin.(*)

 

 

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Wakil Bupati Sumba Timur Dukung Revitalisasi Bahasa Kambera

    Wakil Bupati Sumba Timur Dukung Revitalisasi Bahasa Kambera

    • calendar_month Kam, 11 Agu 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Waingapu, Garda Indonesia | Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menghelat Pelatihan Guru Utama Berbahasa Kambera yang merupakan implementasi Program Merdeka Belajar Episode ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah. Pelatihan Guru Utama Berbahasa Kambera ini sebagai kegiatan terakhir rangkaian kegiatan Revitalisasi Bahasa Daerah di Provinsi Nusa […]

  • Presiden Jokowi: Jangan Menyepelekan Covid-19

    Presiden Jokowi: Jangan Menyepelekan Covid-19

    • calendar_month Sen, 3 Mei 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Ancaman penularan dan penyebaran pandemi Covid-19 masih ada di negara kita. Oleh karena itu, dalam pernyataan terbaru yang disampaikan pada Minggu, 2 Mei 2021, Presiden Joko Widodo mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga kewaspadaan dalam rangka kesiapsiagaan dalam menghadapi risiko tersebut. “Kita harus tetap benar-benar waspada, tetap tidak boleh lengah, tidak […]

  • Nestle Indonesia Dukung Program #Berjarak Kementerian PPPA

    Nestle Indonesia Dukung Program #Berjarak Kementerian PPPA

    • calendar_month Kam, 14 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Nestle Indonesia sebagai anggota Asosiasi Pengusaha Sahabat Anak Indonesia (APSAHI), Nestle Indonesia melalui program Nestle Cares mendukung program #Berjarak Kementerian PPPA dalam upaya menanggulangi dampak pandemi Covid-19 bagi kelompok rentan. Dukungan tersebut berupa bantuan kebutuhan spesifik perempuan dan anak berupa lebih dari 38.000 produk makanan dan minuman bernutrisi, yang secara simbolis […]

  • Raksasa Listrik Tenaga Surya Bergeliat, TK di Sumba 21 Tahun Tanpa Listrik

    Raksasa Listrik Tenaga Surya Bergeliat, TK di Sumba 21 Tahun Tanpa Listrik

    • calendar_month Rab, 13 Agu 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kepala Sekolah TK Negeri Praioda, Yuliana Octovina Molle, mengungkapkan sejak 2004, sekolah ini belum pernah menggunakan listrik. Proses belajar mengajar tidak efisien karena semua kegiatan harus dibuat di kota, lalu dibawa ke TK.   Sumba | Selama 21 tahun, Taman Kanak-kanak Negeri Praioda di Desa Mbatakapidu, Kecamatan Kota Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), […]

  • Didi Kempot, ‘Sosok yang Mengangkat Budaya Jawa Kembali Dicintai’

    Didi Kempot, ‘Sosok yang Mengangkat Budaya Jawa Kembali Dicintai’

    • calendar_month Rab, 6 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Oleh R. Ay. Febri Dipokusumo Mengenal seniman besar ini, seperti bertemu kebanyakan orang Jawa yang apa adanya, ramah dan sederhana. Awalnya saya hanya tahu lagu Stasiun Balapan yang cukup populer dan selebihnya saya tidak terlalu menaruh perhatian, namun sejalan dengan waktu, ketika saya banyak berkumpul dengan anak-anak muda, saya mendengar mereka menyanyikan beragam lagu langgam […]

  • Tiga Kendala Layanan Perbankan Pasca-Badai Siklon Seroja di NTT

    Tiga Kendala Layanan Perbankan Pasca-Badai Siklon Seroja di NTT

    • calendar_month Jum, 9 Apr 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Pasca-Badai Siklon Tropis Seroja yang melanda Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berdampak pada padamnya aliran listrik PLN dan jaringan telekomunikasi, dan layanan bahan bakar minyak (BBM) pada Senin, 5 April 2021. Hampir semua layanan perbankan buka pada Selasa, 6 April 2021. Layanan Perbankan pun terdampak dengan tidak berfungsinya anjungan […]

expand_less