Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Elon Musk, Jokowi & Nikel Indonesia : Walhi Mau Apa?

Elon Musk, Jokowi & Nikel Indonesia : Walhi Mau Apa?

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sen, 1 Agu 2022
  • visibility 44
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh: Andre Vincent Wenas

Aneh sih, ujug-ujug Walhi (ini LSM lingkungan hidup) mengirim surat terbuka ke Elon Musk terkait rencana investasi industri mobil listrik di Indonesia. Ada empat poin katanya.

Pertama, terkait meningkatnya kerusakan lingkungan. Kedua, lantaran banyak kriminalisasi kepada warga yang menolak tambang. Ketiga, munculnya beban tambahan perempuan akibat tambang. Dan keempat adanya pelanggaran hukum dalam beberapa kasus pertambangan. Begitu seperti diberitakan media.

Intinya adalah ihwal ekses buruk kegiatan pertambangan pada umumnya. Menyimak keempat hal itu, kita tak menemukan apa relevansi logis dari gugatan Walhi terhadap rencana investasi Elon Musk. Lantaran keprihatinan Walhi adalah lebih ke soal praktik penambangan dan ekses negatifnya.

Kalau begitu bukankah lebih pas kalau surat itu diarahkan ke para penambang? Supaya mereka bisa menerapkan praktik penambangan yang baik (good mining practices).

Dengan mengacu pada UU No.4/2009 (tentang Pertambangan Minerba), setidaknya ada 5 (lima) poin ‘Good Mining Practices’ yang mesti dilakukan setiap pelaku penambangan.

Pertama, tentu keselamatan dan kesehatan kerja penambang. Kedua adalah soal sistem keselamatan operasional pertambangan. Ketiga terkait pengelolaan dan pemantauan kelestarian lingkungan. Keempat adalah konservasi sumber daya pertambangannya. Dan kelima, mengelola sisa tambang agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.

Perihal ‘good mining practices’ itulah yang seyogianya menjadi perhatian Walhi, dan kalau pun mau menggugat maka gugatlah para penambang nikel yang ternyata tidak patuh. Bukan dengan menggugat rencana investasi Elon Musk dengan Tesla-nya. Ini salah sasaran. Ada apa dengan Walhi?

Kita tahu bahwa Uni Eropa pernah berencana menggugat Indonesia lewat WTO, lantaran kebijakan Presiden Jokowi yang melarang ekspor biji nikel mulai 1 Januari 2020. Namun, rupanya Jokowi tidak gentar.

Menurut Presiden Jokowi, selama ini Indonesia tidak memperoleh nilai tambah gegara puluhan tahun hanya mengekspor mineral mentah. Lagi pula saat ini kita sedang kerja keras membereskan defisit transaksi berjalan (current account deficit) yang disebabkan kebanyakan impor ketimbang ekspor. Begitu sederhananya.

Kita juga tahu bahwa larangan ekspor bahan mentah itu adalah sejalan dengan upaya hilirisasi, agar industri peleburan dan pemurnian (smelter) dalam negeri bisa jalan.

Dan investasi (asing maupun lokal) adalah bagian strategis untuk membereskan defisit transaksi berjalan itu. Jadi mestinya didukung. Lagi pula investasi akan menciptakan lapangan kerja, yang pada gilirannya mendongkrak perekonomian daerah dan nasional.

Memang de-facto kebijakan larangan ekspor mineral mentah ini berimbas negatif pada industri baja Eropa, juga China. Indonesia sebagai salah satu eksportir nikel terbesar dunia tentu saja memegang kunci penting dalam konstelasi perdagangan nikel global. Maka, tergantung kita apakah mau mengonversi keunggulan komparatif ini menjadi keunggulan kompetitif. Faktanya Presiden Jokowi punya ‘political-will’ untuk itu.

Tidak semua negara akan senang dengan tekad politik ala Presiden Jokowi untuk membangun industrialisasi Indonesia. Padahal kita sadar bersama bahwa fase industrialisasi ini penting untuk diperkuat  sebagai fondasi naik kelas menjadi negara maju.

Ternyata banyak tantangannya, baik dalam bentuk protes langsung maupun dengan memakai kaki-tangan berbagai lembaga proxy (misalnya LSM lingkungan), dalam rangka menghambat realisasi ‘political-will’ Presiden Jokowi itu.

Banyak pihak yang memainkan peran “The Bad Samaritans”, pura-pura bermaksud baik (misalnya dengan isu menjaga lingkungan, atau memberi pinjaman yang over-inflated) padahal intensi sesungguhnya adalah mengerem laju proses industrialisasi Indonesia.

The rich countries liberalized their trade only when their producers were ready, and usually only gradually even then. In other words, historically, trade liberalization has been the outcome rather than the cause of economic development.” – Ha-Joon Chang, Bad Samaritans: The Myth of Free Trade and the Secret History of Capitalism.

Senin, 1 Agustus 2022

Penulis merupakan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Ungkap Aktor Korupsi 24 ASN Rote Ndao, KOMPAK NTT Siap Advokasi

    Ungkap Aktor Korupsi 24 ASN Rote Ndao, KOMPAK NTT Siap Advokasi

    • calendar_month Kam, 13 Sep 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT,gardaindonesia.id – Hasil rilis bersama KPK RI dan BKN, 24 ASN (Aparatur Sipil Negara) Kabupaten Rote Ndao yang terbukti korupsi. Maka, Gabriel Goa, Koordinator KOMPAk NTT (Koalisi Masyarakat Pemberantasan Korupsi Nusa Tenggara Timur) sekaligus Direktur Lembaga Hukum dan HAM PADMA INDONESIA (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia), melalui pesan Whatsapp kepada media ini, Kamis/13 September […]

  • IMO-Indonesia Dukung Menteri Erick Thohir Benahi BUMN

    IMO-Indonesia Dukung Menteri Erick Thohir Benahi BUMN

    • calendar_month Ming, 15 Des 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 33
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Pasca-pelantikan Erick Thohir sebagai Menteri BUMN oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Oktober 2019 dalam Kabinet Kerja jilid 2 Periode 2019—2024, Erick Thohir mulai bergelut dengan 142 perseroan besar milik negara serta 800-an anak dan cucu turunannya di berbagai sektor. Hal tersebut diungkap Ketua Umum IMO-Indonesia Yakub Ismail saat diwawancara oleh […]

  • Kepala Bank Indonesia NTT Berganti, Agus Widjajati ke Adi Doyo

    Kepala Bank Indonesia NTT Berganti, Agus Widjajati ke Adi Doyo

    • calendar_month Sel, 26 Agu 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 54
    • 0Komentar

    Loading

    Pada Senin malam, 25 Agustus 2025, Agus Widjajati pamit kepada Gubernur NTT, Melki Laka Lena di rumah jabatan gubernur. Ia bersama calon pengganti, Adi Doyo serta Deputi Kepala Perwakilan BI NTT baru, Rio Khasananda.   Kupang | Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Timur (BI NTT), Agus Widajajati segera mengakhiri masa tugasnya. Ia dilantik […]

  • Menteri PPPA dan DPR RI Sepakat RUU PKS Segera Disahkan

    Menteri PPPA dan DPR RI Sepakat RUU PKS Segera Disahkan

    • calendar_month Kam, 14 Nov 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga didampingi Sekretaris Kementerian PPPA dan jajaran Eselon 1 mengikuti rapat pertama dengan Komisi VIII DPR RI di Jakarta pada Rabu, 13 November 2019. Dibuka Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, pembahasan rapat menyoroti evaluasi dan rencana realisasi program PPPA, rencana tindak […]

  • Tiga Puluh UMKM di Larantuka Pakai Transaksi Nontunai QRIS Bank NTT

    Tiga Puluh UMKM di Larantuka Pakai Transaksi Nontunai QRIS Bank NTT

    • calendar_month Jum, 19 Jun 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Loading

    Larantuka, Garda Indonesia | Upaya Bank NTT mengenalkan dan mendorong penggunaan uang elektronik dengan melakukan transaksi nontunai terus dilakukan oleh masing-masing kantor cabang perwakilan Bank NTT di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT); termasuk Bank NTT Cabang Larantuka. Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/04/15/uang-tunai-sumber-covid-19-ayo-ganti-pakai-qris-bank-ntt/ Transaksi nontunai yang ditawarkan oleh Bank NTT Cabang Larantuka kepada pelaku usaha mikro […]

  • Listrik Masuk ke Desa Balus Permai Manggarai Timur dan di Pulau Lembata

    Listrik Masuk ke Desa Balus Permai Manggarai Timur dan di Pulau Lembata

    • calendar_month Sel, 29 Sep 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Loading

    Flores, Garda Indonesia | Pembangunan listrik ke darah 3T (Terdepan, Tertinggal dan Terluar) terus diupayakan demi mewujudkan energi berkeadilan hingga pelosok nusantara. Di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur, PLN berhasil melistriki Desa Belobatang, Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata dan Desa Balus Permai, Borong, Kabupaten Manggarai Timur; usai membangun jaringan listrik ke desa – desa tersebut […]

expand_less