Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Jelang 2024, Kepemimpinan Transformatif versus Transaksional

Jelang 2024, Kepemimpinan Transformatif versus Transaksional

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sel, 15 Feb 2022
  • visibility 34
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh: Andre Vincent Wenas

Siapa bilang pemilu (pileg, pilpres dan pilkada) masih lama? Semuanya bakal diselenggarakan secara serentak di tahun 2024. Cuma dua tahun lagi. Tapi persiapan (administrasi plus lobi-lobi) sudah mulai dari kemarin-kemarin!

Baliho bakal calon presiden sudah terpasang di mana-mana. Parpol-parpol sudah bergerilya siang-malam di kafe atau warung kopi (juga pagi-sore di restoran-restoran Padang). Plus Lembaga-lembaga survei (yang independen maupun yang pesanan bohir) juga sudah rutin merilis indikasi elektabilitas figur maupun parpol tertentu (dengan pertanyaan: kalau pemilu dilaksanakan sekarang, kamu mau pilih siapa?).

Tapi kalau surveinya pesanan bohir, tentu pertanyaannya jauh lebih sederhana, kamu mau pilih si polan atau si polan? Bahkan kalau perlu tak usah pakai responden segala. Cost bisa dihemat, sehingga profit bisa lebih tebal. Namun, ada soal yang jauh lebih penting, jauh lebih fundamental. Ini soal yang amat sangat penting bagi bangsa kita dalam menggulirkan roda demokrasi.

Demokrasi, dari kata demos-kratos (demos artinya rakyat, kratos itu pemerintahan), jadi pemerintahan dari-oleh-untuk rakyat. Mekanismenya sekarang ini lewat perwakilan (representasi). Maka konsekuensinya, kita mesti memilih representasi yang tepat. Tepat itu artinya yang sungguh-sungguh bisa mewakili kepentingan rakyat banyak. Nah, bagaimana itu?

Jadi yang jauh lebih fundamental adalah kesadaran rakyat agar bisa (di-mampu-kan) untuk memilih secara cerdas, secara jujur dan secara adil. Dan rakyat pemilih juga mesti dalam kondisi yang bebas (tidak tertekan atau ditekan). Ditekan oleh siapa?

Siapa lagi kalau bukan “ditekan” oleh suprastrukturnya. Oleh mereka yang punya hegemoni, kemampuan untuk “menekan” secara halus maupun kasar lewat posisi kekuasaannya. Misalnya saja sub-ordinat para gubernur, bupati, wali kota di daerah-daerah yang kerap merasa “terancam” (lantaran ya memang “diancam” kok) manakala tidak mencoblos sesuai arahan atasannya. Padahal sejatinya mereka punya aspirasi politik yang berbeda.

Ini jelas partisipasi politik yang palsu. Ini praktik otoritarianisme para raja-raja kecil berjiwa feodal di berbagai pelosok negeri. Padahal, demi progresivitas gerak pembangunan bangsa, kita perlu figur representasi (presiden, anggota parlemen dan kepala daerah) yang sungguh-sungguh transformatif.

Tipe kepemimpinan transformatif itu artinya yang bisa mentransformasikan (membawa perubahan) bangsa ini dari kondisi ipoleksobudhankam yang sekarang menuju ke masa depan yang jauh lebih maju (progresif). Trans (artinya melampaui) dari formasi (bentuk atau kondisi) yang sekarang. Dan itu hanya bisa didapat manakala kita tidak salah pilih representasi kita. Waspadailah lawan dari tipe kepemimpinan yang transformatif, yaitu adalah kepemimpinan yang transaksional.

Kepemimpinan transaksional adalah tipe kepemimpinan bergaya dagang sapi. Ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Money politics, beli suara, transaksi (kontrak-bisnis) dengan para bohir, dengan konsekuensi korupsi kebijakan pada saat ia berkuasa nanti.

Kita bakal dihadapkan pada pilihan yang tricky seperti ini. Di atas kertas, memanglah kita pasti setuju dengan idealisme Kepemimpinan Transformatif. Akal budi yang waras akan dengan mudah menjatuhkan preferensi kepada yang ideal. Namun…

Ya, namun saat di lapangan nanti, manakala duit segepok (bagi petugas lapangan) atau amplop serangan fajar berisi seratus ribu perak bagi para pencoblos, bisa saja mengubah arah idealisme tadi menuju ke pilihan yang oportunis dan bodoh.

Dulu para pemikir demokrasi sudah memberi peringatan, bahwa sistem politik demokrasi (yang sejatinya membuka partisipasi politik seluas-luasnya dalam jalannya roda pemerintahan) itu hanya bisa berjalan dengan efektif kalau para partisipan-politiknya itu cerdas dan bijaksana. Juga tidak dibodoh-bodohi.

Masih ingat kan dengan adagium ini, “Pemimpin yang bodoh lahir dari tangan pemilih yang bodoh.”

Partisipasi politik terakbar adalah saat pesta demokrasi lima tahunan. Pemilu, yang bakal dilaksanakan serentak (pileg, pilpres dan pilkada di tahun 2024. Sebentar lagi.

Saat memasuki bilik suara nanti, kekuasaan itu masih ada di tangan masing-masing kita sebagai rakyat. Namun ketika kita keluar dari bilik suara, kekuasaan itu telah kita serahkan kepada representasi yang kita pilih sendiri. Kekuasaan telah berpindah tangan.

Konsekuensi dari pilihan kita yang sekejap di dalam bilik suara itu, bakal kita tanggung bersama untuk selama lima tahun ke depan.

Maka…

Mau pilih representasi (presiden, parlemen dan kepala daerah) yang transformatif (membawa perubahan), atau yang cuma transaksional (dagang sapi)???

Selasa, 15 Februari 2022

Penulis merupakan pemerhati fenomena ekonomi-politik

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Teken MoU, Yaspensi & SPNF Kota Kupang Bikin Terobosan Baru

    Teken MoU, Yaspensi & SPNF Kota Kupang Bikin Terobosan Baru

    • calendar_month Kam, 7 Apr 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang, Garda Indonesia | Guna mengembangkan sumber daya manusia melalui kegiatan seni, satuan pendidikan nonformal (SPNF) sanggar kegiatan belajar (SKB) Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Yayasan Pustaka Pensi Indonesia pada Rabu, 6 April 2022 di ruang Kepala UPTD SPNF SKB Kota Kupang. Ir. Yosephina C. M. I. D. […]

  • Warga Kesetnana TTS Dapat Sumur Bor dari Yayasan YPKM & Komunitas KASOGI

    Warga Kesetnana TTS Dapat Sumur Bor dari Yayasan YPKM & Komunitas KASOGI

    • calendar_month Sel, 29 Mar 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Loading

    SoE, Garda Indonesia | Guna memenuhi kebutuhan air bersih dan menekan lonjakan stunting, Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) dan Komunitas SoE Berbagi (KASOGI) memberikan bantuan satu unit sumur bor ke warga RT 1, Dusun 1, Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, 28 Maret 2022. […]

  • Peran Serta Dunia Usaha, Dorong Hak Anak Terpenuhi

    Peran Serta Dunia Usaha, Dorong Hak Anak Terpenuhi

    • calendar_month Sab, 22 Feb 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 54
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Kementerian PPPA melalui Asisten Deputi Perlindungan Anak dalam Situasi Darurat dan Pornografi, Ciput Eka Purwianti, bersama Anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta H Abraham Lunggana dan Direktur PT. Sari Coffee Anthony Cottan ikut meresmikan Gerai Starbucks Community Store pertama di Indonesia di Pasar Tanah Abang, Blok B pada Sabtu, 22 Februari 2020. […]

  • Menkominfo: ‘Ayo Bekerjasama Tangkal Hoaks’!

    Menkominfo: ‘Ayo Bekerjasama Tangkal Hoaks’!

    • calendar_month Sen, 11 Feb 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara mengajak peserta Rapat Koordinasi Nasional Bidang Kehumasan dan Hukum 2019 untuk bekerjasama menangkal Hoaks. Menurutnya, masyarakat dan termasuk media massa yang bermartabat akan menentukan kualitas demokrasi pada Pemilu 2019. “Kolaborasi, bergandengan tangan, mitigasi, untuk menurunkan tensi sangat penting kita lakukan untuk menyukseskan pelaksanaan Pemilu Serentak […]

  • Pemdes Langkas Klarifikasi Mama Theresia Terima Bantuan Sejak 2015

    Pemdes Langkas Klarifikasi Mama Theresia Terima Bantuan Sejak 2015

    • calendar_month Rab, 18 Jun 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 61
    • 0Komentar

    Loading

    Upaya konfirmasi telah dilakukan beberapa kali kepada Kepala Desa Langkas berbentuk panggilan ataupun pesan WhatsApp, namun terkendala kesibukan dan perbedaan waktu bertemu secara langsung.   Manggarai | Pemerintah Desa Langkas, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) melakukan klarifikasi dalam bentuk hak jawab dan hak koreksi sesuai Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 terkait […]

  • Bank NTT Termasuk 22 Peserta Tambahan ‘Fast Payment BI’

    Bank NTT Termasuk 22 Peserta Tambahan ‘Fast Payment BI’

    • calendar_month Sen, 31 Jan 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Bank Indonesia (BI) terus mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan nasional implementasi, salah satunya melalui fast payment BI yaitu BI-Fast. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyampaikan bahwa jumlah peserta BI-Fast mulai Senin, 31 Januari 2022, bertambah sebanyak 21 Bank dan 1 lembaga nonbank yang masuk sebagai peserta gelombang atau […]

expand_less