Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Daerah » Kata Wartawan Liput Dibayar, Guru SMP Kristen 1 Amanuban Barat Dipolisikan

Kata Wartawan Liput Dibayar, Guru SMP Kristen 1 Amanuban Barat Dipolisikan

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Kam, 1 Apr 2021
  • visibility 61
  • comment 0 komentar

Loading

Soe-TTS, Garda Indonesia | Empat orang wartawan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) yang dituduh menerima bayaran oleh guru SMP Kristen 1 Amanuban Barat, Dra. Maxima R. Bhia, pada Selasa, 30 Maret 2021, resmi melaporkan peristiwa yang mencederai profesi jurnalis tersebut ke Polres TTS. Keempat wartawan tersebut yakni, Yuferdi Inyo Faot dari media salamtimor.com, Lefinus Asbanu dari media Pendidikan Cakrawala NTT, Yohanis Tkikhau dari mediatirta.com dan Daud Nubatonis, wartawan metrobuananews.com.

Wartawan media salamtimor.com, Yuferdi Inyo Faot sebagai pelapor bersama korban lainnya mendatangi Polres TTS, pada Rabu siang, 31 Maret 2021. Laporan itu, diterima oleh Zeth O. Boling, selaku Kanit I SPKT Polres TTS,  dengan nomor: STTLP/74/III/2021/RES TTS. Usai membuat laporan polisi, Inyo menjelaskan bahwa pihaknya merasa dirugikan dengan insiden tersebut. Pasalnya, terlapor tidak menjelaskan secara detail terkait tuduhan itu.

“Kita melaporkan Dra. Maxima R. Bhia yang menuduh kami tanpa bukti. Karena itu, kami menilai yang bersangkutan menyebar fitnah,” jelas Inyo sembari menegaskan bahwa tuduhan tersebut mencederai profesi jurnalis, apalagi tuduhan itu secara terang-terangan didengar oleh banyak orang dan  guru-guru yang hadir saat itu.

Kami, imbuh Inyo, merasa malu dengan kejadian tersebut. Karena itu, melaporkan kejadian ini ke pihak yang berwenang untuk bisa mendapatkan keadilan. “Sikap itu ditempuh agar masyarakat umum tidak menilai buruk profesi jurnalis. Sebab, jika hal itu dibiarkan maka akan membias. Kita tidak bisa membiarkan ini karena tuduhan itu akan merusak citra insan Pers di mata masyarakat,” tandasnya.

Wartawan media Pendidikan Cakrawala NTT, Lefinus Asbanu menguraikan kronologis kejadian itu. Menurutnya, kehadiran mereka di sana untuk meliput pembukaan pintu ruang Kepala Sekolah SMP Kristen 1 Amanuban Barat dan SMA Kristen Manek To Kuatnana, karena semenjak meninggalnya Alm. Semuel Laoe, S.H., pada bulan Januari ruangan kepala sekolah tersebut belum dibuka, selain itu juga penolakan 16 orang guru terhadap Plt. Kepala SMP Kristen 1 Amanuban Barat.

Lenzho sapaan akrabnya menjelaskan, awalnya Ketua Yapenkris Tois Neno, Martinus Banunaek menyampaikan tujuan pembukaan ruang Kepala Sekolah itu, namun pembukaan ruangan itu gagal karena ada penolakan dari Ketua Komite sekaligus pendiri pada SMP Kristen 1 Amanuban Barat dan  SMA Kristen Manek To Kuatnana, Habel Hitarihun dan beberapa orang lainnya.

“Kami ikuti pembicaraan untuk buka ruang Kepala Sekolah itu. Tapi tidak ada titik temu, kemudian Ketua Yapenkris Tois Neno meminta waktu untuk diskusi sebelum mengambil tindakan selanjutnya. Saat pihak Yayasan dan undangan lainnya bergeser untuk diskusi, saat itulah kejadian tuduhan itu bermula,” jelas Lenzho.

Lenzho mengatakan, Ia bersama ketiga rekan lainnya tidak mengeluarkan kata-kata atau perbuatan yang tidak menyenangkan. Namun, tiba-tiba, mereka dituduh meliput kegiatan itu karena dibayar. “Kami kaget tiba-tiba dituduh menerima bayaran. Tuduhan itu pun tidak jelas, siapa yang membayar kami, kemudian jumlah uang yang kami terima itu berapa. Jadi mereka omong lepas-lepas saja,” kata Lenzho.

Wartawan mediatirta.com, yang akrab disapa Joe Tkikhau menjelaskan, pihaknya sempat meminta penjelasan dari Maxima Bhia, namun yang bersangkutan terus mengomel dan mengata-ngatai mereka. “Kita coba minta penjelasan, tapi upaya itu sia-sia. Bahkan saya diusir supaya tidak minta penjelasan,” ujarnya.

Lanjutnya, karena tidak ada penjelasan yang bisa membuktikan tuduhan itu, mereka memilih untuk mengalah agar tidak mengeruhkan suasana. “Kami memilih untuk mengalah karena yang bersangkutan tidak mau menjelaskan. Namun kejadian itu kita tidak bisa didiamkan. Setelah berdiskusi, kita memilih untuk menempuh jalur hukum,” jelas Joe Tkikhau.

Untuk diketahui para pelapor juga mengantongi bukti berupa rekaman video dan rekaman suara. Dalam rekaman video tersebut, Maxima Bhia mengatakan, para wartawan menerima bayaran untuk meliput kegiatan itu.

“Jadi lu datang ini son (tidak) pake bayar? Bayar, bayar. Son (tidak) ada orang gila yang dia mau datang kalau son (tidak) bayar,” kata Maxima dengan nada suara tinggi dan tanpa menggunakan masker seperti tampak dalam rekaman video yang dijadikan sebagai bukti.(*)

Sumber berita (*/tim)

Foto utama (*/tangkapan layar video)

Editor (+roni banase)

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Awas Bujuk Rayu! Puluhan Anak Jadi Korban Eksploitasi Seksual

    Awas Bujuk Rayu! Puluhan Anak Jadi Korban Eksploitasi Seksual

    • calendar_month Jum, 19 Mar 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Humas Polda Metro Jaya bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI dan stakeholders lain, pada Jumat, 19 Maret 2021, secara resmi mengungkap kasus eksploitasi seksual melalui online yang melibatkan 15 orang anak sebagai korban. Sebelumnya, dalam penggerebekan yang dilakukan pada Selasa, 16 Maret 2021 di Hotel A milik […]

  • Di Nagekeo, VBL : Tugas Utama Pemerintah Bebaskan Rakyat dari Kemiskinan

    Di Nagekeo, VBL : Tugas Utama Pemerintah Bebaskan Rakyat dari Kemiskinan

    • calendar_month Ming, 28 Jun 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 63
    • 0Komentar

    Loading

    Nagekeo, Garda Indonesia | Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) selaku Gubernur NTT menegaskan, tugas utama dari pemerintah; baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota seluruh NTT adalah membebaskan rakyat dari belenggu penderitaan dan kemiskinan. “Tugas utama pemerintah adalah membebaskan rakyatnya dari penderitaan. Karena itu, pemerintah bekerja untuk menyejahterakan rakyatnya,” tegas Gubernur VBL di hadapan masyarakat […]

  • Merry Riana: Pandemik Covid-19 Ibarat Masa Ulat Menjadi Kepompong

    Merry Riana: Pandemik Covid-19 Ibarat Masa Ulat Menjadi Kepompong

    • calendar_month Sen, 20 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 59
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Motivator Merry Riana mengatakan masa pandemik Covid-19 yang mengharuskan orang-orang lebih banyak berada di rumah ibarat masa-masa ulat menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu. “Ulat saat menjadi kepompong merasa tidak nyaman, tidak bisa bergerak bebas. Ketika dia merasa hidupnya akan berakhir seperti itu, dia kemudian menjadi kupu-kupu yang lebih indah,” kata Merry […]

  • KEPP OJK : Operasional Bank Syariah Indonesia Kembali Normal

    KEPP OJK : Operasional Bank Syariah Indonesia Kembali Normal

    • calendar_month Ming, 14 Mei 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 73
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Sehubungan dengan gangguan layanan yang terjadi pada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (KEPP OJK), Dian Ediana Rae mengatakan, saat ini layanan BSI telah dapat berjalan normal secara bertahap melalui delivery channel yang tersedia. Berkenaan dengan hal tersebut dan adanya pemberitaan mengenai indikasi penyebab […]

  • Sekadar Ambil Formulir – ‘Cukup Browsing e-BISA Dukcapil’

    Sekadar Ambil Formulir – ‘Cukup Browsing e-BISA Dukcapil’

    • calendar_month Sab, 6 Okt 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Loading

    Kota Kupang, gardaindonesia.id – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Kupang membuat terobosan taktis berupa website untuk mempermudah penduduk kota memperoleh formulir seperti formulir kelahiran, kematian, perkawinan, dan perceraian; juga dapat melihat list/daftar nama penduduk yang belum mengambil KTP elektronik (e-KTP). Cukup dengan melakukan browsing (menjelajahi) Internet melalui Google atau mesin pencarian lainnya di […]

  • Bupati Belu Akui CMS Bank NTT Permudah Kelola Keuangan Daerah

    Bupati Belu Akui CMS Bank NTT Permudah Kelola Keuangan Daerah

    • calendar_month Sel, 20 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Loading

    Atambua, Garda Indonesia | Sebanyak 69 Kepala Desa di Belu mengikuti bimbingan teknis Aplikasi CMS (Cash Management System) di aula kantor CU Kasih Sejahtera Atambua, Sabtu 16 September 2022. Kegiatan tersebut dibuka Bupati Belu, dr. Taolin Agustinus, Sp.PD-KGEH, FINASIM. Turut hadir, pimpinan Bank NTT, Tim Teknis BPKAD Kabupaten Belu, Tim Kerja TP2D Kabupaten Belu, Para […]

expand_less