Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Ribut Soal Jokowi 3 Periode? Mari Tenang Berembuk

Ribut Soal Jokowi 3 Periode? Mari Tenang Berembuk

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Kam, 3 Mar 2022
  • visibility 3
  • comment 0 komentar

Oleh: Andre Vincent Wenas

Oke, mari kita ringkas fenomena politik ini biar sederhana. Pertama, beberapa kali Pak Jokowi sudah menyatakan posisinya, kira-kira begini: bahwa beliau tidak berminat untuk terus jadi presiden, mau itu soal 3 periode atau perpanjangan masa jabatan. Alasannya, ya tentu saja konstitusi. Undang Undang Dasar telah membatasinya.

Kedua, tapi dalam perkembangan akhir-akhir ini ada aspirasi rakyat yang menguat justru untuk perpanjangan masa jabatan atau bahkan mengamendemen UUD supaya bisa mengakomodasi aspirasi rakyat soal 3 periode itu.

Musababnya adalah: macam-macam. Ada yang suka dengan kinerja (prestasi) Jokowi sehingga mesti dilanjutkan, ada juga yang mengaitkannya dengan soal situasi negara gegara pandemi yang berimbas ke situasi politik-ekonomi global, regional dan lokal. Dan seterusnya, dan sebagainya.

Untuk poin yang kedua itu secara terang-terangan awalnya dipantik ke aras nasional oleh Bahlil Lahadalia (Menteri Investasi).

Kemudian direifikasi oleh tiga parpol parlemen: PKB, Golkar dan PAN. Masing-masing via Ketumnya: Muhaimin Iskandar, Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan. Ketiga parpol itu punya total 187 kursi di DPR-RI.

Sekedar informasi, mekanisme (tata cara) amandemen (perubahan) UUD itu diatur Pasal 37 UUD’45, dan Peraturan MPR No. 1/2019 tentang Tata Tertib MPR-RI.

Usulan perubahan mesti diajukan kepada Pimpinan MPR oleh sekurangnya 1/3 dari jumlah anggota MPR atau 237 anggota. MPR-RI terdiri dari seluruh anggota DPR (575 orang) dan DPD (136 orang) sehingga total anggota MPR adalah 711 orang.

Kalau toh misalnya saja amandemen terjadi (dan berubah jadi 3 periode), tentu konsekuensinya adalah: Pak Jokowi bisa maju lagi, juga Ibu Megawati, juga Pak SBY, juga Pak Budiono, juga Pak JK, juga Pak Maruf Amin atau bahkan juga Pak Try Sutrisno. Pendeknya para mantan bisa ikut kontestasi lagi, asalkan sehat jasmani dan rohani.

Lalu wacana ini jadi ramai di ruang publik.

Ramainya ada yang bergaya intelektual dengan membangun wacana yang sehat. Tapi ada juga yang bergaya preman, dengan marah-marah dan memaki-maki di media-sosial. Masing-masing tentu dengan motifnya sendiri-sendiri.

Yang menolak amandemen pasti punya alasan dan motifnya mengapa mesti tetap di 2024, dan yang pro-amandemen juga punya alasan dan kepentingan mengapa mesti diperpanjang atau diubah periodenya.

Terhadap “keramaian” ini bagaimana suara dari istana? Stafsus Mensesneg, Faldo Maldini (Senin, 28 Februari 2022) sudah menegaskan bahwa pemerintah tidak tahu soal bergulirnya wacana penundaan Pemilu 2024 seperti yang disampaikan sejumlah elite politik maupun tokoh publik belakangan ini.

Jadi bagaimana ini?

Begini saja. Sementara ini kan yang sudah jelas (definitif) adalah UUD’45 yang bilang pemilu (pilpres) tiap 5 tahun. Lalu UU Pemilu serta keputusan KPU sudah bilang bahwa tahun 2024 (di hari kasih sayang 14 Februari nanti) bakal ada pemungutan suara. Agenda pendaftaran bakal pasangan capres dan cawapres itu pada tanggal 7—13 September 2023.

Sekarang di tahun 2022, menuju ke September 2023 itu masih ada waktu sekitar setahun setengah lebih. Apa yang bakal terjadi di kurun waktu ini kita belum tahu persis. Kecuali Tuhan.

Nah, berpijak pada landasan yang sementara ini sudah jelas (definitif) itu tadi, bukankah sebaiknya kita sebagai rakyat mulai berembuk saja dengan tenang dan elegan.

Berembuk untuk apa? Ya berembuk untuk mencari penerus Pak Jokowi. Supaya gerak langkah pembangunan ini bisa terus berjalan di atas landasan kerja politik kesejahteraan, politik bersih dan politik keterbukaan. Itulah kriteria calon pemimpinnya.

Rembuk rakyat ini adalah juga bagian dari pendidikan (edukasi) publik tentang cara berpolitik yang cerdas dan matang. Memilih bakal pemimpin yang terbaik dari antara pilihan lain yang juga baik adanya.

Janganlah sampai nantinya lahir pemimpin yang bodoh gegara pemilihnya yang juga bodoh.

Sekaligus, rembuk rakyat yang dilaksanakan secara elegan, kita bakal mampu untuk (nantinya) bisa memilih dengan bijak. Lantaran sudah cerah. Tidak membeli kucing dalam karung.

Democracy cannot succeed unless those who express their choice are prepared to choose wisely. The safeguard of democracy, therefore, is education.” – Franklin D. Roosevelt.

#RembukRakyat #MemilihPemimpinTerbaik

Kamis, 3 Maret 2022

Penulis merupakan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis (LKS) PERSPEKTIF, Jakarta

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Stimulus Ekonomi, 97% Pelanggan PLN Rumah Tangga Dapat Diskon 1/2 Harga

    Stimulus Ekonomi, 97% Pelanggan PLN Rumah Tangga Dapat Diskon 1/2 Harga

    • calendar_month Kam, 19 Des 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Jakarta | PLN (Persero) mendukung penuh langkah Pemerintah dalam menyalurkan paket stimulus ekonomi bagi 81,4 juta pelanggan atau 97 persen dari total 84 juta pelanggan golongan rumah tangga. Melalui stimulus tersebut, Pemerintah melalui PLN akan memberikan potongan tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah pada Januari hingga […]

  • Ade Armando Sering Singgung Perasaan, Persekusi Terhadapnya Wajar?

    Ade Armando Sering Singgung Perasaan, Persekusi Terhadapnya Wajar?

    • calendar_month Rab, 13 Apr 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Oleh: Andre Vincent Wenas Seumpama, maling atau perampok menjarah rumah Anda, lalu menggebuki Anda sang pemilik rumah. Tapi, kemudian orang malah menyalahkan Anda lantaran tidak memasang alarm. Lalu, Anda pun dipersalahkan lantaran selama ini sering update status di medsos tentang makanan, baju baru yang Anda beli, atau jam tangan yang keren. Katakanlah secara ekstrem Anda […]

  • IMO-Indonesia Kecam Kiriman Kepala Babi ke Kantor Tempo

    IMO-Indonesia Kecam Kiriman Kepala Babi ke Kantor Tempo

    • calendar_month Sab, 22 Mar 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Kepala Komunikasi Presiden, Hasbi Hasan saat diminta tanggapan oleh awak media tentang wartawati @tempodotco yang dikirimkan kepala babi, menjawab dengan banyolan.   Jakarta | Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia, Yakub F Ismail mengecam pihak yang mencoba meneror kerja pers dengan mengirim kepala babi ke kantor media Tempo. “Peristiwa tersebut adalah bentuk intimidasi dan […]

  • Komunitas ARMY NTT dan Kiprahnya

    Komunitas ARMY NTT dan Kiprahnya

    • calendar_month Sel, 17 Agu 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | A.R.M.Y NTT atau Adorable Representative MC for Youth from East Nusa Tenggara adalah salah 1 fandom K-Pop yang dibentuk pada tanggal 11 November 2020 dengan latar belakang utama yaitu memiliki kesamaan kegemaran (fans) terhadap salah 1 boy group asal Korea Selatan yaitu Bangtan Sonyeondan atau yang terkenal dengan singkatan BTS. Komunitas […]

  • Gubernur Apresiasi; 68 ha Lahan Jagung di Kecamatan Noemuti Tanpa APBD

    Gubernur Apresiasi; 68 ha Lahan Jagung di Kecamatan Noemuti Tanpa APBD

    • calendar_month Ming, 9 Sep 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kefamenanu-TTU,gardaindonesia.id-Viktor Bungtilu Laiskodat, usai mengikuti Malam Ramah Tamah bersama Keluarga Besar Nusa Bungtilu, Kamis (06/09/18) di Desa Otan, Kecamatan Semau-Kabupaten Kupang, melanjutkan “Kerja Nyata” ke Kab. Timor Tengah Utara; tepatnya ke lokasi penanaman simbolis jagung di Desa Nifuboke (58 ha) dan Bijeli (10 ha); Kecamatan Noemuti, Sabtu/8. September 2018. Gubernur Viktor Laiskodat asal Pulau Semau […]

  • Terkait Rencana Aksi Demo 2 Nov, Menko Polhukam Ajak Musyawarah

    Terkait Rencana Aksi Demo 2 Nov, Menko Polhukam Ajak Musyawarah

    • calendar_month Kam, 1 Nov 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta, gardaindonesia.id | Pada saat Bangsa Indonesia sedang prihatin menghadapi musibah bencana alam di Lombok-NTB dan Palu-Sulawesi Tengah, serta jatuhnya Pesawat Komersil Lion Air, ada rencana pergerakan massa yang besar untuk melakukan demonstrasi (Jumat,02/11/18), dalam menyikapi kasus pembakaran bendera di Kabupaten Garut untuk menyampaikan beberapa tuntutan kepada Pemerintah. Terkait rencana aksi tersebut, Menteri Koordinasi Politik, […]

expand_less