Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Daerah » Folemako—Tradisi Makan Adat dari Kabupaten Timor Tengah Utara

Folemako—Tradisi Makan Adat dari Kabupaten Timor Tengah Utara

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Ming, 21 Jun 2020
  • visibility 84
  • comment 0 komentar

Loading

Naiola-T.T.U, Garda Indonesia | Begitu banyak tradisi makan adat [budaya tradisional] yang menjadi budaya daerah di 22 kab./kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT); salah satunya adalah tradisi makan bersama secara adat di Kabupaten Timor Tengah Utara (T.T.U).

Folemako (dibaca Fole’ Mako’) merupakan tradisi turun temurun masyarakat adat dari semua suku yang berada di bawah tiga wilayah kerajaan/swapraja yaitu swaraja Miomaffo, Insana dan Biboki yang terbagi atas 18 kefetoran dan 176 temungkung, yakni Swapraja Miomaffo (Kepala Swapraja : G. A. Kono) memiliki 8 kefetoran masing-masing kefetoran Tunbaba, Manamas, Bikomi, Noemuti, Nilulat, Noeltoko, Naktimun dan Aplal. Sedangkan Swapraja Insana (Kepala Swapraja : L. A. N. Taolin) memiliki 5 kefetoran masing-masing kefetoran Oelolok, Ainan, Maubesi, Subun dan Fafinesu; dan Swapraja Biboki (Kepala Swapraja L. T. Manlea) memiliki 5 kefetoran masing-masing kefetoran Ustetu, Oetasi, Bukifan, Taitoh dan Harneno [kutipan https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Timor_Tengah_Utara ].

Bupati TTU, Raymundus Sau Fernandes (mengancungi jempol) dalam Tradisi Folemako di Desa Naiola pada Sabtu, 20 Juni 2020

Tradisi Folemako tetap dipelihara oleh masyarakat adat sejak awal pembentukan Kabupaten T.T.U yang diresmikan pada 9 Agustus 1958 berdasarkan Undang-undang No. 69/1958; hingga saat ini tradisi unik ini tetap dihelat dalam rangkaian upacara adat masyarakat Timor seperti dalam gelaran upacara Ume Tobe (peresmian [Rumah Adat Utama Funan] dan Lopo Tobe [Lopo Adat Utama Funan] di Desa Naiola), Kecamatan Bikomi Selatan pada Sabtu, 20 Juni 2020.

Rumah Adat Tobe Funan di Desa Naiola, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (T.T.U)

Pemangku Adat [Tobe’] Funan-Oetpah sebagai suku utama merupakan bagian dari Kefetoran Bikomi dan memiliki 10 suku pendamping [Nifuhala’] yaitu Kobi, Oetkuni, Kosat, Arit, Taeko, Sopbanae, Romer Kosat, Kefi, Kollo; menghelat Folemako sebagai rangkaian dari Upacara Adat Kasu Siki.

Pantauan Garda Indonesia, usai dilaksanakan Kasu Siki, dilanjutkan dengan Tradisi Folemako yakni mengonsumsi dan menghabiskan makanan adat [sepiring nasi putih porsi besar dan sepiring daging yang sudah diolah hanya dengan garam] dalam porsi besar sebagai ketentuan khusus bagi tamu undangan yang sudah “Naik Hala” atau sudah duduk di depan meja kayu berukuran panjang [1 meja Hala dapat menampung 50 orang] tempat makanan adat disajikan dan/atau jika makanan yang disediakan tidak sanggup dihabiskan, wajib hukumnya dibawa pulang untuk dihabiskan lagi di rumah dengan keluarga atau teman yang diundang.

Para tamu undangan sudah “Naik Hala” dalam Tradisi Folemako di Desa Naiola

Yang menarik dari Tradisi Folemako, para tamu undangan yang sudah Naik Hala akan disesuaikan dengan makanan adat yang tersedia. Jika masih ada makanan adat yang belum ditempati, maka akan diberikan tanda berupa pemasangan sendok dengan cara ditusuk terbalik dari gagang, sehingga yang muncul hanya kepala sendok.

Sendok makan ditancapkan ke dalam nasi dalam Tradisi Folemako sebagai tanda bahwa belum disantap dan/atau tak boleh disantap [bakal disantap oleh para undangan di sesi berikut]

Satu hal menarik, sebelum menyantap makanan adat bakal dilakukan Natoni [tutur adat Timor]; sesudah menyantap, tamu undangan tak diperkenankan bangun dari tempat duduk meski sudah selesai makan ataupun tak menghabiskan makanan adat yang telah tersaji [Jika bangun dari tempat duduk, bakal didenda adat]. Para tamu undangan bakal bangun serempak usai dilakukan Natoni.

Sebagian besar tamu undangan tidak sanggup menghabiskan makanan adat yang tersaji, hanya Raymundus Sau Fernandes selaku Bupati T.T.U yang diundang sebagai Tobe Fios dari Kefetoran Noemuti. Beberapa tamu undangan, bahkan menggeleng kepala menyatakan tidak sanggup menghabiskan makanan adat dalam Tradisi Folemako.

Hal menarik lainnya, bahan makanan adat berupa beras dan hewan yang dijadikan daging diperoleh dengan cara dikumpulkan secara adat [masing-masing Nifuhala’ diberikan tanggung jawab] yang didasarkan atas kesepakatan bersama. Dalam Tradisi Folemako yang dihelat di Desa Naiola, menghabiskan 800 kg [dari 1 ton beras yang terkumpul] dan disembelih 13 ekor babi dan 2 ekor sapi.

Penulis, editor, foto dan video (+rony banase)

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Rumah Nawacita Minta Jokowi Batalkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Kelas 3

    Rumah Nawacita Minta Jokowi Batalkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Kelas 3

    • calendar_month Jum, 8 Nov 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 47
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Organisasi eks relawan Jokowi yang terhimpun dalam Rumah Nawacita meminta agar Presiden Jokowi membatalkan kenaikan iuran BPJS Kesehatan untuk kelas 3 sebesar Rp 42 ribu per orang anggota keluarga yang mulai berlaku per 1 Januari 2020 mendatang. Desakan itu berasal dari suara akar rumput yang menilai kenaikan mencapai 100 persen tersebut […]

  • Coffee Morning Tanpa Kopi

    Coffee Morning Tanpa Kopi

    • calendar_month Ming, 11 Mei 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Loading

    Oleh : Roni Banase Pada perhelatan coffee morning di pagi hari, sering dijumpai panitia acara kerap tak menyediakan kopi. Aroma kopi di pagi hari diyakini dapat melecut ide hingga karya. Bagi Anda para penikmat kopi, pasti setuju kan? Layaknya acara coffee morning para wartawan bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur, Melki Laka Lena pada Sabtu pagi, […]

  • BNPB dan Gojek Jalin Kerja Sama Penanggulangan Bencana

    BNPB dan Gojek Jalin Kerja Sama Penanggulangan Bencana

    • calendar_month Rab, 19 Feb 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 35
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Gojek menjalin kerja sama dalam penanggulangan Bencana Indonesia. Ini merupakan upaya konkret BNPB dalam pentaheliks, yaitu pelibatan unsur Lembaga usaha dalam penanggulangan bencana. Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Kantor Gojek, Jakarta, pada Rabu 19 Februari 2020. Kerja sama […]

  • Gubernur NTT Bantu Dana 200 Juta untuk Rumah Sakit Marianum Halilulik

    Gubernur NTT Bantu Dana 200 Juta untuk Rumah Sakit Marianum Halilulik

    • calendar_month Rab, 25 Agu 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Loading

    Belu–NTT, Garda Indonesia | Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, Sp.PD–KGEH, FINASIM didampingi Penjabat Sekda Belu, Frans Manafe, S.Pi menyerahkan bantuan dana hibah dari Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat senilai Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan alat tes Covid–19, GeNose. Penyerahan bantuan Gubernur VBL tersebut diserahkan oleh Pemda Belu kepada Rumah Sakit Katolik Marianum Halilulik, Desa […]

  • Anggota DPRD Belu Resmikan Destinasi Wisata Mini Raiulun di Raimanuk

    Anggota DPRD Belu Resmikan Destinasi Wisata Mini Raiulun di Raimanuk

    • calendar_month Rab, 23 Jun 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Loading

    Belu-NTT, Garda Indonesia | Dua anggota DPRD Belu Daerah Pemilihan (dapil) IV, Kristoforus Rin Duka (Fraksi Demokrat) dan Aprianus Hale (Fraksi NasDem) meresmikan destinasi Wisata Mini Raiulun di Dusun Webaha, Desa Faturika, Kecamatan Raimanuk, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa, 22 Juni 2021. Acara peresmian yang dihadiri oleh para tokoh adat, tokoh […]

  • Bandara Ngurah Rai Diperketat, Kapolsek Udara Bantah Publisitas Media Asing

    Bandara Ngurah Rai Diperketat, Kapolsek Udara Bantah Publisitas Media Asing

    • calendar_month Sab, 8 Jun 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 48
    • 0Komentar

    Loading

    Denpasar-Bali, Garda Indonesia | Adanya pemberitaan media tentang peningkatan keamanan Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali pasca kejadian bom di Sukoharjo Jawa Tengah di salah satu media asing (The JP) termasuk berita lain yang sama dan viral di sosial media pada Rabu (5/6/19), dibantah keras oleh Kapolsek Udara Polresta Denpasar. Kapolsek Udara Polresta Denpasar, Kompol […]

expand_less