Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Balada Babi Kecap, Rica, Rendang, Panggang & Berbagai Babi Lain

Balada Babi Kecap, Rica, Rendang, Panggang & Berbagai Babi Lain

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sen, 13 Jun 2022
  • visibility 1
  • comment 0 komentar

Oleh: Andre Vincent Wenas

All animals are equal, but some animals are more equal than others!” Begitulah George Orwell dalam fabelnya yang kondang ‘Animal Farm’. Dan di dalam cerita itu kamerad Babi berkuasa!

Tapi kita bukan mau meresensi novel itu. Kita mau bikin cerita balada tentang daging babi. Iya, ini kan daging yang lagi dibuat ramai belakangan ini. Entah sebagai pengalihan isu soal bir yang jadi sponsor even sang pengasong ayat-mayat, atau kejadian ini memang pantulan kebodohan sementara pihak.

Oke, kita mulai ya…

Daging babi pakai bumbu kecap namanya babi-kecap. Bagi sebagian orang tidak boleh dimakan, tapi bagi sebagian lainnya itu adalah menu favoritnya. Jadi silakan pilih sendiri, mau dimakan silakan, tidak mau ya juga tidak ada yang boleh memaksa.

Di Sulawesi Utara sana, daging babi dikasih bumbu rica-rica, namanya babi-rica. Menu ini cukup popular di seantero Nusantara. Tentu sama juga, boleh dimakan buat yang mau. Bagi yang tidak mau lantaran dilarang oleh keyakinannya, ya silakan lewati saja. Tak boleh ada yang memaksa.

Di sebuah tempat, dua tahun lalu, ada yang bereksperimen daging babi dimasak dengan bumbu rendang, diberi nama dengan jelas mengandung unsur babi: Babiambo. Dan sama juga, bagi yang mau ya silakan pesan, sedangkan bagi yang tidak mau pesan juga tidak boleh dipaksa. Bebasambo!

Di Sumatera Utara dan di Lapo tetangga saya di Kawasan Jakarta Pusat tersedia Babi Panggang, lantaran daging babi itu dipanggang. Kalau tidak dipanggang ya tentu namanya “Bukan Babi Panggang”, atau “Babi Tidak Dipanggang”. Sederhana toh?

Tapi eh… “Sederhana” itu nama restoran Padang ya? Apa boleh nama warung makan Batak itu dikasih nama “Lapo Sederhana”? Apakah nama seperti itu bakal menyinggung perasaan mereka-mereka yang memang gampang tersinggung? Cuma tanya.

Yang penting dan jadi persoalan di sini adalah: jangan main tipu sana-sini (tipsani) dan atau main paksa sana-sini (paksani), lantaran itu bisa kena pasal pidana. Kalau usaha jualan makanan tidak pakai tipsani dan paksani ya tidak apa-apa toh? Jelas tidak…?

Menurut hikayat yang tertulis dalam balada daging babi karangan pujangga asal puncak Gunung Klabat sana, bahwa daging babi itu mau dikasih bumbu apa pun ya boleh-boleh saja. Para babi itu tidak bakal protes. Dijamin.

Mau pakai gulai ya jadi babi-gulai, so what? Yang penting katakanlah terus terang: menu ini terbuat dari daging babi! Baca dulu dan pertimbangkan sendiri. Kalian mau pesan silakan, tidak mau pesan juga tidak dipaksa.

Dan, kalau ada gerombolan orang yang memaksa beli – apalagi paksa makan – maka negara perlu (bahkan harus) menjitak para pemaksa itu. Termasuk juga negara mesti menjitak mereka yang memaksa melarang orang untuk berjualan menu daging babi dengan bumbu apa pun!

Yang penting jualan itu sudah di-declare (diproklamasikan) sedemikian: Bahwa menu ini mengandung babi! Maka adalah hak segala bangsa untuk memesannya atau tidak memesannya. Titik.

Negara seyogianya bertindak selaras dengan ayat-ayat konstitusi (hukum). Sekali lagi, dengan ayat-ayat konstitusi (hukum)! Kalau ada unsur pidana macam tipsani atau paksani, maka jitak! Kalau tidak ada unsur pidananya, ya bebasambo!

Loh, kok malah dengan ayat konstitusi bukannya dengan ayat-ayat kitab suci sih? Iya dong, ayat kitab suci itu kan untuk urusan masing-masing pribadi dengan Tuhannya kelak di pengadilan alam-baka.

Ayat kitab suci memang penting, bahkan sangat penting untuk menjaga moral pribadi masing-masing. Sedangkan urusan sosial-kemasyarakatan saat ini, di alam-fana, urusan kita adalah dengan ayat-ayat konstitusi (hukum).

Soal ketaatan atau pelanggaran ayat kitab suci, itu urusan masing-masing dengan Tuhannya. Bukan urusan kalian!

Minggu, 12 Juni 2022

Penulis merupakan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Gempa di Lombok Timur, 2 Orang Tewas & Ratusan Rumah Rusak

    Gempa di Lombok Timur, 2 Orang Tewas & Ratusan Rumah Rusak

    • calendar_month Ming, 17 Mar 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Lombok-NTB, Garda Indonesia | Gempa bumi tektonik kembali mengguncang Lombok Timur. Gempa dengan kekuatan M 5,4 berpusat di darat pada 20 km arah utara Kota Selong Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 19 km pada Minggu,17 Maret 2019 pukul 14.07 WIB. Selang 2 (dua) menit kemudian pada pukul 14.09.19 WIB terjadi gempa […]

  • Gubernur Viktor Dorong GMIT Jadi Kekuatan Pilar Utama

    Gubernur Viktor Dorong GMIT Jadi Kekuatan Pilar Utama

    • calendar_month Sen, 8 Okt 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, gardaindonesia.id– Gubernur Viktor Laiskodat menghadiri kebaktian bersama Jemaat Pniel Oebaki Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang, Minggu (7/10/18). Kehadiran Gubernur VBL ditengah Jemaat Pniel Oebaki sehubungan dengan acara peletakan batu pertama pembangunan gedung Gereja Pniel Oebaki. Gubernur 1 NTT ini mengatakan, Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) harus menjadi kekuatan pilar utama; mengingat, keberadaan GMIT sampai […]

  • Kiprah dan Kinerja Bank NTT Tahun 2023

    Kiprah dan Kinerja Bank NTT Tahun 2023

    • calendar_month Ming, 31 Des 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kupang, Garda Indonesia | PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur atau Bank NTT memaparkan deretan kiprah dan kinerja selama periode Januari hingga Desember 2023. Di hadapan awak media pada Jumat, 28 Desember 2023, Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengungkapkan bahwa hingga 27 Desember 2023, aset Bank NTT sebesar Rp.16,92 triliun (data keuangan […]

  • Heroik Lomba Gerak Jalan 17 Kilometer di Batas RI—Timor Leste

    Heroik Lomba Gerak Jalan 17 Kilometer di Batas RI—Timor Leste

    • calendar_month Sel, 12 Agu 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Semangat pun terpancar dari wajah-wajah peserta lomba gerak jalan 17 kilometer, barisan berdiri tegap rapi sembari dilepas Bupati Belu pada siang pukul 13:00 Wita (1 siang) hingga finis pada pukul 21:00 Wita (9 malam).   Atambua l Bupati Belu,  Wilibrodus Lay, S.H. didampingi istri Ny. Vivi Lay, membuka serempak gerak jalan sejauh 17 kilometer untuk […]

  • ‘Coffee Morning’ Bersama Jurnalis, Bupati Belu: Tidak Ada Niat Batasi Wartawan

    ‘Coffee Morning’ Bersama Jurnalis, Bupati Belu: Tidak Ada Niat Batasi Wartawan

    • calendar_month Jum, 7 Mei 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Belu-NTT, Garda Indonesia | Bupati Belu, dr. Agustinus Taolin, SpPD-KGEH,Finasim didampingi Wakil Bupati, Drs. Aloysius Haleserens,M.M. bertatap muka atau  coffee morning bersama seluruh wartawan – wartawati  yang bertugas di wilayah Kabupaten Belu, di restoran Hotel Matahari Atambua, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat pagi, 7 Mei 2021. Agenda coffee morning, selain sebagai ajang saling […]

  • Ompreng Makan Bergizi Gratis dari China Berasa Minyak Babi

    Ompreng Makan Bergizi Gratis dari China Berasa Minyak Babi

    • calendar_month Sel, 9 Sep 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kepala BGN Dadan Hindayana secara terbuka meminta BPJPH menginspeksi food tray yang dipakai dalam program MBG. Ia mengakui kebutuhan food tray nasional belum bisa dipenuhi produsen dalam negeri.   Jakarta | Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Haikal Hasan alias Babe Haikal akan segera berangkat ke China untuk menginspeksi langsung food tray atau ompreng […]

expand_less