Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Politik » Perjalanan Panjang Sang Jenderal

Perjalanan Panjang Sang Jenderal

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sel, 9 Apr 2024
  • visibility 87
  • comment 0 komentar

Loading

Jakarta, Garda Indonesia | Sebuah video berisi percakapan telepon diunggah oleh calon presiden Prabowo Subianto di akun Instagram-nya. Telepon itu berasal dari sobat karibnya nun jauh di sana; Abdullah II. Dia adalah Raja Yordania yang naik takhta sejak 9 Juni 1999 silam, yang juga dikenal dekat dengan Menteri Pertahanan RI itu.

“Selamat, saudaraku,” sapa Abdullah melalui speaker telepon genggam yang di tangan Prabowo.

“Terima kasih, Yang Mulia. Saya akan menelepon Anda dalam beberapa pekan ke depan jika memungkinkan,” jawab capres terpilih itu.

Ahlan wa sahlan, (silakan),” timpal Abdullah dengan ramah. “Bahkan jika waktunya memungkinkan, aku akan datang menemuimu dan mengucapkan selamat secara langsung. Negaramu membutuhkanmu. Aku kenal dirimu sejak lama dan sangat bangga padamu,” kata-kata Abdullah mengalir lancar penuh sanjungan.

“Terima kasih, Yang Mulia. Saya sangat menghargai persahabatan Anda. Saya harap bisa segera bertemu Anda secepat mungkin. Saya punya banyak kenangan indah di Amman,” Prabowo tak mau kalah.

“Silakan, kapan saja. Aku juga punya banyak kenangan denganmu,” balas Abdullah.

“Sampaikan salam hormat saya untuk Yang Mulia Ratu, untuk Pangeran Faisal, dan Pangeran Ghazi. Saya ingin bertemu mereka kembali…” tutup Prabowo.

Cuplikan video hubungan telepon itu pun viral di media sosial. Tak mengherankan memang, jika Raja Yordania menelepon mantan Danjen Kopassus itu. Catatan sejarah hidup Sang Jenderal memang tak lepas dari negeri Abdullah.

Prahara 1998 memaksa menantu Presiden Soeharto itu untuk melakoni hidup di Jazirah Arabia. Dan Abdullah menerimanya dengan tangan terbuka, menjadikannya sahabat karib. Prabowo yang baru saja kehilangan jabatan di dunia militer, meninggalkan Indonesia di akhir tahun 1998.

Keputusan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang memeriksa kasus penculikan 9 (sembilan) aktivis prodemokrasi, mematahkan tongkat komando yang ia genggam. Ia tak lagi menggenggam kuasa di lingkaran elite Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) akibat tindakan penculikan tersebut.

Sebelum bermukim di Yordania, Prabowo menginjakkan kaki di Amerika Serikat dan tinggal di Negeri Paman Sam selama beberapa waktu. Ia juga sempat melanglang buana di sejumlah negara Eropa.

Di Yordania, Prabowo menjalankan bisnis yang dikelola adiknya, Hashim Djojohadikusumo. Kabarnya, ia juga ditawari menjadi penasihat militer kerajaan. Selama berada di Yordania, Prabowo ditawari untuk tinggal di salah satu istana kerajaan. Namun, ia menolak. Dia lebih memilih tinggal di apartemen biasa bersama ajudannya di pusat Kota Amman.

Pada tahun 2000, Prabowo sempat kembali menginjakkan kaki di Tanah Air untuk menjenguk ayahnya yang sakit. Namun, keberadaannya di Indonesia tak berlangsung lama. Ia mesti kembali ke Amman dan tinggal di sana hingga beberapa bulan kemudian.

Masa-masa ini bisa dianggap sebagai saat di mana Sang Jenderal terpuruk di titik nadir. Ia tak ubahnya ‘manusia tanpa negara’ (stateless) yang ‘terkucilkan’.

Indonesia Tanah Air Beta

Kabar baik datang dari Megawati Soekarnoputri, yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI. Sebagai seorang sahabat, Megawati marah saat mengetahui status Prabowo yang tanpa kewarganegaraan. Ia juga mengaku geram pada Menteri Luar Negeri dan Panglima TNI saat itu.

“Dulu saya ngambil beliau keleleran (telantar. Betul nggak, Mas? Saya marah sebagai Presiden. Siapa yang membuang Beliau sebagai stateless? Ini saya bukan cari nama. Tanya kepada Beliau (Prabowo),” kata Megawati saat memberikan sambutan dalam ‘Presedential Lecture’ Internalisasi dan Pembumian Pancasila’, di Istana Negara pada 2019 lalu.

“Saya marah pada Menlu, saya marah pada panglima. Apa pun juga, Beliau manusia Indonesia. Pulang!” tegas Presiden RI ke-5 itu. Dan kelak di tahun 2009, Megawati menggandeng Prabowo sebagai cawapresnya saat berkontestasi di pemilihan presiden (pilpres).

Akhirnya, di awal tahun 2001, Prabowo pulang ke Tanah Air dan kembali ‘menjadi’ orang Indonesia. Bersama adiknya, ia menggeluti dunia bisnis dan membangun sejumlah perusahaan.

Selain itu, ia juga aktif di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sebuah organisasi sosial berskala nasional di bidang agrikultur. Bahkan, pada Musyawarah Nasional (Munas) HKTI Ke-6, Prabowo Subianto berhasil menjadi ketua umum periode 2004—2009.

Tak hanya mengurusi kaum tani, pada periode yang sama, Prabowo juga terlibat aktif di Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI). Bersamaan dengan lakon yang ia jalani di HKTI dan APPSI, Prabowo mulai muncul ke permukaan. Menyeruak di belantara pemberitaan media.

Bahkan, ia kerap membagi aktivitasnya di 2 (dua) organisasi itu dalam bentuk iklan di layar kaca maupun media massa nasional kala itu. Orang pun seolah lupa pada peristiwa 1998, dengan segala sisi kelamnya.

Kini, di Indonesia telah muncul seorang tokoh; Prabowo yang baru. Mantan jenderal yang telah ‘fully civilized’ dan bersih dari anasir-anasir militeristik. Dukungan masyarakat padanya pun mulai tumbuh dan berkecambah. Bintang terang yang dulu redup ditiup prahara, kini mulai menampakkan sekelumit cahaya harapan.

Tak lama lagi, Sang Jenderal kemungkinan akan mendirikan partai politik untuk meraih kembali kuasa yang sempat hilang.

Empat pertarungan

Awal tahun 2008, Prabowo dan adiknya (Hashim) akhirnya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Selain itu, terdapat sejumlah nama yang turut serta dalam pendirian parpol baru ini. Di antaranya mantan aktivis mahasiswa, Fadli Zon, dan mantan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN) Bidang Penggalangan, Muchdi Purwoprandjono, serta sejumlah nama lain.

Seiring dengan kelahiran Gerindra, kemunculan Prabowo di layar kaca dan iklan media lainnya pun kian marak. Kampanye iklan Gerindra yang masif pada jam-jam prime time, tak lepas dari dukungan finansial nan gigantik.

Di lain pihak, partai ini juga aktif membentuk cabang di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Bahkan, sempat ada klaim bahwa saat itu anggota Partai Gerindra mencapai 15 juta orang. Dengan pendukung terbanyak di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi.

Tak sia-sia memang, kampanye nan masif itu pun berbuah manis. Gerindra meraup 4,46 persen suara dalam Pemilu Legislatif 2009, dan mengamankan 26 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sebuah pencapaian luar biasa bagi partai yang baru seumur jagung.

Saat itu, Partai Demokrat besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang jadi jawara dengan perolehan suara sebesar 20,85 persen. Partai berlogo Mercy itu mengamankan 148 kursi di Senayan.

Pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2009 pula, Prabowo berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri yang jadi calon presiden. Berkontestasi dengan pasangan SBY-Boediono dan Jusuf Kalla-Wiranto. Dalam pertarungan itu, pasangan Megawati-Prabowo yang dikenal dengan sebutan ‘Mega-Pro’ kalah oleh pasangan SBY-Boediono, dengan margin yang cukup lebar; 60,80 persen versus 26,79 persen. Sementara pasangan JK-Wiranto berada di urutan buncit dengan raihan suara 12,41 persen.

Kekalahan ini tak menyurutkan semangat Sang Jenderal untuk bertarung kembali di pilpres selanjutnya. Pilpres 2014 dihelat pada tanggal 9 Juli. Kali ini hanya ada terdapat 2 (dua) paslon; Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Lagi-lagi, Prabowo yang kali ini jadi capres kalah bersaing dengan pasangan Jokowi-JK yang mendapatkan 53,15 persen suara rakyat. Prabowo-Hatta meraup 46,85 persen suara.

Ini adalah kekalahan perdana Prabowo berhadapan dengan Jokowi, mantan Gubernur DKI Jakarta yang juga bekas Wali Kota Solo. Sang tukang mebel itu berhasil mengalahkan Sang Jenderal dengan margin tujuh poin.

Pada 22 Juli 2014, di hari pengumuman hasil resmi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Prabowo menyatakan menarik diri dari proses pemilu. Ia tak dapat menerima kekalahan, dan menuding telah terjadi kecurangan yang masif dan sistematis. Kecurangan ini, kata dia, membuat rakyat Indonesia kehilangan ‘kehilangan hak-hak demokrasi’. Ia lantas menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK), namun tetap gagal jua.

Lima tahun kemudian, lagi-lagi Prabowo mencoba peruntungan dengan mencalonkan diri sebagai capres. Ia berpasangan dengan Sandiaga Uno. Kali ini berhadapan kembali dengan Jokowi, namun dengan pasangan yang berbeda. Jokowi berpasangan dengan KH Ma’ruf Amin.

Hasilnya masih sama; Prabowo kalah lagi. Pasangan Jokowi-Ma’ruf mendapatkan 55,50 persen suara, Prabowo-Sandi di bawahnya, sebanyak 44,50 persen. Raihan suaranya kali ini malah turun 2,35 persen dibanding 2014 silam. Ini adalah kekalahan ketiga Prabowo dalam kontestasi pilpres di Indonesia.

Pada 2024 kali ini, Dewi Fortuna akhirnya berpihak pada Prabowo. Ambisinya untuk menjadi Presiden terwujud setelah menang melawan dua paslon lain; Anies Baswedan-Muhamin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Ia yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka yang notabene putra Presiden Jokowi, berhasil menang telak dalam satu putaran. Prabowo-Gibran meraih suara 58,58 persen, Anies-Imin mendapat 24,95 persen, dan Ganjar-Mahfud meraup 16,47 persen suara.

Terlepas dari sengketa yang masih membayangi proses pemilu kali ini, Prabowo-Gibran bakal tetap menduduki Istana. Cita-cita besar Sang Jenderal untuk berkuasa tak mungkin terbendung lagi. Sosok yang dulu ‘terkucilkan’ hingga sempat disebut stateless itu kini bisa melenggang dengan jemawa.

Kemenangan yang diraihnya, entah imbas Jokowi Effect atau Gibran Effect pun bakal menguap dari perbincangan publik. Ia telah menunjukkan sebuah pembelajaran; cita-cita itu harus diraih dengan perjuangan panjang dan pengorbanan yang tak murah.(*)

Sumber (*/Total Politik)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Dua Hari di NTT, Ini Agenda Kunjungan Kerja Presiden Jokowi

    Dua Hari di NTT, Ini Agenda Kunjungan Kerja Presiden Jokowi

    • calendar_month Rab, 23 Mar 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 40
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Presiden Joko Widodo bertolak ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) guna melakukan kunjungan kerja pada Rabu, 23 Maret 2022. Menggunakan pesawat Kepresidenan Indonesia-1, Presiden beserta rombongan terbatas lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, sekitar pukul 18.15 WIB. Setibanya di Bandar Udara Internasional El Tari, Kota Kupang, Presiden Jokowi langsung menuju […]

  • Bank NTT Raih 3rd Indonesia Top Bank Awards 2022 dari The Iconomics

    Bank NTT Raih 3rd Indonesia Top Bank Awards 2022 dari The Iconomics

    • calendar_month Jum, 2 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 53
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang, Garda Indonesia | Kinerja Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) melakukan investasi digitalisasi layanan perbankan, mengubah dan mempermudah nasabah dalam bertransaksi, rupanya menggapai atensi dari The Iconomics. Melalui surat yang ditandatangani Founder and CEO The Iconomics, Bram S.Putro, menilai di era pasca-pandemi, digitalisasi yang dilakukan Bank NTT telah meningkatkan efisiensi perbankan guna […]

  • Tim Pemburu Koruptor Segera Terbentuk, Mahfud MD: Cantelannya ke Inpres

    Tim Pemburu Koruptor Segera Terbentuk, Mahfud MD: Cantelannya ke Inpres

    • calendar_month Rab, 15 Jul 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 48
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Proses pengaktifan tim pemburu koruptor terus berlanjut. Hal ini ditegaskan Menko Polhukam Mahfud MD menanggapi sejumlah pertanyaan tentang tindak lanjut wacana akan diaktifkannya kembali tim pemburu koruptor tersebut. “Cantelannya itu adalah Inpres, maka sekarang Inpres tentang tim pemburu aset, pemburu tersangka, terpidana koruptor dan tindak pidana lain, sudah ada ditangan Kemenko […]

  • Cegah Covid-19, Plan Indonesia Distribusi 6 Juta Liter Air Bersih di Nagekeo

    Cegah Covid-19, Plan Indonesia Distribusi 6 Juta Liter Air Bersih di Nagekeo

    • calendar_month Sel, 19 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 33
    • 0Komentar

    Loading

    Nagekeo, Garda Indonesia | Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat merupakan salah satu langkah pencegahan penyebaran Covid-19. Untuk itu, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) mendistribusikan lebih dari 6 juta liter air bersih secara gratis ke 81 dusun yang tersebar di 29 desa di Kabupaten Nagekeo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan yang dilakukan pada […]

  • Guru SMA di Lembata NTT Dianiaya Keluarga Siswa

    Guru SMA di Lembata NTT Dianiaya Keluarga Siswa

    • calendar_month Sen, 11 Mar 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 62
    • 0Komentar

    Loading

    Lembata, Garda Indonesia | Seorang guru  di sekolah menengah atas negeri (SMAN) 1 Nubatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), memperoleh perlakuan kasar berupa makian hingga pukulan fisik ke tubuh sang guru. Kejadian itu terjadi pada tanggal 19 Februari 2024 di ruang kelas XI C-4. Respons pun berdatangan dari sesama guru hingga PGRI Kabupaten […]

  • Internet Milik PLN “ICONNET” Relatif Stabil & Berhadiah

    Internet Milik PLN “ICONNET” Relatif Stabil & Berhadiah

    • calendar_month Sen, 12 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 57
    • 1Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | PT PLN (Persero) melalui anak usahanya ICON+ meluncurkan program undian wisata religi bagi para pelanggan baru yang berlangganan layanan internet milik PLN. Tak hanya menyediakan pasokan listrik yang andal, kini para pelanggan PLN juga bisa menikmati layanan internet dengan performa andal dan tanpa batas kuota. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo yang […]

expand_less