Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Berita Kota » IKKON Kupang & Perajin Tenun Penkase, Hasilkan Pewarna Alam & Tenun Khas

IKKON Kupang & Perajin Tenun Penkase, Hasilkan Pewarna Alam & Tenun Khas

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Jum, 18 Okt 2019
  • visibility 2
  • comment 0 komentar

Kota Kupang, Garda Indonesia | Tim Inovatif dan Kreatif melalui Kolaborasi Nusantara (IKKON) Kupang melaksanakan Tanabae Festival 2019 yang merupakan wujud akuntabilitas publik dari tim IKKON kepada masyarakat Kota Kupang.

Kegiatan yang dilangsungkan di alun-alun Subasuka Cafe and Restoran, dimeriahkan oleh pameran berbagai hasil kreasi kolaborasi IKKON Kupang dengan setiap stakeholder kreatif di Kota Kupang.

Pada Tanabae Festival 2019, IKKON Kupang yang berkolaborasi dengan Perajin tenun dari Penkase Oeleta, memamerkan hasil tenun dengan warna yang berbeda dari tenun sebelumnya.

Desainer Produksi IKKON Kupang, Wisnu Purbandaru yang ditemui media ini di stan pameran hasil tenun Mama-mama dari Penkase mengatakan bahwa tim IKKON Kupang memberikan workshop kepada para perajin tenun pada beberapa bulan lalu, terutama terkait penggunaan warna alami.

“Sebenarnya mereka (perajin tenun), sudah tahu warna-warna alami itu, tapi mereka berpikir bahwa itu mahal dan akhirnya ditinggalkan. Mereka memilih menggunakan benang yang dijual di toko,” jelas Wisnu.

Setelah bertemu dan bertukar pikiran, lanjut Wisnu akhirnya masyarakat perajin tenun kembali menggunakan pewarna alam yang sudah ada dan membuat beberapa motif baru.

“Setelah workshop, kita sama-sama membuat pewarna alam tersebut lalu kita gunakan serta kita buat motif baru yaitu daun sepe,” ujarnya.

Deretan tenun khas yang dipamerkan dalam Festival Tanabae 2019

Sebelum bertemu Tim IKKON Kupang, para penenun menggunakan benang-benang yang dijual di toko-toko dengan berbagai warna. Dan harga jual untuk 1 selendang yang dibuat itu berkisar antara Rp.30.000—40.000,- saja.

“Pewarna alam itu digunakan pada benang katun. Jadi dari hasilnya, bisa dijual 1 selendang seharga Rp.100.000—200.000,-saja,” tutur Wisnu.

Bahkan hasil tenun kolaborasi tersebut, sudah dibawa dan dipamerkan pada Festival Bekraf di Solo dan animo pengunjung saat itu sangat tinggi serta hasil tenunan tersebut banyak menuai pujian.

Sementara itu, Elizabeth Selly selaku desainer tekstil tim IKKON Kupang, di sela-sela kesibukannya menjelaskan kepada para pengunjung yang melihat hasil kreasi tersebut mengatakan bahwa ada kurang lebih 8 (delapan) warna alam yang mereka hasilkan.

“Warna alam yang ditemukan dari tanaman sekitar 8 warna, yaitu merah sepe, lembayung, biru langit, coklat, kuning, hitam, warna gading sama warna krem,” jelas Elizabeth.

Elizabeth menjelaskan bahwa dari satu tanaman bisa menghasilkan beberapa warna tergantung campuran yang diberikan. “Tanaman yang digunakan yang itu-itu saja, seperti kulit pohon mahoni dan kulit pohon burung atau pohon secang. Warnanya tergantung dicampur dengan apa. Kalau dicampur dengan tawas itu akan menghasilkan satu warna, kalau dengan kapur itu warnanya berbeda lagi,” ujarnya.

Selain tanaman-tanaman tersebut, untuk pewarna alami digunakan bisa menggunakan kunyit dan pohon kersen. Elizabeth menjelaskan bahwa pihaknya dalam memilih warna selalu menyesuaikan dengan bahan alam yang ada, sehingga yang tidak bisa ditemukan tidak digunakan.

“Warna yang sulit ditemukan adalah warna biru, tapi akhirnya kami berhasil mendapat warna biru langit,” tuturnya.

Dirinya pun mengungkapkan adanya kemungkinan muncul lapangan pekerjaan baru serta mampu mendongkrak perekonomian masyarakat, yaitu dengan produksi pewarna alam tersebut. “Bisa jadi. Karena dari Dekranasda juga memberikan bimbingan terkait pembuatan warna juga. Dan instruktur warna dekranasda pastinya banyak memberikan ilmu bagi masyarakat, “ jelas perempuan cantik asal Denpasar itu.

Elizabeth juga berterima kasih karena melalui kolaborasi tersebut dirinya juga belajar banyak hal dari Mama-mama perajin tenun di Penkase terkait warna alam dari bahan-bahan alam. “Saya memberikan ilmu desain, tapi saya juga belajar ilmu pewarna dari mama-mama di Penkase. Kita saling bertukar, itulah proses kolaborasi kita, “ pungkas Elizabeth.

Nama festival ‘Tanabae’ merupakan bahasa Kupang, dalam bahasa Indonesia baku ‘Tanah baik’, yang sebenarnya ingin disampaikan oleh tim IKKON Kupang bahwa Kupang adalah daerah yang penuh potensi. Biasanya orang-orang Kupang mengatakan ‘bae sonde bae tanah Kupang lebe bae’. Biar tanah lain lebih baik, tanah Kupang tetap lebih baik. (*)

Penulis (*/Joe Tkikhau)
Editor (+rony banase)

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Cara PDAM Kota Kupang Atasi “Meteran Angin” di Tahun 2021

    Cara PDAM Kota Kupang Atasi “Meteran Angin” di Tahun 2021

    • calendar_month Sen, 4 Jan 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kota Kupang, Garda Indonesia | PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Kupang dalam mengatasi masalah “meteran angin” atau leding air yang hanya menyemburkan angin tanpa mengeluarkan air, telah menetapkan langkah-langkah strategis di tahun 2021. Demikian penegasan Direktur PDAM Kota Kupang, Johannis Silvester Ottemoesoe, S.E. kepada Garda Indonesia pada Senin siang, 4 Januari 2021. Menurutnya, langkah […]

  • “Cinta Terpaut 4 Dekade” Ahmad Albar Dewi Astuti Hidup Bahagia

    “Cinta Terpaut 4 Dekade” Ahmad Albar Dewi Astuti Hidup Bahagia

    • calendar_month Ming, 23 Jun 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Ahmad Albar, rocker legendaris Indonesia, kembali mengejutkan publik dengan pernikahannya pada tahun 2009 lalu. Di usianya ke-63 tahun, Iyek, begitu sapaan akrabnya, menikahi Dewi Sri Astuti, seorang wanita yang baru berumur 26 tahun. Usia terpaut 37 tahun, Ahmad Albar hidup harmonis bersama Dewi Astuti Kisah cinta yang berbeda Pertemuan Ahmad Albar dengan Dewi Sri Astuti […]

  • Resesi Terjadi di NTT? BPS : NTT Alami Deflasi pada Juli dan Agustus 2020

    Resesi Terjadi di NTT? BPS : NTT Alami Deflasi pada Juli dan Agustus 2020

    • calendar_month Sel, 1 Sep 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Pada Juli 2020, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami deflasi sebesar 0,32 persen dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II (April—Juni 2020) mengalami kontraksi -1,96 persen year on year, meski tak sebesar provinsi lain di Indonesia bahkan secara nasional. Apakah kondisi pertumbuhan ekonomi serupa bakal dialami oleh NTT pada triwulan III? Apakah penurunan […]

  • Ponirah Terpidana

    Ponirah Terpidana

    • calendar_month Sel, 8 Des 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Oleh : Dra. Bernadeta M. Usboko, M.Si. Ponirah, nama seorang gadis desa blasteran Jawa dan Timor. Berleher jenjang, berparas cantik dengan kulit sawo matang dan memiliki bola mata yang indah. Sayangnya tidak ditunjang dengan pendidikan dan keterampilan yang memadai. Waktu terus berganti, gadis manis ini tumbuh begitu cepat dan menjadi kembang manis di desa tersebut. […]

  • Pasien Sembuh Covid-19 Jadi 1.107, Total Kasus Positif 8.882

    Pasien Sembuh Covid-19 Jadi 1.107, Total Kasus Positif 8.882

    • calendar_month Sen, 27 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat penambahan jumlah kasus sembuh per Minggu, 26 April 2020 menjadi 1.107 setelah ada penambahan sebanyak 65 orang, sedangkan kasus meninggal menjadi 743 setelah ada penambahan sebanyak 23 orang. Adapun Provinsi DKI Jakarta masih menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 335, […]

  • 10 Kab Kota di NTT dengan Jumlah Pemilih Terbanyak

    10 Kab Kota di NTT dengan Jumlah Pemilih Terbanyak

    • calendar_month Sab, 17 Agu 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang | Komisi Pemilihan Umum Provinsi Nusa Tenggara Timur (KPU NTT) telah menghelat pleno rekapitulasi daftar pemilih sementara (DPS) dalam penyelenggaraan pemilihan gubernur dan wakil gubernur tahun 2024 pada Sabtu, 17 Agustus 2024 di aula kantor KPU Provinsi NTT. Pleno rekapitulasi DPS tahun 2024 ini dihelat pada momentum perayaan HUT Ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia dan […]

expand_less