Pentas Seni Spektamasta Angkat Seni Inklusi Kupang
- account_circle Tim Spektamasta
- calendar_month 13 jam yang lalu
- visibility 155
- comment 0 komentar

![]()
Pentas seni ini melibatkan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus dari SD dan SMP Katolik Asumpta Kupang.
Kupang | Pentas Seni SMP Katolik Asumpta Kupang (Spektamasta) telah dihelat pada Jumat, 12 Desember 2025 di Taman Budaya Gerson Poyk, Kupang sangat memukau para penonton. Ketua Panitia, Alexsander Y.T. Tetik, S.Pd., Gr., M.M. Dalam laporannya, ia menyampaikan kegiatan tersebut mengusung tema “Berkreasi dengan Hati, Menginspirasi dengan Aksi” dan dirancang sebagai ruang ekspresi seni yang menekankan nilai inklusivitas serta keberagaman dalam seni pertunjukan.
Pentas seni ini melibatkan peserta dari berbagai latar belakang, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus dari SD dan SMP Katolik Asumpta Kupang. Kehadiran peserta inklusi tersebut menjadi bagian penting dari upaya menghadirkan panggung seni yang terbuka dan setara bagi semua anak, tanpa memandang keterbatasan fisik maupun intelektual.
Peserta inklusi dari jenjang SD yang tampil pada deret depan antara lain Brayen, Andre, Agus, Feliz, Andra, Alvaro, Aldric, Chalisto, dan Gary. Sementara itu, peserta inklusi dari jenjang SMP yang berada pada deret belakang terdiri atas Deven Ndaparoka, Maria, Viandra, Calista, Firdaus, Virginia, dan Owin. Mereka secara bersama-sama dijadwalkan membawakan lagu Natal berjudul “Natal di Hatiku”.
Penampilan kolaboratif tersebut menjadi simbol perayaan kasih, toleransi, dan harapan, sekaligus menunjukkan potensi seni anak-anak inklusi yang dibina melalui pendidikan berbasis penerimaan dan pendampingan. Melalui lagu Natal tersebut, para peserta diharapkan dapat menyampaikan pesan damai kepada masyarakat yang hadir.
Salah satu orang tua murid, Silvester Ndaparoka mengapresiasi kegiatan ini dan menyatakan Pentas Seni Spektamasta tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga media edukasi publik tentang pentingnya membangun ruang seni yang inklusif dan humanis.
Pentas seni tersebut diharapkan dapat memperkuat ekosistem seni dan budaya yang ramah terhadap keberagaman di Kota Kupang dan Indonesia.(*)
- Penulis: Tim Spektamasta
- Editor: Roni Banase











Saat ini belum ada komentar