Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Pidato Pukul Dua Subuh, Prabowo Siap Mati Demi Berantas Korupsi

Pidato Pukul Dua Subuh, Prabowo Siap Mati Demi Berantas Korupsi

  • account_circle Rosadi Jamani
  • calendar_month 1 jam yang lalu
  • visibility 105
  • comment 0 komentar

Loading

Pukul dua dini hari, ketika yang lain sudah terkapar di kasur empuk, Presiden Prabowo Subianto justru segar bugar menjalankan tugas negara. Bukan tugas receh seperti tanda tangan map warna-warni, tapi berdiri gagah di Kejaksaan Agung, menatap gunungan uang Rp6,6 triliun sambil berpidato berapi-api. Pukul dua subuh. Jam sakral bagi mi instan, renungan hidup, dan kegalauan eksistensial. Tapi bagi Prabowo, itu jam emas untuk menantang korupsi dan memberi pesan pada dunia, negara ini bahkan tidak tidur demi melawan memberantas tikus gorong-gorong.

Di saat rakyat sedang memeluk bantal dan cicilan, Prabowo datang sekitar pukul 02.00 WIB pada Rabu, 24 Desember 2025. Ia melangkah ke Gedung Jampidsus Kejaksaan Agung seperti tokoh utama film epik yang sengaja muncul di adegan paling tidak masuk akal. Di lobi, uang Rp6,625 triliun ditumpuk setinggi kurang lebih dua meter, pecahan Rp100 ribu semua, dibungkus plastik bening, merah menyala, lebih dramatis daripada dekorasi Lebaran. Itu bukan sekadar uang, itu puisi visual tentang dosa yang akhirnya pulang ke kas negara.

Prabowo lalu berpidato. Bukan pidato basa-basi. Ini pidato orang yang kelihatannya lupa, tubuh manusia butuh istirahat. Ia bicara tentang korupsi sebagai kebocoran darah bangsa. Tentang negara yang bisa kolaps jika kekayaannya terus mengalir keluar. Tentang ancaman kekuatan asing yang ingin mencuri sumber daya alam Indonesia. Dengan nada tanpa kompromi, ia menyatakan siap mati demi rakyat Indonesia.

“Kalau badan manusia tiap hari bocor sekian cc, badan itu kolaps. Negara sama” tegasnya.

“Kalau saya bicara kekuatan asing, saya diketawain, saya tidak peduli. Saya dipilih, saya dilantik oleh rakyat Indonesia, saya akan mati untuk rakyat Indonesia”. Luar biasa pidato beliau.

Data tentu tidak main-main. Dari Rp6,625 triliun itu, sekitar Rp2,34 triliun berasal dari denda administratif kehutanan yang ditagih Satgas Penertiban Kawasan Hutan. Sementara Rp4,28 triliun lainnya adalah hasil sitaan perkara korupsi yang ditangani Kejaksaan RI. Ini bukan angka khayalan motivator. Ini uang nyata yang membuat kalkulator berkeringat. Uang yang dikembalikan setelah negara bertahun-tahun dicopet dengan sopan.

Malam itu juga dipamerkan prestasi yang bikin target malu sendiri. Dalam 10 bulan, Satgas PKH berhasil menguasai kembali kawasan hutan dan perkebunan seluas 4.081.560,58 hektar, lebih dari 400 persen target awal. Nilai indikasi lahannya lebih dari Rp150 triliun. Dari luas itu, 2.482.220,343 hektar sudah diserahkan, termasuk 1.708.033,583 hektar kebun sawit yang dikelola PT Agrinas Palma Nusantara, 688.427 hektar kawasan konservasi untuk dipulihkan, dan 81.793 hektar Taman Nasional Tesso Nilo yang akan dihijaukan kembali. Bahkan hutan pun akhirnya dapat kesempatan kedua.

Para pejabat lengkap hadir, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa, Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, dan lainnya, berdiri seperti saksi sejarah bahwa negara bisa tegas sambil kurang tidur. Tentu semua ini simbolik, karena uangnya nanti kembali ke rekening negara. Tapi simbol jam dua subuh itu mahal. Pesannya jelas, perang melawan korupsi tidak mengenal jam kantor. Ayah Didit Hediprasetyo ini, dengan segala dramanya, memilih waktu ketika dunia terlelap untuk berkata lantang, negara ini sedang bangun, dan ia di depan, sendirian melawan kantuk, demi Indonesia.

Negara tidak boleh mengantuk ketika rakyatnya dirampok. Ketika seorang presiden rela berdiri di depan gunungan uang sitaan saat tubuh manusia normalnya menyerah pada kantuk, publik diajak memahami bahwa kejujuran, kedaulatan, dan keberanian memang menuntut pengorbanan, bahkan waktu tidur.(*)

 

 

 

  • Penulis: Rosadi Jamani

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Pemerintah Izinkan 102 Wilayah Lakukan Aksi Warga Produktif & Aman Covid-19

    Pemerintah Izinkan 102 Wilayah Lakukan Aksi Warga Produktif & Aman Covid-19

    • calendar_month Sab, 30 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 164
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 memberikan kewenangan kepada 102 Pemerintah Kabupaten/Kota yang pada saat ini berada atau dinyatakan dalam zona hijau, untuk melaksanakan aksi kegiatan masyarakat produktif dan aman Covid-19. Hal itu sebagaimana atas arahan Presiden Joko Widodo kepada Ketua Gugus Tugas Doni Monardo pada Jumat, 29 Mei […]

  • Jubir Satgas Pencegahan Covid-19 NTT: Warga Sakit Sebaiknya Jangan Pulang

    Jubir Satgas Pencegahan Covid-19 NTT: Warga Sakit Sebaiknya Jangan Pulang

    • calendar_month Sel, 7 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 64
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang juga Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si saat tampil di acara bincang pagi bersama Radio Suara Timor Kupang meminta, agar warga masyarakat NTT yang masih sakit; yang kini berada di daerah terpapar […]

  • Hak Veteran Belu & Malaka Butuh Rekomendasi Kababin, SK Kemenhan RI Palsu?

    Hak Veteran Belu & Malaka Butuh Rekomendasi Kababin, SK Kemenhan RI Palsu?

    • calendar_month Sel, 15 Mar 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 75
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang, Garda Indonesia | Kelompok veteran Belu dan Malaka yang menginap di aula Kanminvet Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga hari ke–7 masih enggan pulang ke kampung halaman lantaran hak–haknya belum kunjung realisasi. Informasi yang berhasil dihimpun Garda Indonesia pada Selasa, 15 Maret 2022, bahwa seratus lebih anggota veteran ini sudah memiliki surat keputusan […]

  • Kadis PUPR Belu: Segmen Bantuan Dana Swadaya Itu Bukan Untuk Orang Miskin

    Kadis PUPR Belu: Segmen Bantuan Dana Swadaya Itu Bukan Untuk Orang Miskin

    • calendar_month Ming, 26 Jul 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 113
    • 0Komentar

    Loading

    Belu-NTT, Garda Indonesia | “Segmennya itu bukan untuk orang miskin. Segmennya itu untuk orang yang berpenghasilan rendah di bawah UMR. Jadi, orang miskin tidak bisa dapat,” demikian penegasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Vincent K. Laka kepada Garda Indonesia melalui sambungan telepon seluler pada Minggu pagi, 26 Juli 2020. Baca juga : […]

  • Hari Pelanggan Nasional, PLN Berkomitmen Menerangi Negeri

    Hari Pelanggan Nasional, PLN Berkomitmen Menerangi Negeri

    • calendar_month Sen, 5 Sep 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 89
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya dalam melistriki seluruh masyarakat di Indonesia dengan terus meningkatkan infrastruktur kelistrikan dan terus berinovasi untuk menghadirkan layanan terbaik. Komitmen ini sebagai wujud dari tugas PLN sebagai perusahaan listrik nomor satu di Indonesia. Munief Budiman, Executive Vice President Pelayanan Pelanggan Retail PLN menjelaskan, perseroan terus mengoptimalkan layanan […]

  • Transportasi dan Polusi Udara, Alarm dari Tangerang Selatan

    Transportasi dan Polusi Udara, Alarm dari Tangerang Selatan

    • calendar_month Sab, 31 Mei 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 96
    • 0Komentar

    Loading

    Oleh: Dr. Sri Gusty, S.T., M.T. Kualitas udara di Tangerang Selatan kembali menuai sorotan. Update IQAir per 26 Mei 2025 tercatat Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai angka 275. Terbaca pada range sangat tidak sehat menurut pengklasifikasian internasional. Jika dilihat menggunakan kacamata transportasi, kondisi ini merupakan sinyal bahaya yang tidak logis bila diabaikan. Mengapa? Karena transportasi […]

expand_less