Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Labirin Polkam

Labirin Polkam

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Rab, 10 Agu 2022
  • visibility 41
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh : Dahlan Iskan

Perjalanan kebenaran begitu panjang. Khususnya dalam hal peristiwa Duren Tiga, Jakarta. Bahkan jalan panjang itu awalnya seperti tanpa ujung. Akhirnya ujung jalan itu terlihat:  ada di Menko Polhukam. Ada sinar terang di ujung jalan itu. Mahfud MD telah menjadi sinar itu. Tanpa ia terlihat menyala-nyalakan dirinya.

Ketika saya coba memujinya Mahfud merendah. “Ini karena Bapak Presiden tegas sekali. Dan Kapolri juga bertindak cepat,” ujar Mahfud kemarin menjelang subuh.

Awalnya jalan kebenaran itu tidak hanya terlihat panjang. Nyaris seperti tiada ujung. Bahkan akhirnya harus dicarikan jalan pintas: lewat ”bedol desa”.

”Bedol” artinya ”mencerabut pohon sampai ke akar-akarnya”. Istilah ”bedol desa” itu pertama dipakai di program transmigrasi. Seluruh penduduk desa dipindahkan. Tidak ada yang tersisa.

Dengan demikian tidak ada perasaan pilih-kasih. Itu pula yang dilakukan di Lumajang. Di lereng Semeru. Seluruh penduduk desa yang terkena bencana gunung meletus dipindahkan. Pun di tempat baru itu tetangga lama tetap menjadi tetangga lama di tempat baru.

Pun dalam peristiwa Duren Tiga. Ternyata juga harus dilakukan “bedol desa”. “Itu kuncinya,” ujar Mahfud. Mereka yang terkait ditransmigrasikan total ke Markas Komando Brimob di Depok. Termasuk yang berbintang satu dan dua. Apalagi yang pangkatnya di bawah itu.

Di situ mereka diisolasi. Diperiksa. Satu per satu tersangkanya bisa  ditetapkan. Diumumkan.

Awalnya hanya satu tersangka ditetapkan: Bharada E. Pangkatnya begitu rendah. Sempat muncul sangkaan orang kecil selalu dijadikan tumbal. Ternyata bisa diumumkan lagi tersangka baru. Tidak tanggung-tanggung: jenderal bintang dua. Si pemilik rumah Duren Tiga: Irjen Pol Ferdy Sambo.

Setelah itu satu tersangka lagi disusulkan: sopir Ny Sambo. Masih akan terus bertambah. “Selasa hari ini akan ditetapkan 3 tersangka baru lagi. Termasuk bintang satu dan bintang dua,” ujar Mahfud kemarin. “Tapi biar Kapolri sendiri yang mengumumkan,” tambahnya.

Bedol desa Duren Tiga ternyata menjadi jurus ampuh menerobos labirin pengungkapan peristiwa besar ini.

Bharada E sempat masuk ke labirin itu: ia mengaku yang menembak Brigadir J, tapi sebagai bela diri. Ia mengaku ditembak duluan oleh J. Labirin pertama ini berliku dan panjang: waktu itu ia berada di lantai atas. Ia mendengar teriakan Ny Sambo yang lagi dilecehkan secara seksual oleh Brigadir J. Ketika E masih di tangga Brigadir J keluar dari kamar Ny Sambo. J menembak E. Meleset. Dibalas. Kena. J menembak lagi. Meleset  lagi. E membalas nembak lagi. Kena lagi. J menembak lagi. Tidak kena lagi. Dan seterusnya itu. Anda sudah sangat hafal cerita itu.

Baru setelah dilakukan bedol desa, Bharada E mencoba keluar dari labirin. Ia mengaku belum pernah menembak orang sebelum itu. Ia tidak membunuh Brigadir J.

Perubahan begitu cepat.

Ketika Irjen Pol Sambo sudah dinyatakan sebagai tersangka, Bharada E mencoba keluar lebih jauh lagi dari labirin: ia pergi ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Di LPSK, pengacaranya memang mengaku E  telah menembak J. Tapi sebatas hanya untuk melumpuhkan J. Tidak membunuhnya. Itu pun karena disuruh. Ditekan. Dipaksa.

Bharada E memenuhi apa yang disyaratkan untuk bisa menjadi pasien LPSK: harus mau menjadi justice collaborator. Harus bisa menjadi penegak kebenaran.

Ia sudah menyatakan bersedia. Berarti Bharada E akan menjelaskan secara rinci. Apa saja yang terjadi di rumah itu sore itu. Baik setelah Brigadir J tersungkur maupun sebelumnya.

Berarti akan terungkap siapa yang sebenarnya meledakkan DOR, DOR, DOR ke belakang kepala Brigadir J. Sampai tewas. Siapa pula yang menghajar J sebelum dilumpuhkan. Apakah J sempat melawan hingga harus dilumpuhkan.

Pengakuan E sebagai justice collaborator tentu akan dibandingkan dengan kesaksian banyak orang di rumah itu.

Pintu labirin hampir dekat. Penegakan kebenaran kelihatannya bisa diupayakan di Duren Tiga. Tapi begitu banyak polisi yang kini terjebak di dalam labirin. Semua ingin keluar dari labirin. Desak-mendesak. Di lorong kecil. Di pintu gelap.

Bisa-bisa labirin itu sendiri yang meledak: saking kuatnya desak-desakan di dalamnya.(*)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Oknum Camat Sebar Hoaks PSBB, Ini Klarifikasi Pemkot Kupang

    Oknum Camat Sebar Hoaks PSBB, Ini Klarifikasi Pemkot Kupang

    • calendar_month Kam, 14 Jan 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 67
    • 0Komentar

    Loading

    Kota Kupang, Garda Indonesia | Beredar sebuah pesan suara di berbagai grup whatsapp yang diduga berasal dari oknum Camat Kota Raja, menyampaikan bahwa Kota Kupang akan memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan masyarakat dilarang keluar dari rumah. Pesan suara tersebut sangat membuat kegaduhan dan keresahan di tengah masyarakat saat pandemi Covid-19. Pesan suara tersebut […]

  • Tiga Tim dari Kabupaten Lolos Babak 8 Besar Cerdas Cermat Matematika Ke-12

    Tiga Tim dari Kabupaten Lolos Babak 8 Besar Cerdas Cermat Matematika Ke-12

    • calendar_month Kam, 26 Sep 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 41
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Delapan tim lolos babak 8 besar lomba Cerdas Cermat Matematika (CCM) XII sedaratan Timor, Flores Timur dan Rote Ndao yang digelar Kelompok Studi Mahasiswa Matematika (KSMM), Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP Undana Kupang, pada Kamis, 26 September 2019. Baca juga: http://gardaindonesia.id/2019/09/23/ccm-xii-peserta-guru-pendamping-lebih-dekat-ceria-bersama-matematika/ Sebanyak tiga tim dari Kabupaten akan bersaing bersama lima tim […]

  • Kakanwil Merci : Jangan Ada Pungutan Liar Terhadap Warga Binaan di Rutan

    Kakanwil Merci : Jangan Ada Pungutan Liar Terhadap Warga Binaan di Rutan

    • calendar_month Rab, 17 Jun 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 34
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sebagai Aparatur Sipil Negara yang bertugas di bidang Pemasyarakatan, agar dapat dikatakan sebagai pegawai yang profesional, wajib hukumnya untuk memahami tugas dan fungsi serta mengerti akan peraturan yang berlaku. Demikian penegasan Kakanwil Kemenkumham NTT, Marciana Dominika Jone, pada Rabu, 17 Juni 2020, saat memberikan arahan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB […]

  • Mensesneg Apresiasi Revitalisasi Listrik PLN di Istana Kepresidenan

    Mensesneg Apresiasi Revitalisasi Listrik PLN di Istana Kepresidenan

    • calendar_month Jum, 11 Agu 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno meresmikan hasil revitalisasi kelistrikan di Istana Kepresidenan Jakarta yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) pada Selasa, 1 Agustus 2023. Revitalisasi ini menjadi sejarah baru karena dilakukan untuk pertama kalinya secara signifikan sejak renovasi terakhir pada zaman Pemerintahan Presiden […]

  • Kuasa Hukum Pertanyakan Proses Hukum Pelaku Perusakan Enam Rumah di Belu

    Kuasa Hukum Pertanyakan Proses Hukum Pelaku Perusakan Enam Rumah di Belu

    • calendar_month Ming, 12 Jan 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 51
    • 0Komentar

    Loading

    Belu-NTT, Garda Indonesia | Kuasa Hukum para korban perusakan enam rumah di Dusun Kimbana B, Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Silvester Nahak, S.H. mempertanyakan perkembangan proses hukum terhadap para pelaku. Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/01/07/kuasa-hukum-minta-polisi-segera-tahan-pelaku-perusakan-enam-rumah-di-belu/ “Saya pertanyakan perkembangan perkara tindak pidana perusakan rumah di Bakustulama,” ungkap Sil Nahak, demikian […]

  • Tantangan Perlindungan Anak Berkebutuhan Khusus & Kelompok Minoritas

    Tantangan Perlindungan Anak Berkebutuhan Khusus & Kelompok Minoritas

    • calendar_month Kam, 18 Okt 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 38
    • 0Komentar

    Loading

    Manokwari,gardaindonesia.id | Masih dalam rangkaian kunjungan kerja di Manokwari, Provinsi Papua Barat, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise melakukan dialog bersama dengan anak berkebutuhan khusus (ABK) dan kelompok minoritas dari 10 provinsi; Merupakan upaya Kemen PPPA untuk melihat lebih dekat masalah, terkait perlindungan ABK dan kelompok monoritas yang masih minim. Saat sesi dialog, […]

expand_less