Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Ereksi Elite Partai Politik

Ereksi Elite Partai Politik

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sen, 28 Agu 2023
  • visibility 4
  • comment 2 komentar

Loading

Oleh:  Marsel Robot, Dosen Undana & Budayawan

Libido kekuasaan elite partai politik, belakangan mengalami ereksi yang tak tertahankan. Bahkan, mengalami ejakulasi dini dimulai 3 Oktober 2022 lalu, ketika Partai Nasional Demokrat (NasDem) mencalonkan Anies Baswedan sebagai presiden Republik Indonesia tahun 2024.

Padahal, ejakulasi dini selalu mengecewakan. Setidaknya, alogaritma politik Surya Paloh mulai mengalami kerusakan atau dirusakkan dan kemesraan dengan pemerintah mulai berantakan. Walau, pada pihak lain, ejakulasi dini NasDem justru menyedot libido Partai Demokrat. Partai berlambang bintang bersinar merah putih itu begitu lebay mendekati NasDem dengan sejumput harapan yang merindang di hati Bambang Yudhoyono kiranya Agus Harimurti Yudhoyono bisa sepelaminan dengan Anies Baswedan.

Ereksi di ruang sosial pun kian menderas dan berlepotan di sana-sini seakan menekan partai politik.  Karenanya, sejumlah partai politik mengalami birahi serius. Bayangkan, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang terkesan kalem dalam keriuhan dan ingin bermain santai, terangsang juga.

Lantas, mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024. Muhaimin Iskandar dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sudah lama turun-naik gunung menggelar silaturahmi, sebuah diksi alkitabiah untuk mengemas libido kekuasaan itu. Golkar bagai mengalami gangguan jiwa, terlihat autis, mondar-mandir, tak betah, dan sulit menentukan bukit untuk meniupkan nafiri politiknya. Keadaan itu justru mengancam Airlangga Hartarto untuk dipecat melalui algojo musyawarah luar biasa (munaslub).

Lantas, apa yang kita dapatkan dari konser elite politik atau kesibukan para elite politik mencari perselingkuhan untuk melampiaskan libido kekuasaannya itu? Jawaban setiap kita oleh berbeda. Tentu, sesuai pengalaman dan ensiklopedi (ketersediaan pengetahuan) kita untuk menafsirkan informasi dari ekspresi para perindu kekuasaan atau para pendamba jabatan itu.

Toh, hemat saya yang fakir atau kafir ilmu politik ini boleh berpendapat. Pertama, sepanjang dua tahun terakhir ini konser elite partai memperlihatkan betapa besarnya libido untuk berkuasa. Sangat kelihatan, raut wajah pemerintahan hanya sekadar persekongkolan para elite partai untuk meraih kekuasaan.

Persis kata Megawati, ketika menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres, bahwa presiden adalah petugas partai. Terkesan, negara ini kepunyaan segelintir orang. Lihatlah pemandangan yang amat getir. Mereka melakukan safari, lobi di sana- sini, memamerkan makanan mewah di hotel megah. Padahal, rakyat hidup dalam serba kesulitan dan perekonomian negara mengalami pendarahan berat.

Sungguh sebuah konser keserakahan.

Kedua, hal yang paling menggetarkan dan menggetirkan sekaligus bahwa politik akomodatif Presiden Joko Widodo membawa buah simalakama (maju mati mama, mundur mati bapa). Ia adalah presiden yang menjinakkan oposisi  dengan cara menyelingkuhi kawan dengan lawan dalam Kabinet Indonesia Maju. Prabowo dan Sandiaga Uno yang menjadi rival berat Jokowi pada periode pencalonan presiden sebelumnya malah dihela ke dalam ruang rangsang perselingkuhan itu.

Hilangnya rival yang generik itu justru memunculkan rival dari bandit-bandit berlabel akademis seperti Roky Gerung, si bajingan tolol itu. Atas nama demokrasi dan kebebasan berpendapat, ia boleh memfitnah dan mencaci pemerintah. Ia sengaja tidak mengeja perbedaan antara mengkritik dan menghina.

Gerung justru membangkrutkan demokrasi sekadar memaki-maki. Dan ia sangat popular karena kemampuan mencaci-maki Presiden Jokowi. Gerung effect kian masif. Sekarang, siapa pun boleh menghina atau memaki pemimpinnya. Mulailah masyarakat kita hidup dalam era jahiliah di mana bahasa bukan lagi modus ungkap peradaban.

Model akomodasi Jokowi, semula begitu mesra. Namun, dua tahun menjelang akhir masa jabatannya, politik akomodatif persis memelihara kalajengking di kasur pengantin Kabinet Indonesia Maju. Kelihatan misalnya, hari-hari ini, para pejabat perlahan mendua. Bahkan, meninggalkan Jokowi dengan cara masing-masing. Rasa genit tadi, mulai terasa pahit. Muncul kosa kata cinta, “itu dulu, Bung, ke depan lain, Bang”.

Jokowi terperosok di jalan licin yang dibuatnya. Atau memang, sengaja ia dibuatkan jalan licin itu untuk keperluan tertentu. Setidaknya, Pak Jokowi merival dengan dirinya. Pak Jokowi mengalami penderitaan atau minimal vertigo (sakit kepala sebelah). Sebab, ia berdiri persimpangan jalan licin itu (Prabowo atau Ganjar, atau yang lainnya).

Prabowo yang telah membantunya selama hampir 5 tahun. Ia telah menunjukkan loyalitas yang begitu latah terhadap Pak De (Jokowi). Bahkan, Prabowo dipandang orang yang paling tepat meneruskan program raksasa Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang diributkan oleh sebagian masyarakat, terutama oleh Rocky Gerung, si bajingan tolol itu. Tentu, termasuk urusan tengik lainnya. Karena itu, Prabowo kelihatan santai menghadap pemilu presiden 2024 ini.

Seperti ada semilir angin berembus dari jendela surga yang menggelembungkan optimisme. Semakin dia santai, semakin misteri pula misi perjuangannya.

Rupanya, Airlangga Hartarto (Golkar) dan Budiman Sudjatmiko (PDIP) cukup pandai membaca larik-larik puitis politik yang menghubungi Prabowo dengan Jokowi. Tak terbayangkan misalnya, Budiman Sujatmiko yang dibesarkan sejak ingusan di PDI, berpaling dan menuju Prabowo. Hal yang sama dilakukan Airlangga Hartarto, loyalitas Pak De dengan jabatan menteri paling strategis.

Lalu, Airlangga angkat koper menuju Prabowo.

Terasa memang, dan memang terasa, tahun 2023 ini angin di istana kian tengik. Kursi-kursi di kantor kelihatan berantakan. Sebab, para menteri atau pejabat yang tak lain petugas partai itu lebih banyak waktu di luar kantor untuk melakukan manuver. Mereka perlahan menghela pelampung di bawah kursi untuk dipakai menyelamatkan diri pasca-Jokowi.

Nah, perangai yang paling baik saat ini ialah “bermuka dua” (muka-belakang alias muka semua). Sebab, badai politik yang halus itu lebih dahsyat daripada badai lautan.

Dasar manusia miskin. Semakin kaya, malah semakin merasa miskin. Semakin menjabat, semakin merasa hina dina. Padahal, jabatan sekadar aksesoris duniawi. Atau mungkin terlanjur menjadikan jabatan sebagai eksistensi atau modus eksistensi kemanusiaan. Akibatnya, martabat dimutasikan ke jabatan. Itulah sebabnya, mereka sangat gelisah bila kehilangan jabatan. Inilah kesialan eksistensial yang paling mengerikan.

Bayangkan, yang pulang penjara karena korupsi, malah dengan senyum dikulum masuk lagi partai dan mendapat jabatan strategis. Ada pula yang dicalonkan lagi menjadi wali kota.

Ini bukan kekeliruan, tetapi keterlaluan.

Artinya, sebodoh-bodohnya rakyat tidak sebodoh orang-orang ini. Semiskin-miskinnya rakyat tidak semiskin Mahkamah Agung, DPR, menteri, pejabat.  Dari sini pula, ketahuan, pemimpin kita telah kehilangan watak karitatifnya. Mereka seakan tidak perlu mengetahui harga beras semakin naik. Mereka tidak perlu mengetahui, rakyat hanya makan sekali dalam sehari. Mereka tak perlu mengetahui harga kebutuhan pokok yang terus merayap naik ke bukit penderitaan.

Lantas siapakah rakyat? Penyair Hartoyo Andangjaya menjawab lirih.

Rakyat ialah kita

jutaan tangan yang mengayun dalam kerja

di bumi di tanah tercinta

jutaan tangan mengayun bersama

membuka hutan-hutan lalang jadi ladang-ladang berbunga

mengepulkan asap dari cerobong pabrik-pabrik di kota

menaikkan layar menebar jala

meraba kelam di tambang logam dan batubara

Rakyat ialah tangan yang bekerja.

  • Penulis: Penulis

Komentar (2)

  • Fabyan Onduk

    Trimakasih atas tulisan yang sungguh mencerahkan ini. Mudah-mudahan semua mereka (pejabat dan politikus) turut membacanya. Merekapun bisa berkaca pada isi tulisan ini. Salam keraeng.

    Balas29 Agustus 2023 10:04 am

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bukan Pengambilalihan! KUB Bank NTT dengan Bank DKI

    Bukan Pengambilalihan! KUB Bank NTT dengan Bank DKI

    • calendar_month Sen, 10 Jun 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang | PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) terus berproses melakukan upaya pemenuhan modal inti minimum dan salah satu strategi berupa pembentukan kelompok usaha bank (KUB). Strategi KUB ini telah disampaikan dalam rencana bisnis bank (RBB) sejak tahun buku 2023 yang telah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan para pemegang […]

  • Kawal Pemudik Jawa ke Lampung, Kapolri Siapkan Satgas Begal

    Kawal Pemudik Jawa ke Lampung, Kapolri Siapkan Satgas Begal

    • calendar_month Rab, 27 Apr 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Loading

    Cilegon, Garda Indonesia | Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyiapkan satuan tugas (Satgas) untuk mengawal pemudik di Lampung. Tim khusus dari Polda Lampung ini nantinya akan mengawal pemudik dari Jawa tujuan Sumatera. “Hari ini dipaparkan oleh wilayah Polda Banten dan Lampung disampaikan bahwa di Lampung sudah disiapkan tim atau Satgas yang dipersiapkan untuk mengawal terkait […]

  • DPP IMO Indonesia & DPW IMO Bangka Belitung Bangun Komitmen Bersama

    DPP IMO Indonesia & DPW IMO Bangka Belitung Bangun Komitmen Bersama

    • calendar_month Jum, 7 Sep 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 6
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, gardaindonesia.id – Komitmen Ikatan Media Online (IMO) Indonesia sebagai organisasi badan usaha perusahaan penerbitan online, yang taat pada aturan dan bertanggung jawab untuk terus berkembang; melakukan penandatanganan pakta integritas antara Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Media Online Indonesia dengan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Kepulauan Bangka Belitung. Acara tersebut dilakukan langsung oleh Ketua Umum IMO-Indonesia Yakub […]

  • Gratis Pendaftaran – ‘Caleg Photoshoot Competition’ Siap Digelar; Ayo Daftarkan Diri

    Gratis Pendaftaran – ‘Caleg Photoshoot Competition’ Siap Digelar; Ayo Daftarkan Diri

    • calendar_month Rab, 5 Des 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Menjelang perhelatan pesta demokrasi pemilihan umum (pemilu) pada 17 April 2019 mendatang, berbagai orang muda pekerja seni di kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) bakal menggelar lomba foto Calon Legislatif (Caleg) berhadiah uang tunai jutaan rupiah. Berbagai pekerja seni itu diantaranya, Jamez Radar Photography (Fotografer Profesional – Sony Alpha Indonesia), M2 Enterprise […]

  • Anita Gah Konsisten Sosialisai Empat Pilar Kebangsaan

    Anita Gah Konsisten Sosialisai Empat Pilar Kebangsaan

    • calendar_month Sel, 18 Sep 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT,gardaindonesia.id–Anita Jacoba Gah, Anggota DPR RI Komisi X (pendidikan, pemuda, olahraga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan) dari Fraksi Partai Demokrat konsisten melaksanakan sosialisasi 4 (empat) Pilar Kebangsaan bagi konstituen di Kota/Kab Provinsi Nusa Tenggara Timur. Mengambil tempat sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di Gereja Wesleyan Indonesia (GWI) Mahanain Namosain Kota Kupang-NTT, Selasa/18 September 2018 pukul 09.00 wita-selesai; […]

  • Pers Dikriminalisasi, Puluhan Wartawan Demo di Kejari dan Kejati Riau

    Pers Dikriminalisasi, Puluhan Wartawan Demo di Kejari dan Kejati Riau

    • calendar_month Rab, 24 Jul 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 6
    • 0Komentar

    Loading

    Riau, Garda Indonesia | Puluhan wartawan dari berbagai media melakukan aksi “Petisi Keadilan untuk Korban Kriminalisasi Pers” di Kejaksaan Negeri Kota Pekanbaru dan di Kejaksaan Tinggi Riau, Rabu, 24 Juli 2019. Dilansir dari suaraSINDO.com, Aksi tersebut buntut dari tindakan kriminalisasi terhadap Pemimpin Redaksi Harian Berantas, Toro Laia, yang telah dituntut Hakim Pengadilan Negeri Pekanbaru tetap […]

expand_less