Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Sudah Saatnya Gus Mus Turun Gunung

Sudah Saatnya Gus Mus Turun Gunung

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sen, 29 Jan 2024
  • visibility 1
  • comment 0 komentar

Oleh : Ahmad Sururi

Melihat Gus Yahya membawa NU ke dalam pusaran politik membuat kita, nahdliyin akar rumput ini mengelus dada. Bukan bermaksud su’ul adab atau kumeruah. Tapi manuver politik Gus Yahya memang membahayakan NU. Dengan asas kecintaan inilah, semoga saja pendapat dari orang daif ini tak salah dipahami.

Saya Ahmad Sururi, bukan ulama kondang atau tokoh besar dalam struktur NU. Hanya orang kecil, ilmunya sedikit. Satu kalimat saja ndak penuh.

Kegelisahan saya ini adalah juga kegelisahan orang banyak. Mereka yang tumbuh dan hidup dalam napas ke-NU-an. Tidak mencari hidup dari NU. Tapi berupaya sebisa mungkin menghidupkan NU.

Orang-orang kecil yang memiliki daya upaya kecil. Modalnya ikhlas dan telaten.

Melihat NU hari ini, saya sampai malu dan terpaksa menyebutnya sudah seperti perusahaannya Jokowi. Gus Yahya menjadi CEO dan Jokowi menjadi komisarisnya.

Apa pun perintah komisaris, CEO harus patuh. Karena komisaris punya saham cukup besar. Dia bisa melengserkan CEO dengan hanya bersiul kecil. Setidaknya sampai Oktober 2024.

Jokowi memang punya andil besar menempatkan Gus Yahya sebagai Ketum PBNU. Tapi yang harus disadari, NU itu bukan lagi partai politik. Tidak pantas ikut bermain politik dagang sapi.

NU ya jam’iyyah. Tugasnya menjadi jembatan antara pemerintah dan umat. Bukan menjadi perpanjangan tangan penguasa. Atau amit-amit, malah jadi pesuruhnya penguasa.

Ada banyak kabar yang masuk ke telinga saya. Tentang mobilisasi struktural NU. Ada nama Khofifah disebut. Dasarnya, dia diancam dengan kasus hukum. Khofifah tinggal dorong sedikit sudah pasti masuk.

Maka dia terpaksa bergerak. Tapi itu kan urusan pribadi. Jangan bawa-bawa NU. Salah sendiri terperosok.

Kalau Gus Ipul dasarnya kesepakatan dengan komisaris tadi. Makanya suara Gus Ipul keras sekali kampanyenya. Kalau tidak membawa nama NU ndak masalah. Tapi “nyales” begitu pakai embel-embel NU kok ya ndak pantes rasanya.

Memang sudah dibantah PBNU, katanya itu pernyataan pribadi. Lah kok bisa? Bagaimana bedainnya? Wong dia ndak cuti kok dari struktur.

Kecuali mau non-aktif dulu sebelum ngomong begitu ya monggo.

Orang-orang ini harus diingatkan. Jangan nyari makan dari NU. Karena malati. Mbebayani. Apalagi sampai merugikan NU. Ini soalnya doa wali Mbah Kholil Bangkalan, “ya Jabbar, ya Qohhar…”

Belakangan memang, beberapa orang non-aktif dari NU. Tapi itu dilakukan sesudah kegelisahan orang memuncak. Sesudah ada banyak protes. Sesudah memobilisasi massa.

Lah kok enak banget?

Kondisi inilah yang harus segera dihentikan. Gus Yahya harus diingatkan, langkah politiknya berbahaya. Sebesar apa pun jasa Jokowi, dia tidak pantas menyetir NU.

Dan menurut hemat saya, dalam hal ini hanya Gus Mus yang bisa memberikan nasehat. Karena yang lain mungkin ndak bakal didengar.

Sampai hari ini saya menganggap Gus Mus salah satu pasak bumi Indonesia yang masih tersisa.

Contoh dari Gus Mus terang dan patut ditiru. Ketika beliau menolak jabatan Rois Aam NU. Bukan karena tak pantas, tapi karena akhlak beliau yang luhur, seperti yang dicontohkan gurunya, Kyai Ali Maksum. Meskipun akhirnya Kyai Ali akhirnya dipaksa oleh banyak ulama dan menerimanya.

Ulama dulu begitu tinggi akhlaknya. Mereka menolak jabatan, karena tanggung jawabnya berat. Bukan seperti ulama sekarang yang berebut jabatan. Bahkan sampai-sampai disponsori penguasa. Dan memakai politik uang.

Itu aib. Tapi dilakukan dengan tanpa merasa berdosa. Maka ketika menjabat, perintah pemodal jadi agenda utama. Padahal NU bukan perusahaan.

Gus Mus, Panjenengan harus turun gunung. Situasinya sudah gawat. Jewer kupingnya Gus Yahya. NU lebih penting untuk diselamatkan. Jangan mengekor perintahnya Jokowi.

Mohon ingatkan Gus Yahya terhadap wejangan Gus Dur, “Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dipertahankan mati-matian.”

Kalau nanti Gus Yahya melawan perintah Jokowi dan dilengserkan, ya ndak apa-apa. Daripada kualat sama NU.(*)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • PLN Latih Warga Ende Olah Bambu Bernilai Ekonomis

    PLN Latih Warga Ende Olah Bambu Bernilai Ekonomis

    • calendar_month Sel, 18 Okt 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Ende, Garda Indonesia | PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) melalui Program PLN Peduli menyalurkan bantuan berupa pelatihan dan pemberian alat kerajinan olahan bambu untuk dijadikan furnitur kepada kelompok masyarakat di Kelurahan Roworena Barat, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyaluran bantuan dan pelatihan berlangsung di aula […]

  • Bekal KKN — Undana Latih Mahasiswa Bikin Pupuk Bokashi

    Bekal KKN — Undana Latih Mahasiswa Bikin Pupuk Bokashi

    • calendar_month Sab, 6 Jul 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Undana (Universitas Nusa Cendana) Kupang akan melepas 3.004 orang mahasiswa dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) semester ganjil 2019/2020 pada Senin, 8 Juli 2019. Sebelum para mahasiswa bergabung bersama masyarakat selama 2 (dua) bulan, mereka dibekali dengan beberapa program yang dinilai bermanfaat. Baca juga : http://gardaindonesia.id/2019/07/03/pembekalan-3-004-mahasiswa-kkn-undana-rektor-jaga-nama-baik-almamater/ Salah satu program yang diberikan […]

  • Suami Aniaya Istri Hingga Tewas, Ditangkap Usai Sembunyi di Hutan

    Suami Aniaya Istri Hingga Tewas, Ditangkap Usai Sembunyi di Hutan

    • calendar_month Sen, 31 Mar 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Usai melakukan perbuatan tersebut, Jon Tefa melarikan diri selama 4 (empat) hari ke dalam hutan Nunkolo. Korban segera dilarikan ke rumah sakit, sementara tim identifikasi Satreskrim Polres TTS melakukan olah TKP.   SoE | Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan (Polres TTS) berhasil mengamankan Jon Tefa, terduga pelaku penganiayaan yang menyebabkan nyawa istrinya melayang, Erni Linome […]

  • Suster Efi Wanggai Hadir Sebagai Solusi Persoalan HIV/AIDS di Papua Barat

    Suster Efi Wanggai Hadir Sebagai Solusi Persoalan HIV/AIDS di Papua Barat

    • calendar_month Sab, 14 Des 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Manokwari, Garda Indonesia | Membahas HIV/AIDS di Tanah Papua bukan hal baru, hingga kini masih menjadi persoalan besar yang harus menjadi perhatian utama, kita bersama melihat Mama Efi Wanggai yang bernama asli Eferdina Wanggai yang merupakan seorang suster; membangun kasih bersama mama-mama, anak-anak, remaja dan bapa-bapa Papua pada Sabtu, 14 Desember 2019. Mama Suster Efi […]

  • Merry Riana: Pandemik Covid-19 Ibarat Masa Ulat Menjadi Kepompong

    Merry Riana: Pandemik Covid-19 Ibarat Masa Ulat Menjadi Kepompong

    • calendar_month Sen, 20 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Motivator Merry Riana mengatakan masa pandemik Covid-19 yang mengharuskan orang-orang lebih banyak berada di rumah ibarat masa-masa ulat menjadi kepompong sebelum menjadi kupu-kupu. “Ulat saat menjadi kepompong merasa tidak nyaman, tidak bisa bergerak bebas. Ketika dia merasa hidupnya akan berakhir seperti itu, dia kemudian menjadi kupu-kupu yang lebih indah,” kata Merry […]

  • Komitmen Berantas Korupsi, Mantan Napi Korupsi Jadi Komisaris BUMN ?

    Komitmen Berantas Korupsi, Mantan Napi Korupsi Jadi Komisaris BUMN ?

    • calendar_month Ming, 8 Agu 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Oleh: Andre Vincent Wenas To the point saja. Perihal siapa yang mesti “mengawal” total aset BUMN yang kabarnya telah mencapai Rp.8,400 triliun ini? Kita tahu bahwa operasional BUMN diawasi oleh Komisaris, maka soal pengangkatan Komisaris di BUMN pun dibikinlah aturan (pedomannya). Beginilah bunyinya: Persyaratan Anggota Dewan Komisaris, syarat materiilnya meliputi: 1) Integritas dan moral dalam […]

expand_less