Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Menkeu Purbaya Seperti ‘Musuh’ Bagi Kepala Daerah

Menkeu Purbaya Seperti ‘Musuh’ Bagi Kepala Daerah

  • account_circle Rosadi Jamani
  • calendar_month 4 jam yang lalu
  • visibility 63
  • comment 0 komentar

Ingat, itu musuh tanda kutip, bukan musuh sesungguhnya. Itulah yang dirasakan Menkeu Purbaya seperti musuh bagi kepala daerah. Untuk saat ini, hampir semua kepala daerah tak senang ceplas-ceplosnya Akang asal Bogor itu.

Saat Purbaya buka mulut dan bilang ada uang daerah mengendap di bank, republik ini langsung gemetar. Seperti disiram kopi panas di pagi hari, para gubernur yang tenang mendadak panik. Purbaya menyebut angka fantastis, ratusan triliun rupiah uang rakyat tak dipakai, hanya nongkrong di rekening bank sambil menghasilkan bunga.

Seperti biasa, setelah ledakan data datanglah opera bantahan nasional. Satu per satu gubernur muncul di layar kaca, bukan membawa solusi, tapi dalih yang berlapis-lapis. Hanya satu yang mengaku jujur, DKI Jakarta. Selebihnya, semua tampil sebagai bintang tamu di sinetron bertajuk “Itu Tidak Benar, Pak Menteri!”

Dari timur Jawa, Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim) paling dulu buka suara. Katanya dana Rp 6,2 triliun itu bukan “mengendap,” tapi “SILPA”—Sisa Lebih Perhitungan Anggaran. Sebuah istilah ajaib yang membuat uang tidur terdengar seperti sedang bermeditasi fiskal.

Di utara sedikit, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menepis tudingan Rp 4,1 triliun dana nganggur. “Itu bukan deposito, tapi giro!” katanya mantap. Seolah kalau uangnya bisa dicairkan sewaktu-waktu, maka ia tak malas, hanya rebahan produktif.

Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi ikut beraksi. Ia membantah keras tudingan Purbaya, dana Rp 1,9 triliun milik Jateng mengendap. “Itu dana operasional yang sedang berjalan,” ujarnya. Bahasa halus dari, uangnya belum digunakan, tapi jangan ditanya kenapa.

Sementara dari Kalsel, Gubernur Muhidin tak mau ketinggalan. Katanya dana Rp 5,1 triliun itu “tidak mengendap, tapi bergerak.” Bergerak ke mana, tidak dijelaskan. Mungkin berlari di jalur lintas bank sambil menikmati bunga deposito.

Dari Sumatra Utara, suara juga muncul. Pemprov Sumut membantah tudingan Rp 3,1 triliun dana tidur. Mereka menyebut itu hasil keterlambatan proyek dan proses administrasi.

Lalu dari Sulawesi Tengah, Gubernur Anwar Hafid mengatakan uang Rp 819 miliar yang disebut “mengendap” itu masih “proses asistensi di Kemendagri.” Sebuah alasan yang sudah menjadi mantra sakti semua birokrat.

Di Babel, Pemprov juga menyangkal keras kabar adanya Rp 2,1 triliun di bank, katanya jumlah sebenarnya cuma Rp 200 miliar.

Dari Maluku serta Papua, meski tak ada bantahan resmi, keheningan mereka seolah berkata, “Kami juga tidak bersalah, cuma belum sempat bicara.”

Kini, Purbaya berdiri sendirian di tengah badai bantahan. Ia bicara pakai data, mereka membalas dengan drama. Ia minta uang rakyat bekerja, mereka malah sibuk mendefinisikan kata “mengendap” seolah sedang menulis kamus baru. Di mata para kepala daerah, Purbaya kini tampak seperti “musuh” musuh dari kenyamanan saldo yang gemuk, musuh dari bunga deposito yang manis.

Padahal data ia ungkap bukan dongeng. Kalsel Rp 3,9 triliun deposito + Rp 846 miliar giro. Jatim Rp 6,2 triliun. Jabar Rp 4,1 triliun. Jateng Rp 1,9 triliun. Sumut Rp 3,1 triliun. Sulteng Rp 819 miliar. Babel Rp 2,1 triliun. Totalnya bisa membiayai beasiswa nasional dan bikin jalan tol sampai Merauke. Tapi uang itu lebih suka berjemur di bank, menghasilkan bunga sambil menatap nasib rakyat dari kejauhan.

Lucunya, pejabat jujur di negeri ini sering tampak seperti pemberontak. Purbaya bukan sedang menyerang, ia cuma membuka jendela agar rakyat melihat, uang mereka ternyata lebih rajin jadi nasabah dari jadi pembangunan. Namun dalam republik hobi berdalih, kebenaran memang sering kelihatan seperti ancaman.

Purbaya kini bukan musuh negara, tapi musuh bagi mereka yang nyaman tidur di atas saldo.(*)

 

  • Penulis: Rosadi Jamani

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Positif Covid-19 NTT Jadi 16 Kasus, Tambah 3 Kasus dari Soe, Nagekeo & Kupang

    Positif Covid-19 NTT Jadi 16 Kasus, Tambah 3 Kasus dari Soe, Nagekeo & Kupang

    • calendar_month Sen, 11 Mei 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 37
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Malam ini saya melaporkan hasil pemeriksaan di Laboratorium RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes dari 48 sampel swab diketahui ada 3 (tiga) sampel menunjukkan positif Covid-19 plus,” ungkap Dr. drg. Domi Minggu Mere, M.Kes. dalam keterangan pers secara virtual pada Senin malam, 11 Mei 2020. Baca juga : http://gardaindonesia.id/2020/05/09/swab-pcr-test-perdana-di-ntt-1-positif-covid-19-dari-klaster-sukabumi/ Adapun positif […]

  • IMO-Indonesia : Perpu No 1 Tahun 2020 Perkuat Daya Tahan & Ekonomi Lebih Kompetitif

    IMO-Indonesia : Perpu No 1 Tahun 2020 Perkuat Daya Tahan & Ekonomi Lebih Kompetitif

    • calendar_month Rab, 1 Apr 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 43
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) sebagai pandemi pada sebagian besar negara-negara di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu dan telah menimbulkan korban jiwa, dan kerugian material yang semakin besar, dapat berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan […]

  • 10 Kabupaten Terbaik Atasi Stunting NTT Turun 3,2%, Gubernur VBL : Kerja Kita Belum Maksimal

    10 Kabupaten Terbaik Atasi Stunting NTT Turun 3,2%, Gubernur VBL : Kerja Kita Belum Maksimal

    • calendar_month Sel, 12 Okt 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 30
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Memang betul terjadi penurunan stunting tapi jika penurunannya biasa-biasa saja artinya kerja kita kurang maksimal karena yang kita bicarakan ini adalah nyawa manusia. Jika hanya melihat secara statistik memang penurunannya sudah bagus yaitu sampai pada 21%, akan tetapi jika kita melihat dari jumlah, maka saya merasa sedih karena masih ada 80.909 […]

  • Balon Mobilitas Sosial

    Balon Mobilitas Sosial

    • calendar_month Kam, 13 Mei 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Oleh: Josef Herman Wenas Di India tercatat 4.000 kematian dalam dua hari terakhir. Malaysia mulai kemarin (Senin, 10 Mei 2021, red) sampai dengan awal bulan depan memberlakukan lockdown nasional untuk ketiga kalinya sejak pandemi ini mulai lebih setahun lalu. Masuk akal Corona di Indonesia diyakini memiliki banyak klaster Covid-19 yang tak terdeteksi. Dari random sampling […]

  • Program Iptek Bagi Produk Ekspor (IbPE) Politeknik Negeri Kupang Untuk UKM Nice Handycraft

    Program Iptek Bagi Produk Ekspor (IbPE) Politeknik Negeri Kupang Untuk UKM Nice Handycraft

    • calendar_month Sab, 9 Jun 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 24
    • 0Komentar

    Kota Kupang, gardaindonesia.id – Program Iptek Bagi Produk Ekspor (IbPE) Kerajinan Tangan (Handycraft) berbahan limbah perca kain tenun ikat merupahkan pengabdian masyarakat dengan skema Iptek sebagai Produk Ekspor dari Kemenristek Dikti melalui Politeknik Negeri Kupang dibawah Pengawasan Tim Pelaksana Jurusan Teknik Elektro. Ketua Tim Pelaksana Petrisia Widyasari Sudarmadji, S.Kom, M.Si dengan anggota tim, Rocky Yefrenes Dillak, […]

  • Covid-19, Gubernur NTT : ASN Pemprov Tetap Bekerja dan Makan Banyak Kelor

    Covid-19, Gubernur NTT : ASN Pemprov Tetap Bekerja dan Makan Banyak Kelor

    • calendar_month Jum, 20 Mar 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 27
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Untuk meminimalkan dampak penyebaran virus corona (Covid-19), maka diberlakukan jarak sosial (Social Distancing) dan bekerja dari rumah (Work from Home) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). Namun, bagi ASN lingkup Pemprov NTT, hingga Jumat, 20 Maret 2020 masih melakukan aktivitas perkantoran. Sementara, ASN lingkup Kota Kupang telah libur bekerja di rumah pada […]

expand_less