Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Corona dan Karnaval Cinta Kembali Ke Rumah

Corona dan Karnaval Cinta Kembali Ke Rumah

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sel, 24 Mar 2020
  • visibility 45
  • comment 0 komentar

Loading

Corona dan Karnaval Cinta Kembali Ke Rumah

Oleh Marsel Robot 

Kala dunia lagi berlumuran duka lantaran kehidupan sedang tersedak oleh virus misterius “corona” yang mewabah sedunia dan mematikan itu, seorang teman mengirim pesan singkat begini, “Bung, apa yang sedang dunia pikirkan saat ini? Saya sedang membayangkan kota-kota menggantang sepi, berubah menjadi kuburan raksasa, rumah-rumah sakit menjadi padang mayat. Lantas, semua orang menghamburkan semacam tangisan naratif (berkisah) di atas kuburan itu tentang dunia yang kian kerdil, dekil, dan hidup mulai susut dalam gulungan kafan.”

Pesan singkat teman ini, tentu di luar logika kodokteran, ilmuwan, atau para penganut teori konspirasi. Ia hanya menaut-nautkan corona dengan keadaan dunia hari-hari ini. Tidak masuk akal, dan memang ada bagian hidup ini yang misterium, tidaklah cukup akal kita untuk menggapainya. Barangkali teman tadi berimajinasi tentang Tete Manis (Tuhan) mencicilkan hari kiamat atau sedang mengusap romantis ubun manusia yang sedang menciptakan surga rasa neraka di bumi. Atau Tete Manis sedang menyembuhkan manusia dari kesurupan yang selama ini lalai pulang rumah, lupa pulang ke dalam diri, dan lupa jalan menuju-Nya. Mungkin selama ini manusia terus keluar dan meliar di jalanan kehidupan, begitu suntuk menimbun rindu pada dirinya yang tak pernah kelar. Atau selama ini manusia terlalu berhala pada benda. Persis yang diwantikan Yuval Noah Harari (2018), “Saat revolusi saintifik, umat manusia membungkam Tuhan juga.”

Efek Domino Corona

Corona menjadi lida maut yang menjulur dari pojok kelam menyedot nyawa dan mematikan kehidupan. Tak ada virus semisterius corona sepanjang abad ini. Rutinitas manusia sebagai manusia dihentikan. Dari sanalah dirasakan efek sosial corona jauh lebih luas daripada virus corona itu sendiri. Kita diingatkan tidak berkumpul melebihi sepuluh orang. Bahkan, di mana satu dua orang berkumpul, diduga berpotensi virus corona. Itu berarti pula, virus corona menggunting konser kemanusiaan atau basa-basi sosial seperti berjabat tangan, berpelukan, berciuman, dan bentuk-bentuk kemunafikan kolektif lainnya.

Demikian pula, acara penting segenting apapun dihindari. Orang diimbau untuk beribadah di rumah, tinggalkan gereja, masjid, rumah adat, meninggalkan pasar, mall, dilarang bepergian. Kita diminta segera melakukan semacam karnaval cinta pulang ke rumah, pulang ke dalam diri, menikmati hari-hari bahagia di ruang tengah bersama keluarga tercinta. Saat jedah ini adalah waktu paling indah melakukan konser kemanusiaan dengan keluarga seraya menghela napas iman yang kian karatan. Bintang pesepak bola Barcelona, Leonal Messi menikmati masa jedah akibat corona dengan imbauan, “Sudah waktunya untuk bertanggung jawab dan tinggal di rumah, ditambah lagi ini adalah waktu yang tepat untuk bersama orang-orang yang Anda cintai, yang tidak selalu bisa Anda lakukan. Sebuah pelukan…” https://amp.kompas.com/bola/read/2020/03/15/10200068/virus-corona-lionel-messi–waktunya-bersama-dengan-orang-tercinta

Kepanikan dunia lebih krusial pula di bidang ekonomi. Perusahaan nasional atau korporasi transnasional berantakan. Perusahaan maskapai, usaha pariwisata tekor berat. Bayangkan, corona justru muncul dari China yang merupakan negara eksportir terbesar dengan ekspansi paling luas di dunia. Virus Corona menyebabkan perekonomian China memburuk dan berdampak langsung pada fluktuasi ekonomi dunia. Keadaan itu pula yang mendorong pertemuan G-20 yang berlangsung 22—23 Februari 2020. Negara-negara yang tergabung dalam G-20 Amerika, China, Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Indonesia, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Korea Selatan, Turki, Inggris, dan Uni Eropa mengehela tema pertemuan masalah corona, dan membangun solidaritas antara negara, lihat http://www.bi.go.id

Virus Hoaks

Dasar manusia. Masih saja jutek, ugal, dan bandel menimpahkan hoaks menjadi beban tambahan di atas duka dunia karena corona. Virus hoaks yang ditularkan melalui media sosial berhamburan untuk menggemburkan keadaan. Indonesia memang negara paling subur untuk membiakkan hoaks. “Sejumlah 196 hoaks yang terdeteksi. Beragam konten hoaks seperti resep penyembuhan (hoaks tentang bawang putih dapat menyembuhkan corona), tokoh terkenal, Sri Paus dan Herry Poter (Daniel Radcliffe) positif corona, Pangeran Uni Emirat Arab dikabarkan Positif Virus corona, pesan perantai pencegahan virus corona yang mengatasnamakan UNICEF, takut corona, warga tiongkok berebut Al-Quran untuk dipelajari”. Pemerintah Malaysia dan Singapura yang akan menyemprotkan racun pembasmi virus corona atau Covid-19 beredar di media sosial. Pesan berantai lewat aplikasi percakapan WhatsApp pada Minggu, 22 Maret 2020.

Setiap hari virus hoaks menular jauh lebih masif daripada virus corona. Virus hoaks memproduksi kepanikan yang sangat luas dan berdampak pada kegelisahan, dan ketakutan. Keadaan itu pula menjadi rentan (daya tahan tubuh menurun), memudahkan corona menyerbuh tubuh. Virus corona dan virus hoaks mempunyai dampak yang sama dengan cara kerja yang berbeda.

Ada dua perusahaan yang secara kasat mata meraup keuntungan besar. Pertama, perusahaan media sosial yang memproduksi video, kesaksian, pesan pendek atau narasi peristiwa. Terbayang jika ratusan jenis hoaks diproduksi setiap hari, ditularkan 30 juta penduduk, maka mudah dibayangkan keuntungan yang diperoleh dari menjual kebohongan atas kedukaan itu. Kedua, perusahaan pembuat masker yang omsetnya berlipat ganda dan mendatangkan laba yang tak pernah diperkirakan sebelumnya.

Barangkali, kita sedang diingatkan. Sebab, waktu dan ruang telah menyatu dengan eksistensi. Corona, melalui gejala yang sederhana dan menular begitu mudah, mematikan, menghentikan kehidupan. Semua orang diminta pulang ke rumah, pulang ke dalam diri meranumkan kemesrahan dengan keluarga. Sesekali memandang fajar dari serambi timur bersama keluarga, sambil membayangkan tangan pencipta-Nya. Atau bersama keluarga membuka jendela barat memandang sunset (matahari terbenam) merayap menuju peraduan tanpa kita turut ke sana. Lilin memori dinyalakan di hati dan di ruang tengah sambil bertanya siapa kita ini. Kita memang sedang membutuhkan jedah kehidupan yang pernah dikeluhkan Anthony Smith (baca Simiers, 2009), “… bahwa dunia secara keseluruhan tidak dapat menawari kita memori, mitos, dan simbol yang kita butuhkan sebagai makhluk manusia.” Atau minimal seperti terucap dalam penggalan puisi di bawah ini:

Masih punya waktu untuk sekadar mewanti
Apakah kita sedang pergi atau sedang pulang ke eksistensi?
Ketika, aku, kau, dan dia hanya bagian dari perkakas dalam kontainer
Pelabuhan teramat jauh, atau tak ada pelabuhan itu
Kaupun tahu, memori mulai mengering di ladang-ladang
Kaupun tahu, roti yang tak sempat kaubagikan bukan milik kita (Em Er)

(*/Penulis merupakan Dosen FKIP Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang)

  • Penulis: Penulis

Rekomendasi Untuk Anda

  • Gubernur VBL Ingin Jadikan NTT Sebagai ‘Smart Province’

    Gubernur VBL Ingin Jadikan NTT Sebagai ‘Smart Province’

    • calendar_month Sel, 28 Mei 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Untuk menjadi generasi penerus bangsa maka kita harus menjunjung kedisiplinan yang tinggi, cerdas dan memiliki karakter yang baik,” ujar Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dalam pertemuan bersama para siswa SMP Kristen Citra Bangsa di ruang rapat Gubernur pada Senin, 27 Mei 2019 Gubernur VBL menekankan bahwa pendidikan yang hebat akan […]

  • Padma Indonesia Imbau Calon PMI/TKI Gunakan Jalur Resmi

    Padma Indonesia Imbau Calon PMI/TKI Gunakan Jalur Resmi

    • calendar_month Sen, 18 Mar 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 45
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Lembaga Padma Indonesia (Pelayanan Advokasi untuk Keadilan dan Perdamaian Indonesia) menyatakan bahwa Pekerja Migran Indonesia (PMI)  asal NTT yang meninggal dunia di Malaysia mayoritas adalah mereka yang berangkat nekat sendiri atau diajak oleh teman dan/atau jaringan non prosedural ke Malaysia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Padma Indonesia, Gabriel Goa melalui rilis […]

  • Mau Jadi Pemimpin Berkelas, Gubernur VBL : Tunjukan Kualitas Kerja

    Mau Jadi Pemimpin Berkelas, Gubernur VBL : Tunjukan Kualitas Kerja

    • calendar_month Kam, 4 Nov 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 67
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Kerja – kerja kita harus melampaui kerja dengan standar biasa saja yang selama ini dilakukan. Menjadi pemimpin itu harus mampu membawa perubahan besar, dan itu harus dimulai dari dalam diri pemimpin itu sendiri. Jangan asal kerja saja, tanpa memberi hasil yang optimal untuk memberi kesejahteraan bagi masyarakat. Demikian penegasan Gubernur VBL […]

  • Fanus Atok & Julio Do Carmo ‘Seruduk’ Komisi II DPRD Belu

    Fanus Atok & Julio Do Carmo ‘Seruduk’ Komisi II DPRD Belu

    • calendar_month Sel, 8 Feb 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 39
    • 0Komentar

    Loading

    Belu–NTT, Garda Indonesia | Stefanus Atok Bau dan Julio Do Carmo bersama puluhan anggota veteran Cabang Belu ‘seruduk’ (baca: mendatangi) Komisi II DPRD Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin, 7 Februari 2022. Kedatangan mereka ke komisi II itu guna mempertanyakan tentang perkembangan penanganan kasus dugaan pencemaran nama baik yang dilakukan oleh Agustinho Pinto, […]

  • Dinkes Provinsi NTT Segera Distribusi “Catridge TCM” ke Empat Rumah Sakit

    Dinkes Provinsi NTT Segera Distribusi “Catridge TCM” ke Empat Rumah Sakit

    • calendar_month Ming, 7 Jun 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 36
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | “Hasil pemeriksaan dari Tes Cepat Molekuler (TCM) hanya memakan waktu 45 menit dalam pemeriksaan sampel swab, untuk itu kami akan segera mendistribusikan catridge ke 4 (empat) rumah sakit,” jelas Sekretaris I Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi NTT, Dr. drg Domi Minggu Mere, M.Kes. saat jumpa media pada Minggu sore, 7 […]

  • Pasca-Kerusuhan Wamena, 50 Perantau Minang Tiba di Kampung Halaman

    Pasca-Kerusuhan Wamena, 50 Perantau Minang Tiba di Kampung Halaman

    • calendar_month Jum, 4 Okt 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Loading

    Padang, Garda Indonesia | Sebanyak 50 orang perantau Minangkabau tiba dengan selamat di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) pukul 20.50 WIB dengan menggunakan pesawat Batik Air, pada Kamis, 3 Oktober 2019. http://gardaindonesia.id/2019/09/26/400-warga-sumatra-barat-di-wamena-minta-pulang-ke-kampung-halaman/ Kedatangan perantau Minang tersebut disambut haru oleh Kepala Biro Bina Mental dan Kesra Sumbar Syaifullah dan Kepala Dinas Sosial Jumaidi, Dinas Pemberdayaan Perempuan Biro […]

expand_less