Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Angka Kemiskinan NTT, Mau Bikin Apa He?

Angka Kemiskinan NTT, Mau Bikin Apa He?

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sel, 2 Apr 2024
  • visibility 2
  • comment 0 komentar

Oleh Yezua Abel, Statistisi pada BPS Provinsi NTT

Angka kemiskinan Provinsi NTT Maret 2023 sebesar 19,96 persen dari total penduduk NTT. Meskipun secara persentase turun 0,09 poin dari 20,05 persen pada Maret 2022, namun secara absolut jumlah penduduk miskin bertambah 9,49 ribu orang menjadi 1,14 juta orang.

Kemiskinan masih menjadi isu sentral di NTT, karena berbagai upaya pembangunan belum dapat menurunkan angka kemiskinan secara signifikan. Sudah lebih dari dua dasawarsa negeri ini hidup dalam era reformasi, salah satu perubahan dalam sistem pemerintahan adalah pemberian otonomi kepada daerah. Namun upaya bersama penanggulangan kemiskinan di daerah belum mencapai target yang diharapkan.

Data kemiskinan yang akurat dan mutakhir menjadi penentu strategi penanggulangan kemiskinan. BPS menghasilkan data dan indikator kemiskinan melalui survei sosial ekonomi nasional (Susenas). Selain itu, BPS juga menghasilkan banyak data dan indikator terkait kemiskinan seperti kondisi ketenagakerjaan, statistik pendidikan, statistik kesehatan, statistik perumahan, indeks pembangunan manusia, indeks kesetaraan gender, dan lain-lain.

Data dan indikator kemiskinan yang dihitung dari hasil Susenas bersifat makro karena menggunakan data sampel. Data ini hanya dapat digunakan untuk menganalisis kondisi kemiskinan pada waktu tertentu atau untuk mengevaluasi pencapaian program pengentasan kemiskinan. Untuk intervensi program sebaiknya menggunakan data mikro hasil sensus yang memiliki informasi menurut nama dan alamat orang miskin. Data kemiskinan mikro yang terakhir adalah data Registrasi Sosial Ekonomi tahun 2022 yang dikumpulkan BPS berkolaborasi dengan Bappenas, kementerian dan perangkat daerah terkait.

Literasi data kemiskinan perlu terus ditingkatkan melalui berbagai forum agar pembuat kebijakan dan masyarakat umum memiliki pemahaman dan wawasan yang cukup tentang kemiskinan. Bahwa pengentasan kemiskinan tidak semata-mata tugas pemerintah, namun masyarakat harus mendukung sehingga program pengentasan kemiskinan dapat efektif dan tepat sasaran. Hal ini penting untuk mempercepat proses penurunan angka kemiskinan.

Kondisi Kemiskinan di NTT

Kemiskinan merupakan kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan dapat diukur dari banyak aspek atau dimensi tergantung pada kerangka konseptual dan metodologi yang digunakan. Namun dimensi yang paling banyak digunakan adalah pendapatan dan konsumsi atau pengeluaran rumah tangga.

BPS menggunakan konsep kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar untuk makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (GK). Penduduk dikatakan miskin apabila memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK. GK untuk NTT pada tahun 2023 mengalami kenaikan baik untuk makanan maupun non-makanan yang didorong oleh inflasi harga konsumen yang terjadi pada saat survei.

Analisis tren kemiskinan setahun terakhir menunjukkan bahwa GK rata-rata NTT mengalami peningkatan dari Rp461 ribu pada Maret 2022 menjadi Rp507 ribu per kapita per bulan pada Maret 2023 atau mengalami peningkatan sebesar 10,1 persen. GK makanan sebesar Rp389,5 ribu dan GK non-makanan Rp117,7 ribu.

Secara nasional, angka kemiskinan Indonesia Maret 2023 sudah di bawah dua digit yakni 9,36 persen sedangkan NTT masih di atas angka nasional yakni 19,96 persen. Kemiskinan di NTT terkonsentrasi di wilayah perdesaan di mana angka kemiskinannya sebesar 23,76 persen sedangkan di perkotaan hanya 9,12 persen. Jumlah penduduk miskin di NTT pada Maret 2023 sebanyak 1,14 juta orang atau 19,96 persen dari total penduduk NTT meningkat dibanding Maret 2022 yang sebesar 1,13 juta orang. Jumlah penduduk miskin di perdesaan sebanya1,06 juta orang, sedangkan di perkotaan hanya 135,57 ribu orang.

Secara spasial, Kota Kupang tetap menjadi wilayah dengan GK tertinggi pada Maret 2023 yakni Rp733 ribu per kapita per bulan. Kabupaten lain yang memiliki GK relatif tinggi adalah Sabu Raijua dan Ende yakni masing-masing Rp526,8 ribu dan Rp518,9 ribu per kapita per bulan. Sedangkan Sumba Tengah merupakan kabupaten dengan GK terendah yaitu Rp362 ribu. Kabupaten lainnya memiliki GK antara Rp400 sampai 500 ribuan per kapita per bulan.

Gambar 1. Peta persentase penduduk miskin menurut kabupaten/kota tahun 2023

Permasalahan kemiskinan bukan hanya pada jumlah atau persentase yang tinggi, tapi juga pada disparitas antarwilayah. Jika kabupaten/kota dipetakan, maka kabupaten yang memiliki persentase kemiskinan tinggi adalah Sumba Tengah 31,78 persen, Sabu Raijua 28,37 persen, dan Sumba Timur 28,08 persen, Sumba Barat Daya 27,48 persen, Sumba Barat 27,17 persen, Rote Ndao 27,05 persen, dan TTS 25,18 persen. Sedangkan kabupaten/kota yang memiliki persentase rendah adalah Kota Kupang 8,61 persen, Flores Timur 11,77 persen, Ngada 12,06 persen, Nagekeo 12,33 persen, Sikka 12,56 persen, Malaka 14,42 persen, Manggarai Barat 16,82 persen, dan Manggarai 19,69 persen. Disparitas antarwilayah terjadi karena keragaman faktor ekonomi dan sosial budaya di NTT.

Dari sisi jumlah, maka tiga kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin paling banyak adalah Timor Tengah Selatan 119,5 ribu orang, Sumba Barat Daya 101,4 orang, dan Kupang 90,2 ribu orang. Sedangkan tiga kabupaten yang paling sedikit jumlah penduduk miskinnya adalah Nagekeo 18,6 ribu orang, Ngada 20,6 ribu orang, dan Sumba Tengah 24,2 ribu orang.

Setelah pandemi, perkembangan jumlah penduduk miskin di kabupaten/kota di NTT berfluktuasi atau naik turun. Beberapa kabupaten yang konsisten menurunkan angka kemiskinan dalam 2 tahun terakhir ini adalah Malaka, Belu, dan Sikka dengan rata-rata penurunan masing-masing sebesar 4,74 persen; 3,28 persen; dan 2,65 persen. Sedangkan kabupaten yang angka kemiskinannya naik terus adalah Rote Ndao dengan rata-rata kenaikan 1,76 persen. Kabupaten Flores Timur juga patut mendapat perhatian karena mengalami kenaikan paling tinggi di tahun 2023 sebesar 10,15 persen.

Tingkat kemiskinan cenderung menurun, namun perlu diperhatikan adanya indikasi kemiskinan kronis di antara 1,14 juta penduduk di NTT. Mereka adalah kaum marginal dalam kehidupan sosial maupun ekonomi. Banyak sekali di antaranya yang masuk kategori sangat miskin (ekstrem) dengan pengeluaran per kapita sangat jauh di bawah GK sehingga perlu program pengentasan yang berlapis. Meskipun sudah menerima bantuan sosial tunai, program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan, program keluarga harapan, dan bantuan lainnya namun mereka tetap sulit untuk keluar dari perangkap kemiskinan.

Hasil sensus pertanian 2023 menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga pertanian yang menggunakan lahan kurang dari 0,5 Ha (gurem) di NTT bertambah menjadi 467 ribu unit atau meningkat 61,2 persen selama 10 tahun terakhir. Hal ini menguatkan fenomena kemiskinan yang terjadi di perdesaan, karena sektor pertanian identik dengan penduduk di perdesaan.

Selain masalah kerentanan kemiskinan, juga perlu diperhatikan dinamika yang berkaitan dengan perubahan komposisi rumah tangga miskin pada suatu waktu. Seberapa jauh kesenjangan pengeluaran antarpenduduk miskin akibat perubahan komposisi tersebut yang dapat dilihat dari indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan.

Indeks kedalaman kemiskinan (P1) merepresentasikan besarnya total uang yang harus disediakan untuk mengangkat seluruh individu dan rumah tangga miskin sampai pada garis kemiskinan. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan (P2) merupakan ukuran kemiskinan yang memberikan bobot yang lebih besar kepada masyarakat yang lebih miskin. Meskipun cenderung menurun sejak 2016 namun kedua indeks ini untuk daerah perdesaan lebih tinggi dibanding perkotaan. P1 dan P2 di daerah perdesaan masing-masing adalah 4,068 dan 0,983 sementara itu P1 dan P2 di daerah perkotaan masing-masing adalah 3,325 dan 0,798.

P1 menunjukkan bahwa jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perdesaan dari GK perdesaan lebih jauh dibandingkan dengan kondisi yang sama di perkotaan. P2 menunjukkan bahwa kondisi kemiskinan di perdesaan juga lebih berat yang mana rata-rata perbedaan pengeluaran antar-rumah tangga miskin di perdesaan lebih tinggi dibandingkan kondisi yang sama untuk rumah tangga miskin di perkotaan.

Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat

Tujuan utama yang ingin dicapai oleh setiap pemerintahan adalah penghapusan segala bentuk kemiskinan sehingga seluruh penduduknya hidup sejahtera. Tujuan ini telah menjadi target pemerintah baik jangka pendek, menengah maupun panjang dengan besaran tertentu yang ingin dicapai. Karna itu untuk mencapai target-target pembangunan khususnya penurunan angka kemiskinan yang signifikan maka semua perangkat daerah yang terlibat harus memiliki misi yang sama, fokus dan strategi yang tepat untuk pengentasan kemiskinan di bumi Flobamorata.

Dunia tanpa kemiskinan merupakan tujuan (goal) pertama dari tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB) atau SDGs yang menjadi kesepakatan negara-negara anggota PBB. SDGs dimulai 1 Januari 2015 dan akan berakhir pada 31 Desember 2030. Apakah Indonesia dapat mencapai tujuan ini? Indonesia juga punya cita-cita mewujudkan Indonesia Emas 2045 untuk menjadi salah satu negara maju di dunia. Tentu kita harus optimis jika pemerintah memiliki program dan kebijakan yang tepat dan didukung penuh oleh masyarakat maka target yang sulit pun pasti dapat dicapai.

Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan literasi terhadap berbagai isu terutama kemiskinan perlu ditingkatkan. Berbagai program pengentasan kemiskinan harus melibatkan masyarakat misalnya melalui sosialisasi atau forum komunikasi publik. Hal ini akan mendorong partisipasi aktif dari komunitas lokal dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi program pengentasan kemiskinan karena solusi yang dihasilkan lebih sesuai dengan kebutuhan dan keadaan lokal.

Penyusunan program pengentasan kemiskinan yang terbaru biasanya mengikuti prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan inklusif, serta memahami kompleksitas dari kemiskinan multidimensi. Meskipun pendekatan spesifik dapat berbeda tergantung pada konteks daerah namun ada beberapa hal yang prinsip berkaitan dengan penentuan strategi yang tepat yakni:

  • perlunya instrumen yang kuat baik secara hukum maupun teknis yang fokus kepada mereka yang benar-benar miskin untuk segera mendapat penanganan;
  • perlunya intervensi kebijakan yang tepat sesuai kebutuhan spesifik daerah atau masyarakat;
  • monitoring dan evaluasi terhadap pemerintah/lembaga terkait agar implementasi kebijakan di lapangan sudah benar atau tepat sasaran.

Saat ini RPJMD 2020—2024 hampir berakhir, dan RPJMD berikutnya mesti disiapkan oleh pemerintah. Hasil evaluasi terhadap pencapaian pembangunan khususnya kemiskinan menjadi sangat penting menentukan kebijakan dan strategi ke depan. Ketersediaan data dan informasi kemiskinan cukup lengkap sehingga akan memudahkan perencana dan pengambil keputusan menentukan strategi yang tepat dalam pengentasan kemiskinan. Semoga target penurunan angka kemiskinan di bumi Flobamorata secara signifikan dapat tercapai.(*)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Listrik Masuk Desa di Alor Tengah, Profit Usaha Kecil Meningkat

    Listrik Masuk Desa di Alor Tengah, Profit Usaha Kecil Meningkat

    • calendar_month Jum, 13 Mei 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Alor, Garda Indonesia | Tiga desa di Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yakni Desa Welai Selatan, Desa Fuisama, dan Desa Tominiku, resmi menikmati listrik dari PLN pada Juni 2021. Salah satu warga Desa Welai Selatan Lambertus Alopada mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran listrik yang sudah masuk […]

  • Prabowo Subianto Silahturahmi ke Kediaman Jokowi

    Prabowo Subianto Silahturahmi ke Kediaman Jokowi

    • calendar_month Ming, 23 Apr 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Surakarta, Garda Indonesia | Presiden Joko Widodo menerima silaturahmi Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan putranya, Didit Hediprasetyo saat momen Idulfitri 1444 Hijriah pada Sabtu, 22 April 2023 sekitar pukul 12.00 WIB saat berada di kediamannya di Kota Surakarta. “Sebagaimana biasa tradisi kita, adat kita, kalau Lebaran biasanya anak buah itu sowan atau Lebaran kepada pimpinan. Beliau […]

  • Mie Instan Kulit Singkong Plus Kelor, Inovasi Siswa Regina Pacis

    Mie Instan Kulit Singkong Plus Kelor, Inovasi Siswa Regina Pacis

    • calendar_month Sen, 28 Jul 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Inovasi mie instan dari kulit singkong dan daun kelor karya siswa Regina Pacis Jakarta membuktikan bahwa pangan sehat dan ramah lingkungan bisa berjalan beriringan.   Jakarta | Anda penyuka mie instan, kini bakal menerima asupan kaya vitamin dan nutrisi dari mie instan, pangan sehat dan ramah lingkungan. Bagi penikmat mie instan, ini merupakan kabar gembira […]

  • Polri Antisipasi Ancaman Terorisme pada Pemilu 2024

    Polri Antisipasi Ancaman Terorisme pada Pemilu 2024

    • calendar_month Ming, 29 Jan 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo menekankan bahwa menjadi perhatian serius Polri mengantisipasi segala macam gangguan, termasuk ancaman terorisme mendekati momentum Pemilu 2024. “Yang perlu kita ketahui bersama bahwa terorisme masih menjadi ancaman yang kita prediksikan dapat mengganggu jalanya pemilu, juga seperti tahun 2019 lalu,” ujar Dedi dalam keterangannya pada Jumat, […]

  • Nuzulul Qur’an Korem 161/Wira Sakti, Momen Evaluasi & Introspeksi Diri

    Nuzulul Qur’an Korem 161/Wira Sakti, Momen Evaluasi & Introspeksi Diri

    • calendar_month Kam, 30 Mei 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Usai Sholat Isya, Sholat Taraweh dan Sholat Witir, Korem 161/Wira Sakti gelar acara peringatan Nuzulul Qur’an 1440 H /2019, pada Rabu 29 Mei 2019 di Masjid Nurul Wathon Asrama TNI AD Kuanino, Kupang. Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Syaiful Rahman, S, Sos dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kasi Ren 161/Wira Sakti […]

  • Kota Kupang Jadi Tuan Rumah FIM Supermoto Putaran Ketiga Oktober 2018

    Kota Kupang Jadi Tuan Rumah FIM Supermoto Putaran Ketiga Oktober 2018

    • calendar_month Rab, 1 Agu 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Kota Kupang, gardaindonesia.id, 1 Agustus 2018 – Kejuaraan FIM Asia SuperMoto 2018 akan menjadikan Kota Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai tuan rumah pelaksanaan putaran ketiga kejuaraan tersebut pada bulan Oktober 2018 ini. Sebagai kota pelabuhan dan kota terbesar di Timor Barat, Kota Kupang untuk pertama kalinya akan menjadi tuan rumah Kejuaraan […]

expand_less