Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Opini » Surat Kertas Hitam Buat Gubernur dan DPRD Provinsi NTT

Surat Kertas Hitam Buat Gubernur dan DPRD Provinsi NTT

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sen, 15 Sep 2025
  • visibility 3
  • comment 3 komentar

Oleh : Marsel Robot, Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Undana

Bapak Gubernur, Bapak dan Ibu Dewan Perwakilan Rakayat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang saya hormati. Saya menulis surat ini di atas kertas hitam. Maaf! Dan barangkali, Bapak dan Ibu sulit membaca surat ini, karena tidak kelihatan huruf-hurufnya. Lagi pula, ditulis dengan tinta hitam. Namun, jikalau Bapak Gubernur, Bapak dan Ibu Dewan membaca dengan mata hati, maka huruf-huruf di atas kertas hitam itu terlihat sangat terang. Bahkan, makin lama Anda membaca, kata-kata, frasa-frasa, dan kalimat-kalimat surat ini bergegas meninggalkan kertas dan berduyun menuju aula hati Bapak dan Ibu.

Saya menulis surat ini sebagai balasan atas surat Bapak Gubernur per tanggal 16 Mei 2025 dengan nomenklatur Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor 22 tahun 2025. Ini jenis surat sakti dan berbisa.

Saya dan sebagian kecil masyarakat NTT telah membaca dengan seksama surat itu. Cuma dua halaman surat itu. Berisikan dua item penting, yakni tunjangan perumahan dan tunjangan transportasi untuk anggota dewan. Postur kalimat disusun dalam diktum. Namun, dari poin ke poin, berisikan ayat-ayat pilu yang menjadi sembilu menyayatkan rasa keadilan. Bayangkan, dalam pasal 3 ayat 3, misalnya Anda memberitahukan: DPRD diberi tunjangan perumahan Rp23.600.000 setiap bulan. Tunjangan itu naik begitu fantastis dari tunjangan tahun sebelumnya Rp12.500.000 (Pergub No 72 tahun 2024). Itu berarti pula, jumlah yang dibayar negara tiap satu bulan untuk 65 orang DPRD NTT adalah Rp1.534.000.000.

Anda menggunakan kata “perumahan” (bukan rumah) yang mengandung arti kompleks atau terdiri atas sejumlah rumah. Pantas saja biayanya sefantastis itu. Kalaupun disebut “tunjangan rumah”, entah, rumah jenis apa yang digunakan oleh teman-teman dewan semahal itu.

Ketika Anda menyusun kalimat-kalimat ini, pernakah membayangkan tentang keadaan rakyatmu di pedalam Kodi (Sumba Barat Daya), di pedalaman Nelu (Timor Tengah Utara), di pedalaman Rajong (Manggarai Timur), di pedalaman Pulau Pantar (Alor) atau di pedalam Wolowaru (Ende) yang hidup di bawah rumah reot, sereot nasibnya.

Hadir dalam bayangan, tunjangan rumah satu bulan dari 65 anggota DPRD NTT sudah dapat membangun kompleks perumahan sederhana untuk rakyat Anda. Bagian lain, surat Anda itu berisikan tunjangan transportasi yang juga tidak kalah fantastisnya. Dalam Pasal 4 ayat 3, Anda memuat tunjangan transportasi dengan rincian Ketua DPRD NTT per bulan sebesar Rp25.000.000, Wakil Ketua DPRD NTT Rp23.000.000 dan anggota Rp21.000.0000.

Tiba-tiba pertanyaan lewat di depan gedung DPR, begitu miskinkah anggota dewan sampai uang kos (sewa rumah) dan uang angkot (angkutan kota) atau dalam bahasa birokrat Anda uang transportasi harus ditanggung oleh rakyat yang hidupnya memelas di bawah garis kemiskinan dan terus ditimbuni oleh kebohongan? Itu juga, belum direken-reken tunjangan lain yang bunyi itemnya sangat tidak masuk akal. Semakin absurd itemnya, semakin besar uang dari item itu.

Bapak Gubernur, Bapak dan Ibu Dewan Perwakilan Rakayat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang saya hormati. Bukankah peraturan yang Anda susun merupakan produk dari mentalintas rente, mencari keuntungan dari penderitaan rakyatmu? Tahukah Bapak, rakyat Anda makan berapa kali sehari? Dan makan apa? Tetapi, satu yang pasti, bahwa rakyatmu hanya hidup dengan sekerat pertanyaan “apa ada makan hari ini?” Sedangkan di atas sana, para pejabat yang berlagak berjuis itu dan DPR yang menikmati kemewahan di bawah rindang penderitaan rakyat? Lalu, Anda bertanya: makan apa hari ini? Makan di mana? Mestinya, surat Anda harus dirayakan dengan nyanyian requiem. Karena, kalimat-kalimat adalah kain kafan untuk membarigkan jenazah sila kedua, “kemanusiaan yang adil dan beradab.” Sebab, kenaikan tunjangan DPRD yang fantastis berbading terbalik dengan kehidupan rakyat yang melarat, tingkat kurang gizi paling tinggi dan menjadi provinsi termiskin ketiga di Indonesia setelah Papua dan Papua Barat.

Bapak Gubernur dan Bapak Ibu Dewan Perwakilan Rakayat Daerah Nusa Tenggara Timur yang saya hormati. Lebih ironis lagi, Anda menyusun surat ini (baca Pergub) kala Presiden Prabowo memerintah untuk mengencangkan ikat pinggang atau efisiensi. Anda malah menaikkan tunjangan rumah dan transportasi bagi kolegamu Dewan Perwakilan Rakyat.

Kini, rakyatmu bukan saja menderita karena kemiskinan yang mendera sepanjang hidupnya, tetapi lebih menderita membaca surat Anda yang seakan menggorok leher keadilan sosial. Sementara itu, DPR telah telah menggunting jalan pulang sehingga tidak dapat menyaksikan keadaan rakyat. Di ruang DPR, rakyat sekadar tumpukan narasi untuk memperjuangkan kepentingan kalian.

Beberapa rangkap alibi kalian kirimkan kepada masyarakat sekadar menimbun kebohongan. Ketua DPR dengan wajah datar tanpa sila kedua di testanya, berkata sembrono; bahwa tunjangan itu sesuai dengan pergub. Sedangkan Bapak Gubernur mengatakan ini merupakan aspirasi teman dewan karena ongkos daerah pemilihan tinggi.

Kesimpangsiuran jawaban Bapak dan Ketua DPRD sebagai isyarat bahwa Pergub ini sebagai “kemesraan simbolik”. Algoritma birokratis saling menguntungkan. Teringat film komedi 1986: “Kejarlah Daku Kau Kutangkap”. Tentu, saya tak ingin vulgar seperti teman saya Ndaju yang mengatakan, DPR itu sebagai singkatan dari Dewan Pengkhianat Rakyat.

Bapak Gubernur dan Bapa Ibu anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Nusa Tenggara Timur yang saya hormati. Saya sungguh paham, Anda mungkin kesulitan melawan diri. Melawan ketiadaan makna dalam diri seperti petua purba filsuf Kierkegaard. Karena itu, Nietzsche menganjurkan, manusia harus “melawan dirinya” untuk melahirkan manusia unggul (Übermensch). Melawan diri ekstra sulit. Lebih mudah melawan ribuan demonstran daripada melawan diri. Karena itu, RUU Perampasan Aset yang berusia belasan tahun tidak juga disahkan. DPR lebih mampu melawan demonstran daripada melawan diri. Sebagai wakil rakyat, menyerahkan diri kepada rakyat, bukan sebaliknya memalak rakyat. Memang, musuh terbesar seseorang bukan orang lain melainkan dirinya sendiri.

Saya tidak melanjutkan untuk menulis surat ini. Saya tahu Pak Gubernur sangat sibuk mengurus rakyat NTT yang sampai saat ini masih seperti dulu. Saya juga paham keadaan teman-teman DPR, juga sangat sibuk melaksanakan sidang, sesudah sidang, hasil sidang disidangkan lagi dan realisasi sidang itu adalah dokumen sidang. Tetapi, yang paling pasti, ada uang sidang, ada makan siang, ada kudapan, ada uang transportasi, dan ada uang komunikasi intensif. Sungguh tega hidup mewah di bawah rimbunan penderitaan rakyat.(*)

 

 

 

  • Penulis: Penulis

Komentar (3)

  • Norma

    Miris melihat sikap dan alokasi anggaràn untuk DPR RI maupun DPRD Prov NTT. Masihkah ada kerinduan untuk menjagokan mereka atau rakyat tidak akan mau memilih lagi periode akan datang. Biarlàh tidak ada Dewàn yang tidak memiliki empati akan kesusahan terhadap orang yang telah menjagokannya.

    Balas16 September 2025 6:14 pm
  • Christine Chandra

    Sungguh miris dengan kenyataan ini.
    Kalau rakyat hanya menulis
    Kalau rakyat tetap berdiam & menunggu
    Kalau rakyat yang punya pengaruh dijamu di ruang mewah lengkap dengan makan siang mewah

    Tak akan ada artinya tulisan ini
    Tak akan ada perubahan.

    Agenda selanjutnya apa
    Jika pemberitahuan tersebut sudah disampaikan & tetap akan dilaksanakan???

    Kami tunggu GERAKAN RAKYAT NTT yang lebih nyata selanjutnya.

    Balas16 September 2025 4:29 pm
  • Servas Lawang

    Tepuk tangan meriah untuk tulisan ini.

    Balas16 September 2025 7:42 am

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Putus Mata Rantai Covid-19, Kapolda NTT Tekankan 13 Poin Penting

    Putus Mata Rantai Covid-19, Kapolda NTT Tekankan 13 Poin Penting

    • calendar_month Sel, 31 Mar 2020
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Usai Rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) dan telekonferensi antara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dengan Wali Kota dan Bupati se-NTT pada Selasa, 31 Maret 2020 di Gedung Sasando Kantor Gubernur NTT, dengan agenda utama pencegahan penyebaran Virus Corona (Covid-19) di wilayah Provinsi Nusa Tenggara (NTT); maka Kapolda NTT, Irjen […]

  • Ombudsman Ungkap Alasan LLDIKTI Tak Validasi Ribuan Beasiswa PIP

    Ombudsman Ungkap Alasan LLDIKTI Tak Validasi Ribuan Beasiswa PIP

    • calendar_month Rab, 6 Agu 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    LLDIKTI hanya mengurus PIP Perguruan Tinggi yang dibiayai APBN. Sedangkan kabupaten yang hendak memberikan beasiswa kuliah seperti Kabupaten TTU sepenuhnya tanggung jawab daerah masing-masing.   Kupang | LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) merupakan unit pelaksana teknis di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi yang bertugas menyelenggarakan layanan administratif dan dukungan teknis bagi perguruan tinggi. […]

  • Doni Monardo Harap ITB Jadi Pelopor Perguruan Tinggi Tangguh Bencana

    Doni Monardo Harap ITB Jadi Pelopor Perguruan Tinggi Tangguh Bencana

    • calendar_month Ming, 3 Nov 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Bandung, Garda Indonesia | Guna mendukung upaya-upaya pengurangan risiko bencana, Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana menghelat Forum Group Discussion (FGD) dan Launching Menuju ITB Perguruan Tinggi Tangguh Bencana di Gedung Rektorat ITB, Bandung, Jawa Barat pada Jumat, 1 November 2019. Selain bertujuan untuk membangun Kampus Tangguh Bencana dan Berkelanjutan, kegiatan FGD […]

  • Credit Rating PT PLN Persero Naik 2 Kali Dalam Kurun Waktu Setahun

    Credit Rating PT PLN Persero Naik 2 Kali Dalam Kurun Waktu Setahun

    • calendar_month Sen, 3 Jun 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Lembaga Pemeringkat Kredit Standard & Poor’s (S&P) telah menaikkan peringkat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero) menjadi BBB dari yang sebelumnya BBB-, dengan outlook stabil. Kenaikan rating ini merupakan yang kedua kali dilakukan oleh S&P bagi PLN dalam waktu kurang dari satu tahun setelah sebelumnya dinaikkan ratingnya menjadi BBB- pada bulan […]

  • Pesan Natal Ketua MPR RI : Kemajemukan Harus Jadi Kekuatan Utama Bangsa

    Pesan Natal Ketua MPR RI : Kemajemukan Harus Jadi Kekuatan Utama Bangsa

    • calendar_month Rab, 25 Des 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 5
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Perayaan Hari Raya Natal harus dijadikan momentum untuk memperkuat Semangat Kebinekaan. Kemajemukan agama yang ada di dalam masyarakat Indonesia, harus dijadikan sumber kekuatan utama Bangsa Indonesia. Sikap toleransi dan dukungan merupakan ruang kekeluargaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sehingga, kemajemukan yang ada di dalam masyarakat Indonesia bukan menjadi sumber pemecah belah. […]

  • Ungkap Pelaku Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar, Polri : Mereka Suami Istri

    Ungkap Pelaku Bom Bunuh Diri di Katedral Makassar, Polri : Mereka Suami Istri

    • calendar_month Sen, 29 Mar 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Polri telah mengantongi identitas pelaku wanita bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar. Pelaku wanita tersebut berinisal YSF. “Identitas laki-laki tersebut diketahui berinisial L, sementara wanita yang L bonceng bernama YSF,” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono, pada Senin 29 Maret 2021. Irjen Argo mengatakan, YSF bekerja sebagai pegawai […]

expand_less