Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Hasan Nasbi “Sosok Baja” Tak Banyak Diketahui Publik

Hasan Nasbi “Sosok Baja” Tak Banyak Diketahui Publik

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Sab, 17 Mei 2025
  • visibility 2
  • comment 0 komentar

Oleh: Yakub F. Ismail

Publik sempat dihebohkan oleh keputusan Hasan Nasbi yang belum lama ini menyodorkan surat pengunduran diri dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO).

Banyak spekulasi bermunculan pasca-terbit surat tersebut. Mayoritas mengaitkan pengunduran tersebut ditengarai oleh pernyataannya soal teror kiriman kepala babi ke kantor Tempo.

Namun, semua itu hanya soal spekulasi, tidak ada yang tahu pasti soal alasan sebenarnya. Namun, hal yang luput dari amatan publik adalah soal ketegaran dan jiwa kesatria Hasan Nasbi yang bak “baja”.

Hasan Nasbi bukanlah orang baru di dunia media dan komunikasi publik. Beliau telah cukup lama bergelut dengan lingkungan dan dunia media tanah air. Singkatnya, ia terlalu cukup matang dan mapan dalam urusan keprotokolan birokrasi pemerintahan.

Karenanya, wawasan, pengalaman, menjadikannya sosok yang tangguh dan tidak banyak berbasa-basi. Hal terakhir ini yang banyak luput dan tidak disadari banyak orang.

Bukan terbentuk dari rahim politik

Diakui ataupun tidak, hampir sebagian besar elite politik yang muncul di panggung politik nasional adalah mereka yang dibentuk dari “rahim politik”.

Ada yang lahir dari pengaderan partai politik, sebagian ada yang diinkubasi langsung oleh tokoh politik nasional melalui organisasi politik yang dibentuk, hingga mereka yang sejak awal hingga masa tuanya memang mengabdikan diri di jalur politik praktis.

Namun, pengalaman unik dilalui sosok Hasan Nasbi–seorang pria dengan mental “baja” yang justru tak banyak diketahui publik namun tiba-tiba tampil di publik dengan jabatan yang terbilang “mewah”–Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan.

Sebuah jabatan yang tentu tidak mudah diduduki oleh sembarang orang, kalau bukan karena kapasitas, pengalaman dan jam terbang yang cukup di bidangnya.

Bukan rahasia umum bahwa nama Hasan Nasbi mungkin terdengar asing bagi sebagian besar masyarakat. Beberapa yang mengenal beliau hanyalah mereka yang telah lama berkecimpung di dunia media dan strategi komunikasi publik.

Perjalanan karier beliau memang tidak mudah. Ia merupakan pendiri Cyrus Network, sebuah lembaga konsultan politik yang telah melahirkan banyak tokoh nasional di tanah air.

Hasan Nasbi memang bukan sosok konsultan politik kemarin sore. Ia telah lama malang melintang dan melanglang buana di semesta perpolitikan Indonesia.

Memang, dirinya terkenal tidak suka tampil di depan kamera – satu peran yang tampak sedikit kontradiktif dengan tugas dan perannya saat ini. Namun, begitulah ia memperlihatkan dirinya ke publik apa adanya. Ia tipe orang yang tidak suka pencitraan. Barangkali inilah yang membuat dirinya sedikit berbeda dalam hal membangun komunikasi publik dengan minus embel-embel basa-basi.

Orangnya sangat to the point dan berbicara penuh makna. Orang awam bahkan di kalangan intelektual sekalipun jarang memahami pernyataannya secara taken for granted, kalau tidak melalui sebuah interpretasi yang dalam.

Pekerjaannya di belakang layar memang jauh dari sorotan kamera. Tapi, justru bekerja dalam sunyi itulah memainkan perannya dengan penuh kecermatan—lugas, tajam, dan strategis.

Ketajaman membaca arah politik

Satu kelebihan dari Hasan Nasbi yang mungkin tidak banyak orang tahu ialah kepiawaiannya dalam membaca arah politik.

Pergulatannya di dunia konsultan politik membawanya ke dalam sebuah “habitus” yang tidak dimiliki banyak orang: tajam dalam menganalisis probabilitas politik.

Untuk sampai pada tahap ini, ia harus jatuh bangun, bahkan pernah hilang arah. Tapi justru dari kejatuhan berkali-kali inilah ia belajar bagaimana menyusun tumpuan yang kokoh untuk “melompat”.

Seperti besi yang ditempa panas berkali-kali, Hasan Nasbi terbentuk oleh masalalu yang penuh lika-liku. Membuatnya ia menjadi sosok yang tangguh, ulet, dan tak gampang menyerah.

Berangkat dari masa kelam penuh getir itulah muncul “baja” dalam dirinya. Baja bukan hanya logam kuat, tapi ia merupakan simbol dari ketangguhan, keberanian, dan konsistensi.

Dalam beragam hasil wawancara maupun tulisan yang jarang terekspos tentang dirinya, Hasan tampil tidak sekadar konsultan politik, melainkan sebagai pemikir yang gelisah akan arah bangsa.

Ia tanpa ragu meninggalkan tugas dan titipan tanggung jawab, jika ia merasa apa yang dikerjakannya tidak membawa makna apa pun bagi kebaikan bangsa.

Ia ingin demokrasi yang dibangun di rahim Ibu Pertiwi ini benar-benar substantif, dalam arti ia lahir dari rakyat, bekerja untuk rakyat dan menderita dalam pelukan rakyat.

Akhirnya, di negeri yang kerap sibuk mengejar sensasi ketimbang substansi, Hasan Nasbi hadir sebagai paradoks yang menampar wajah elite. Ia menunjukkan bahwa seorang pelayan publik semestinya bekerja untuk rakyat. Dan, seorang pekerja dalam sunyi tidak mesti membuktikan suaranya terdengar gahar. Cukup dengan segala bukti dan dedikasi, maka rakyat akan menilai dengan nurani dan kejernihan pikir.

Hasan Nasbi adalah cahaya sunyi dalam kegelapan yang telah lama menyelimuti negeri. Ia hadir membawa pelita untuk menerangi bangsa yang tengah terhuyung mencari jalan kebajikan.(*)

Penulis adalah Ketua Umum Ikatan Media Online (IMO) Indonesia.

 

 

 

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • ‘Biji Asam Sebagai Pakan Ternak’ – Fapet Undana Gapai Doktor Pertama

    ‘Biji Asam Sebagai Pakan Ternak’ – Fapet Undana Gapai Doktor Pertama

    • calendar_month Sel, 29 Jan 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, gardaindonesia.id | Prodi Ilmu Peternakan pascasarjana jenjang S3 Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang berbangga dan berbahagia dapat menelurkan atau menghasilkan gelar ‘Doktor Pertama’ dari Program Pascasarjana Undana yang dipelopori pendiriannya oleh Prof Ir Frans Umbu Datta; sejak didirikan tahun 2013—Januari 2019 telah menghasilkan 5 (lima) gelar Doktor. Dari 5 gelar Doktor terdapat 2 gelar […]

  • PVMBG Tetapkan Zona Berbahaya Sektoral Gunung Karangetang

    PVMBG Tetapkan Zona Berbahaya Sektoral Gunung Karangetang

    • calendar_month Sel, 12 Feb 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi merekomendasikan warga maupun pengunjung tidak melakukan aktivitas di dalam zona bahaya Gunung Karangetang di Pulau Siau, Sulawesi Utara. Aktivitas vulkanik gunung ini dengan guguran lava terjadi sejak November 2018 lalu. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan rekomendasi zona perkiraan bahaya yang meliputi radius […]

  • “Kita Sesama Pendosa” Refleksi Atas Perikop Injil Yohanes 8:1—11

    “Kita Sesama Pendosa” Refleksi Atas Perikop Injil Yohanes 8:1—11

    • calendar_month Rab, 24 Mar 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 3
    • 0Komentar

    Oleh: Fernando Mau, Mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira Dalam perikop Injil Yohanes 8:1—11 ditampilkan sebuah kejadian yang menggugah kita untuk memberikan tafsiran dan tanggapan kritis atas realitas saat ini. Kalau kita membaca dan merenungkan teks Kitab Suci ini, maka kita dapat menyaksikan bagaimana seorang wanita yang melakukan perbuatan zinah dibawa ke hadapan Tuhan Yesus untuk dihakimi […]

  • Indonesia Tolak Kekerasan Pada Anak

    Indonesia Tolak Kekerasan Pada Anak

    • calendar_month Jum, 20 Jul 2018
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Sorong-Papua,gardaindonesia.id – Beberapa waktu lalu, kabar duka menyelimuti daerah Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan. Setelah ditemukannya seorang anak perempuan berinisal “S” (8 tahun) pada Jumat/13 Juli 2018 lalu dalam kondisi meninggal dunia, setelah hilang selama 2 hari. “S” yang dilaporkan hilang oleh orangtuanya ditemukan dalam keadaan menggenaskan di hutan sekitar tempat tinggalnya. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan […]

  • Presiden Jokowi : ‘Hormati MK dan Jangan Rendahkan!’

    Presiden Jokowi : ‘Hormati MK dan Jangan Rendahkan!’

    • calendar_month Sen, 27 Mei 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Jakarta, Garda Indonesia | Presiden Joko Widodo meminta seluruh pihak untuk menghormati Mahkamah Konstitusi (MK) karena MK adalah lembaga negara yang dibentuk oleh Konstitusi dan Undang-Undang. Selain itu MK juga merupakan penjaga konstitusi yang menjadi landasan utama tegaknya negara. Oleh karenanya, Presiden meminta kepada semua pihak untuk tidak merendahkan lembaga penjaga konstitusi ini. “Lembaga ini […]

  • Terima Mahasiswa KKN Undana, Kel.Merdeka & Tode Kisar Optimalisasi Layanan

    Terima Mahasiswa KKN Undana, Kel.Merdeka & Tode Kisar Optimalisasi Layanan

    • calendar_month Rab, 10 Jul 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Kota Kupang, Garda Indonesia | Sejak tanggal 8—13 Juli 2019, Mahasiswa KKN Undana sebanyak 3.004 disebar dan akan menempati lokasi di 13 kab/kota dan 15 lokasi kampus dan didampingi 1 (satu) orang Dosen Pendamping Lapangan (DPL). Seperti sebaran Mahasiswa KKN Undana di lokasi Kota Kupang yakni di Kelurahan Merdeka dan Tode Kisar. Para mahasiswa KKN […]

expand_less