Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Wisata dan Budaya » Legenda Fatu Kopa

Legenda Fatu Kopa

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Ming, 21 Apr 2024
  • visibility 53
  • comment 0 komentar

Loading

Oleh: Sonny Pellokila

Fatu Kopa merupakan negeri di atas awan. Di sinilah, surga duniawi bagi kaum pencinta pesona alam. Lokasi Fatu Kopa terletak di sebelah tenggara Niki-Niki dan masuk dalam wilayah adat Amnuban. Secara administrasi, Fatu Kopa terletak dalam wilayah administrasi desa Fatukopa, kecamatan Fatukopa, kabupaten Timor Tengah Selatan, provinsi Nusa Tenggara Timur.

Konon ceritanya bahwa nama Fatu Kopa berasal dari sebuah kapal atau bahtera yang telah berubah menjadi batu. Kapal  tersebut datang bersama manusia pertama pada saat penciptaan bumi dan segala isinya, kemudian karam dan jatuh terbalik. Setelah itu berubah menjadi batu (Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap 1921:795). Dari cerita legenda ini, kemudian dikembangkan lagi oleh beberapa pencerita legenda lainnya, bahwa kapal tersebut datang bersama manusia-manusia pertama yang selamat pada saat bencana alam air bah melanda bumi dan segala isinya, kemudian kandas  atau karam dan jatuh terbalik di tempat tersebut. Setelah itu berubah menjadi batu. Seluruh penghuni kapal tersebut, meninggalkan tempat itu, dan pergi untuk tinggal menetap di tempat matahari terbit di pulau Timor.

Ada pula yang mengatakan bahwa, kapal tersebut adalah kapal leluhur Liurai Loro sebagai media transportasi untuk berlayar menuju ke surga. Namun, ketika sampai di cakrawala, kapal tersebut jatuh terbalik ke bumi, lalu berubah menjadi batu.  Itulah sebabnya dalam bahasa Dawan, batu ini disebut Fatu Kopa, “batu seperti kapal terbalik” (Kruyt 1923:457).

Di sebelah timur dari Fatu Kopa merupakan lokasi pemakaman dari raja Amnatun yang meninggal pada tahun 1911. Pemakaman dilakukan secara sederhana dan tubuh dari jenazah hanya dibungkus dengan kain adat, dan ditata sedemikian rupa sehingga kelihatannya seperti sebuah perahu atau sampan terbalik (Poser 1923:278). Walaupun dalam referensi yang digunakan tidak dijelaskan secara detail, siapa nama raja Amnatun yang meninggal, namun kemungkinan besar, raja Amnatun tersebut bernama Loit Banunaek atau keluarga dekat dari raja Amnatun lainnya. Loit Banunaek digantikan oleh putranya, Muti Banunaek II sebagai raja di Amnatun pada tahun 1900.

Raja Amnatun meninggal pada tahun 1911. Pemakaman dilakukan secara sederhana dan tubuh dari jenazah hanya dibungkus dengan kain adat. Foto : istimewa

Ada versi berbeda cerita legenda tentang Fatu Kopa. Versi ini ditulis oleh G. Heujmering dalam artikelnya yang berjudul: “Geschiedenis van het eiland Timor”. Menurut Heijmering, Kopa adalah sebuah batu karang berbentuk kerucut yang sangat mirip dengan gubuk  atau rumah berbentuk kerucut khas Timor. Di sekitar Fatu Kopa adalah tempat tinggal sementara sebuah suku yang kemudian sebagian besar mendiami pulau Semau. Karena mereka mendiami tempat tersebut untuk sementara, pemimpin suku tersebut sering dipanggil dengan nama “Kopan”. Mereka datang dari Tanam Maubes akibat penindasan dan perluasan dari sebuah kerajaan di Belu Selatan (Heimering 1847:16).

Maubes adalah bentuk metatesis dari Maubesi. Namun Tanam Maubes yang dimaksud di atas, bukan terletak di Maubesi-Insana, tetapi terletak dekat sebuah teluk di Belu Selatan, di mana dulunya dikenal dengan Teluk Maubes (Nordholt 2013:64). Saat ini, Teluk Maubes disebut dengan Teluk Maubesi, dan kemungkinan besar wilayah Tanam Maubes yang dimaksud pada waktu itu adalah wilayah Hasan Maubesi di desa Fahiluka, kecamatan Malaka Tengah, kabupaten Malaka yang kita kenal saat ini.

Setelah beberapa lama tinggal di Fatu Kopa, suku kecil ini, kembali diusir oleh orang asing yang menetap di sana. Untuk mencegah perpindahan yang ketiga, mereka berpindah semakin jauh ke arah barat daya. Ke arah ini mereka menemukan suatu tempat yang belum berpenghuni (Heijmering 1847: 16). Tempat ini, kemudian dikenal dengan nama Koepang (Kupang) yang diambil dari nama pemimpin suku tersebut, yaitu Kopan.

Dari cerita-cerita legenda di atas, Fatu Kopa sepertinya memiliki 2 (dua) arti, yaitu batu seperti kapal terbalik dan batu berbentuk kerucut. Batu seperti kapal terbalik, saat ini telah menjadi tempat destinasi wisata bagi pencinta pesona alam, sedangkan eksistensi batu berbentuk kerucut masih misteri sampai saat ini. (*)

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Karyawan Hingga Pejabat Bank NTT Tebar Kasih di Hari Valentine 2023

    Karyawan Hingga Pejabat Bank NTT Tebar Kasih di Hari Valentine 2023

    • calendar_month Sel, 14 Feb 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 32
    • 0Komentar

    Loading

    Kupang, Garda Indonesia | Pada momentum hari kasih sayang atau Valentine Day 2023, Bank NTT kembali melakukan fungsi sosial, dengan menyatakan kepeduliannya terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di sekitar. Jika di tahun 2022, pada momentum HUT ke-60 Bank NTT, dihelat peduli stunting, di mana seluruh karyawan Bank NTT aktif mengorbankan penghasilannya untuk berbagi dengan anak-anak […]

  • Kemenko Polhukam ‘Take Down’ Akun Media Sosial Yang Melanggar Aturan

    Kemenko Polhukam ‘Take Down’ Akun Media Sosial Yang Melanggar Aturan

    • calendar_month Rab, 8 Mei 2019
    • account_circle Penulis
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Menko Polhukam, Wiranto menjelaskan mengenai kondisi pasca pemilu. Dikatakannya, sekarang ini banyak aksi-aksi apakah itu fisik, apakah lewat media cetak, media elektronik dan medsos yang hiruk pikuk. Namun secara khusus Menko Polhukam menyoroti medsos (media sosial) Dikatakan Menko Polhukam Wiranto di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa, 7 Mei 2019 bahwa sebelumnya sudah […]

  • Presiden Jokowi Lantik Jenderal Andika Perkasa Jadi Panglima TNI

    Presiden Jokowi Lantik Jenderal Andika Perkasa Jadi Panglima TNI

    • calendar_month Rab, 17 Nov 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 44
    • 0Komentar

    Loading

    Jakarta, Garda Indonesia | Presiden Joko Widodo melantik Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI pada Rabu, 17 November 2021 di Istana Negara, Jakarta. Pelantikan Jenderal Andika Perkasa dilakukan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 106/TNI/2021 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima Tentara Nasional Indonesia. Keppres tersebut ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 November 2021. Panglima […]

  • Jalan Terjal Mahkamah Konstitusi ‘How Democratic Constitutionalism Die?’

    Jalan Terjal Mahkamah Konstitusi ‘How Democratic Constitutionalism Die?’

    • calendar_month Ming, 14 Apr 2024
    • account_circle Penulis
    • visibility 34
    • 0Komentar

    Loading

    Oleh: Assoc. Prof. Dr. Firman Wijaya Tahun 2024 ini sketsa pemilihan presiden (Pilpres) yang berujung di Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap 3 (tiga) pasangan calon presiden dan wakil presiden menempatkan MK dalam posisi yang problematis-dilematis. Apakah MK akan bertahan pada tradisi kalkulasi angka-angka (judicial restrain) atau kah berani lebih jauh bergerak dengan legal frame work yang […]

  • Pulau Sumba Semakin Terang, PLN Listriki 9 Desa dan 9 Dusun

    Pulau Sumba Semakin Terang, PLN Listriki 9 Desa dan 9 Dusun

    • calendar_month Rab, 12 Jul 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 48
    • 0Komentar

    Loading

    Sumba, Garda Indonesia | PT PLN (Persero) berhasil menghadirkan listrik di 9 (sembilan) desa dan 9 (sembilan) dusun di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kehadiran listrik PLN di 4 (empat) kabupaten yakni Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya selama 24 jam tersebut menjadi bukti kehadiran Pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara […]

  • Cara PDAM Kota Kupang Atasi “Meteran Angin” di Tahun 2021

    Cara PDAM Kota Kupang Atasi “Meteran Angin” di Tahun 2021

    • calendar_month Sen, 4 Jan 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 50
    • 0Komentar

    Loading

    Kota Kupang, Garda Indonesia | PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kota Kupang dalam mengatasi masalah “meteran angin” atau leding air yang hanya menyemburkan angin tanpa mengeluarkan air, telah menetapkan langkah-langkah strategis di tahun 2021. Demikian penegasan Direktur PDAM Kota Kupang, Johannis Silvester Ottemoesoe, S.E. kepada Garda Indonesia pada Senin siang, 4 Januari 2021. Menurutnya, langkah […]

expand_less