Cara Sederhana CIRMA Hadirkan Keadilan Iklim Petani Timor Barat
- account_circle Roni Banase
- calendar_month 5 jam yang lalu
- visibility 87
- comment 0 komentar

![]()
Pulau Timor | Keadilan iklim bagi petani yakni memastikan bahwa para petani terutama petani kecil yang paling terdampak perubahan iklim, mendapat perlindungan, akses, dan dukungan yang adil untuk bisa bertahan dan berkembang di tengah krisis iklim yang mana bukan mereka penyebab utamanya.
Petani berhadapan langsung dengan kekeringan, banjir, cuaca ekstrem, serangan hama baru. Keadilan iklim berarti negara dan dunia menyediakan sistem peringatan dini, perlindungan risiko gagal panen, dan bantuan saat terjadi bencana iklim.
Tak hanya itu, petani juga dihadapkan pada keterbatasan akses terhadap pembiayaan dan teknologi ramah iklim, petani sering tidak punya modal untuk irigasi hemat air, benih tahan perubahan iklim, dan teknologi pertanian presisi.
Maka, keadilan iklim berarti mereka bisa mendapatkannya tanpa beban berat.
Menilik kondisi ini, Centrum Inisiatif Rakyat Mandiri (CIRMA) duduk bersama para petani kecil, kebanyakan para lansia yang telah melewati begitu banyak musim panjang, gagal panen, dan ketidakpastian iklim yang makin tak menentu.
Di bawah naungan pohon dan di depan rumah adat, mereka membuka ruang hati, melepaskan beban lama, menata ulang rasa lelah menghadapi perubahan cuaca, lalu menata kembali harapan dan mimpi tentang tanah yang tetap subur, air yang tetap ada, dan kebun yang tetap memberi makan.
Hari ini, Sabtu, 29 November 2025, perjalanan baru dimulai dari Poktan Tae Tat Tit, Desa OelEkam, Timor Tengah Selatan (TTS). Pertemuan ini bukan hanya soal mengorganisir kelompok tani. Ini adalah bagian dari perjuangan kecil untuk keadilan iklim, upaya memastikan bahwa mereka yang paling sedikit menyumbang kerusakan bumi, tetapi paling pertama merasakan dampaknya, mendapat ruang untuk bangkit, bersuara, dan memperkuat daya tahan hidupnya.
Dari dialog penuh ketulusan, lahir sebuah roadmap aksi menuju arah baru perjalanan Poktan Tae Tat Tit dalam mentorship CIRMA berupa penguatan kelompok, adaptasi berbasis kebun rakyat, dan perubahan yang pelan, namun pasti.
Direktur CIRMA, John Mangu Ladjar menekankan bahwa ketika komunitas paling rentan diberi ruang untuk bermimpi dan menentukan arah hidupnya, di situlah keadilan iklim mulai bekerja, dan bukan dari konferensi besar, tetapi dari lingkaran kecil seperti ini.
“Mereka (petani kecil, red) yang paling sedikit berkontribusi terhadap perubahan iklim tidak boleh menjadi pihak yang paling menanggung akibatnya,” tegasnya.
- Penulis: Roni Banase











Saat ini belum ada komentar