Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Humaniora » Merenungkan Kematian

Merenungkan Kematian

  • account_circle Penulis
  • calendar_month Ming, 12 Mei 2024
  • visibility 2
  • comment 0 komentar

Oleh: Novilus Uropmabin, Mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) Fajar Timur Abepura, Jayapura, Papua

Ziarah hidup manusia tidak lengkap jika tidak menyentuh topik yang sering dihindari oleh kebanyakan orang yaitu kematian. Hal ini sangat sensitif dan kontras dengan kehidupan manusia sehingga tidak ambil pusing untuk memikirkan atau merenungkannya, tetapi toh tidak mengubah keniscayaan kematian.

Merenungkan kematian atau kefanaan, para filsuf stoa merefleksikan bahwa kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan dan mengerikan tetapi ia adalah bagian dari hukum alam (nature). Sehingga kita dianjurkan untuk hidup selaras dengan alam agar bisa hidup bahagia, karena kematian sebagai bagian dari alam bukanlah sesuatu yang menakutkan, bahkan seharusnya bisa membahagiakan.

Pada pemahaman di atas memberikan kita suatu pencerahan untuk tidak harus takut pada kematian tetapi menerimanya sebagai bagian dari hidup kita sekaligus hukum alam yang tidak bisa diintervensi oleh manusia.

Segala ketakutan kita akan kematian disebabkan bukan karena kematian itu sendiri tetapi anggapan atau gambaran dan konsep kita tentang kematian membuat takut. Jika pemahaman kita mengenai kematian adalah sesuatu yang menakutkan, maka reaksi kita pun menjadi negatif dan ingin menghindari untuk merenungkan kematian. Namun sebaliknya, jika pemikiran kita akan kematian bukanlah sesuatu yang menyeramkan, menakutkan dan ancaman akan kehidupan kita, maka kita pun akan lebih tenang dan positif untuk menghadapinya.

Jadi, para filsuf stoa memahami hal ini bahwa takut akan kematian dibentuk oleh interpretasi kita manusia, bukan kematian itu sendiri.

Merenungkan Kefanaan

Merenungkan kematian atau kefanaan tidak dapat membuat kehidupan ini tak bermakna melainkan sebaliknya bahwa merenungkan kematian membuat kita memiliki tujuan hidup.

Saat yang demikian kita bisa bercermin dari pengalaman seorang bangsawan Prancis Michael de Montaigne sebagai korban meninggal setelah terlempar dari kuda yang berlari kencang. Saat teman-temannya membawa pulang tubuh Montaigne yang lemas dan berdarah, Montaigne melihat bagaimana hidupnya menyelinap pergi dari tubuh fisiknya bagaikan tarian roh di ujung bibirnya hanya untuk kembali ke tubuhnya di detik-detik terakhir.

Demikian pun dalam kehidupan setiap kita memiliki pengalaman masing-masing atas kejadian yang di luar dari kendali kita membuat hidup ini tak memiliki tujuan, arti, makna dan tidak adil.

Persepsi membawa kita terlampau jauh untuk membenci terhadap apa yang kita alami, namun kita secara positif menanggapi peristiwa hidup yang sedang alami menyadarkan kita untuk kembali merenungkan kefanaan dan menjadikan sebuah momen untuk merefleksikan eksistensi diri serta sesuatu yang menggembirakan dan berdaya guna bagi kelangsungan hidup.

Pada kehidupan ini, mesti mengikatkan diri bahwa kita adalah makhluk yang fana. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mengatakannya tetapi di lubuk hati terdalam kita bertindak dan bersikap seakan-akan tak terkalahkan atas kefanaan kita. Jika tidak mengakui kefanaan diri kita sendiri, maka kita akan  menghabiskan begitu banyak waktu dengan memikirkan hal-hal yang sepele.

Oleh karena itu, ingatlah bahwa jika sesuatu yang berada di bawah kendali kita, hal itu layak menerima setiap upaya dan energi kita. Tetapi sesuatu yang terjadi di luar dalam diri kita, maut atau kematian bukanlah salah satu yang tidak dapat mengendalikan berapa lama kita akan hidup atau apa yang akan datang dan mengambil kehidupan kita. Namun memikirkan dan menyadari kefanaan kita untuk menciptakan perspektif serta urgensi yang nyata karena hal ini juga justru menyadarkan kita sekaligus menghidupkan.

Kita bisa belajar menyesuaikan diri, merenungkan kematian kita setiap saat untuk berdamai dengan maut agar tetap kreatif, inovatif, produktif dalam kehidupan sehari-hari kita. Sebab kematian inilah fakta kehidupan yang final dan membuat kita rendah hati untuk merenungkan  serta merefleksikan perjalanan eksistensi kita sambil menabur benih-benih kebaikan kepada dunia dan segala isinya. Karena kematian menyadarkan setiap kita untuk berbuat sesuatu yang bermakna di dunia nyata ini.

Kematian kita sebagai bagian dari hukum alam

Maut atau kematian bagaikan manajer panggung yang menurunkan tirai dan di protes oleh sang aktor. Ya, ini akan menjadi 3 (tiga) babak dan panjangnya drama hidup ini ditetapkan oleh Sang Kuasa di balik penciptaanmu, dan yang sekarang sedang mengarahkan kepulanganmu. Baik kedatanganmu maupun kepulanganmu tidaklah ditetapkan oleh dirimu sendiri. Maka, pergilah kamu dari hidup ini dengan penuh keikhlasan (Marcus Aurelius).

Jika kita hidup dalam konsep pikir di atas maka keberadaan kita di dunia ini atas dasar kehendak dan keinginan kita sendiri. Kita bukan sebuah makhluk yang memutuskan untuk suka  mengembara ke mana saja, misalnya saya mau ke sebarang sana di sini saja bosan dan kemudian tiba-tiba menjadi bayi namun kita semua lahir di luar dari kemauan kita. Maka, para filsuf stoa menyebutnya sebagai alam yang mengundang kita masuk ke dalam hidup dan poinnya tidak berubah yaitu kehadiran kita di kehidupan ini terjadi di luar kendali kita.

Jadi, dalam hal ini Marcus Aurelius memberikan suatu penekanan bahwa kita bisa meninggalkan dunia ini dengan ikhlas apabila kita menjalani hidup yang selaras dengan alam. Kehidupan yang terbebas dari emosi negatif misalnya ketakutan akan kematian, kecemasan, kemarahan, dendam, iri hati, dengki, dendam, awa nafsu, keserakahan dan lain sebagainya. Kemudian hidup atas dasar keutamaan yakni keberanian, keadilan, kedamaian, kemampuan untuk menahan diri, dan kebijaksanaan dalam memilih pilihan hidup.

Hidup yang tidak berlebihan dan selalu siap menghadapi keadaan apa pun serta hidup yang penuh perikemanusiaan kepada sesama, tanpa mendiskriminasi orang lain atas dasar apa pun adalah hidup selaras dengan alam dan para filsuf stoa percaya bahwa kapan pun hidup kita harus berakhir dengan baik serta sesungguhnya kita sudah menjalani hidup yang baik, dan kita akan menghadapi kematian dengan penuh ikhlas.(*)

Sumber. Manampiring Henry. 2018. Filosofis Teras, Filsafat Yunani-Romawi kuno untuk mental tangguh masa kini. Jakarta. Kompas

Holiday Ryan: 2023. Rintangan adalah jalan, filosofi tak lekang zaman untuk mu mengubah usaha coba-coba menjadi kemenangan. Jakarta. Gramedia

  • Penulis: Penulis

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bakti Sosial Kodim 1627/Rote Ndao, Bangun Rumah Warga Korban Badai Seroja

    Bakti Sosial Kodim 1627/Rote Ndao, Bangun Rumah Warga Korban Badai Seroja

    • calendar_month Sen, 12 Apr 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 2
    • 0Komentar

    Rote Ndao-NTT, Garda Indonesia | Kodim 1627/Rote Ndao membangun dapur umum dan melakukan bakti sosial kepada korban bencana Badai Seroja di beberapa titik desa di Kabupaten Rote Ndao. Rumah masyarakat yang rusak parah menjadi sasaran kegiatan oleh personil Kodim 1627/Rote Ndao. Aksi kemanusiaan Kodim 1627/Rote Ndao tersebut dihelat pada tanggal 7—10 April 2021, diawali dengan […]

  • Pertemuan Prabowo-Megawati, Sinyal Indonesia Menuju Perubahan?

    Pertemuan Prabowo-Megawati, Sinyal Indonesia Menuju Perubahan?

    • calendar_month Kam, 10 Apr 2025
    • account_circle Penulis
    • visibility 0
    • 0Komentar

    Pertemuan Prabowo-Megawati menjadi lebih dari sekadar simbol. Pertemuan ini adalah manuver politik strategis untuk memperkuat fondasi kebangsaan.   Jakarta | Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan), Megawati Soekarnoputri menjamu Presiden Prabowo Subianto di rumahnya Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin malam, 7 April 2025. Pertemuan yang diprakarsai oleh Ketua Harian Partai […]

  • Koalisi PDIP dan KIB Potensial Bentuk Pemerintahan Yang Kuat

    Koalisi PDIP dan KIB Potensial Bentuk Pemerintahan Yang Kuat

    • calendar_month Sen, 10 Okt 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Oleh: LSI Denny JA Empat belas bulan sebelum Pilpres 2024, pasangan Ganjar Pranowo – Airlangga Hartarto (Ganjar – AH) merupakan pasangan paling populer/disukai, dengan elektabilitas tertinggi. Elektabilitas Ganjar- AH lebih tinggi dibandingkan Prabowo- Puan, Prabowo- Muhaimin Iskandar, Anies- AHY, Anies- Khofifah, Puan- Ganjar, ataupun Ganjar- Puan. Simulasi 3 (tiga) pasang, ada Ganjar – AH, Prabowo […]

  • Beredar dan Viral Video Simulasi Vaksinasi Covid-19 di NTT, Ini Klarifikasinya

    Beredar dan Viral Video Simulasi Vaksinasi Covid-19 di NTT, Ini Klarifikasinya

    • calendar_month Jum, 22 Jan 2021
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Kupang-NTT, Garda Indonesia | Sebuah cuplikan video tentang simulasi Vaksinasi Covid-19 yang dilaksanakan di halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT pada Rabu pagi, 13 Januari 2021; beredar luas dan viral di dunia maya, telah diedit dan dipelesetkan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Video berdurasi 3 menit 49 detik tersebut diunggah secara langsung atau live […]

  • Bank NTT di Sumba Tengah Diresmikan Jadi Bank NTT Waibakul

    Bank NTT di Sumba Tengah Diresmikan Jadi Bank NTT Waibakul

    • calendar_month Sab, 26 Agu 2023
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Waibakul, Garda Indonesia | Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (OJK NTT) menyetujui perubahan nama Bank NTT Bank NTT Cabang Anakalang menjadi Bank NTT Waibakul. Perubahan nama tersebut sesuai administrasi OJK berupa surat OJK Provinsi NTT Nomor 59 Tahun 2023 tanggal 21 Agustus 2023. Demikian dijelaskan Direktur Teknologi Informasi (TI) dan Operasional Bank NTT, […]

  • Infeksi Saluran Kemih dan Cara Mencegah

    Infeksi Saluran Kemih dan Cara Mencegah

    • calendar_month Ming, 27 Mar 2022
    • account_circle Penulis
    • visibility 1
    • 0Komentar

    Infeksi saluran kemih adalah kondisi ketika organ yang termasuk ke dalam sistem kemih mengalami infeksi. Organ tersebut bisa ginjal, ureter, uretra, atau kandung kemih. Namun, infeksi saluran kemih umumnya terjadi di uretra dan kandung kemih. Berawal dari ginjal, zat sisa di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam bentuk urine. Selanjutnya, urine dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju kandung kemih. Setelah ditampung di […]

expand_less